****ARYO POV****
Beberapa jam yang lalu....
Di rumah.
"bu, seragam PDL ku mana?"
Teriakku dari dalam kamar."coba cari di dalam laci lemarimu!!!"
Balas ibu."tidak ada bu!!!!, ini juga Aryo mau pake besok"
Lalu Ibupun datang.
"mungkin di simpan sama Abri, kan kemarin dia yang melipat baju"
Jelas ibu."adduh...... Jadi bagaimana bu?"
"ah!, kamu pake saja seragam bapak dulu"
"eh?! Benar juga!, seragamnya mana bu?"
Tanyaku."ada di lemari, tunggu ibu am.... "
"ehhh tidak perlu bu, biar Aryo sendiri yang Ambil, ibu masak saja buat makan siang, nanti Abri pulang kelaparan"
"ahh iya iya, makasih ya yo, ibu ke dapur lagi kalau begitu"
Akupun masuk ke kamar ibu dan mencari seragam milik bapak di lemari.
Setelah lama membongkar sana sini, akhirnya aku menemukan seragam milik bapak yang masih rapi terlipat.Aku mencium seragam itu...
"aroma bapak...... "
Semua kenangan bersama bapak kembali terlukis di kepalaku."eh?"
Aku melihat sebuah buku kecil di balik baju seragam tadi.
Aku mengambil dan membukanya.Ternyata ini catatan milik bapak!
Semua jadwal, hari-hari penting, nama, nomor telpon hingga hari ulang tahun kami semuanya tercatat di sini.Semuanya begitu indah hingga ku buka lembaran selanjutnya.
Nampak tertulus nama Fahmi yang sangat besar.
"Fahmi?"
Ini semakin membingungkan, aku mencoba membuka lembaran selanjutnya dan rupanya ada banyak kalimat yang tertulis.
Di mulai di tanggal 12 November
Hari Abri pertamakali di rawat di rumah sakit."Putraku kecelakaan parah dan menyebabkan ia koma"
Lalu berikutnya, di tanggal 14 November.....
"Kondisi Abri mulai membaik walaupun masih belum ada tanda-tanda kesadaran"
19 November.....
"Di tengah malam saat aku menjaga Abri, dia tiba-tiba meneriakkan nama Fahmi dan mulai saat itu, ia selalu mengucapkan nama Fahmi dalam kondisi koma"
24 November.....
"hari dimana harusnya seorang pelaku yang menabrak anakku di jatuhi hukuman, menjadi hari ia bebas. Itu karena Abri semalam beberapa menyebutkan nama si pelaku. Itu membuatku berpikir jika Abri ingin sesuatu dari pelaku tetapi bukam sebuah penjatuhan hukuman"
25 November.....
"Abri masih menyebut nama Fahmi sesekali"
.
.
.
."kau harus tahu, Adikku benar-benar sangat mencintaimu"
Kataku.Fahmi hanya terdiam.
"kenapa dia malah mencintaimu?!, jika memang dia menyukai pria aku tidak keberatan! Tapi kau....... "
"dia sudah mengungkapkan perasaannya padaku... "
Kata Fahmi.
"aku menolaknya"
Sambungnya."ini benar-benar memusingkan kau tahu?, di sisi lain aku senang kau menolaknya, tapi di sisi lain aku merasa kasihan pada adikku, dia tidak dapat melupakanmu hingga sekarang"
"aku menolaknya karena aku ingin Abri bisa melupakanku"
"itu semua sia-sia, kini dia hidup hanya untuk mencintaimu, bahkan lebih dari cinta untuk kakaknya sendiri"
.
.
.
.****FAHMI POV****
Di kamar...
"jauhi adikku, aku akan mengurus perpindahannya seminggu lagi ke sekolah yang lain"
Sebuah kalimat yang membuatku tidak nyaman.
"pasti, ku mohon segerakan saja"
Dan sebuah jawaban yang membuatku merasa menyesal sekarang.
Sebenarnya ada apa denganku?!
Aku hanya ingin hidup dengan tenang!Namun semuanya sirna akibat kecelakaan itu.
Sekarang aku benar-benar merasa ada yang salah denganku.
Apapun hal yang menyangkut Abri selalu saja membuatku gelisah entah apapun itu..
.
.
.****ABRI POV****
"Abri..... "
Kak Aryo masuk kedalam kamar."kak?, habis kemana?"
Tanyaku."habis keluar dulu sebentar, ada yang kakak mau bicarakan sama kamu, bisa?"
"pake izin dulu, kan dari tadi kita udah ngobrol"
"serius bri"
Kata kak Aryo dengan tegas.
Kak Aryo lalu berjalan mendekat ke arahku.
"Abri, mulai minggu depan kamu harus pindah sekolah"*****
Ketika hubungan tak di restui kakak sendiri :v
Jangan lupa vote :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Hati (Sejenak#2)
HumorAbri terbangun dari Komanya dan menyadari jika semua yang telah ia alami bersama Fahmi dan teman-temannya hanyalah mimpi belaka. Namun justru itu adalah sebuah awal untuk kisah mereka, bagaimanakah mereka bertemu di kehidupan nyata?