Kampanye pemilihan (66)

165 20 0
                                    

Perpustakaan....

****ABRI POV****

"jadi bri, apa rencanamu untuk kampanye kita?"
Tanya Rajab.

"tenang jab! Ideku sudah sangat bagus"

"setidaknya sampaikan dulu idemu pada kami"
Kata Gusti.

"hehehehe maaf, begini....."
Aku meletakkan sebuah kardus ke atas meja.

"kardus? Untuk apa?"
Tanya Rajab.

"iya kak Abri, kardusnya untuk apa?"
Tanya Rama juga, aku mengajak Rama menjadi bagian dari tim sukses kami hehe.

"kita berlima akan masuk ke setiap kelas untuk mengumpulkan apa saja yang di harapkan oleh para siswa untuk sekolah kedepannya"
Jelasku.

"hmmm, jadi maksudmu kita akan berusaha mewujudkan apa yang bisa kita wujudkan?! Begitu?!"
Tanya Rajab.

"iya, selama keinginannya masih bisa kita terima dan baik untuk sekolah kedepannya"
Kataku.

"ya sudah, apa yang kita tunggu?! Ayo!"
Sahut Gusti.

Aku, Rajab, Gusti, Rama dan Cindy mulai berkeliling kelas.

2 Jam kemudian.....

Kami kembali ke perpustakaan setelah mendapatkan pesan dari perwakilan setiap kelas (ketua masing-masing kelas).

"ayo kita buka sekarang aku sangat penasaran!!!!"
Cindy begitu antusias ingin melihat isi setiap pesan yang ada di dalam kotak.

"iya, ayo kak Abri di buka!"
Seru Rama.

"oke!"
Akupun membuka kardusnya dan mengambil selembar kertas yang ada di dalam situ.
Aku membuka lipatan kertas itu dan mulai membaca.....
"Dari kelas 10 IPS - 3, kami meminta kepada kakak paslon nomor 5 untuk mencoba meningkatkan ketakwaan siswa dalam beragama di lingkungan sekolah ini, ini pasti dari Imam.... "
Imam adalah salah satu juniorku di PMR hehe, orangnya memang religius.

"jadi bagaimana soal itu bri?"
Tanya Gusti.

"akan aku pikirkan nanti, next!"

"biar aku yang baca!"
Cindy mengambil kertas di dalam kardus.
"dari kelas 2 IPA - 1, kami ingin sekolah bisa menjadi tempat yang menyenangkan sehingga belajar terasa tidak jenuh lagi"

"ini dari kakak kelas 3 IPS - 3, akhir-akhir ini kita kesulitan air di lingkungan sekolah, apa yang bisa kalian lakukan untuk mengatasi masalah ini?"
Rajab membaca salah satu pesan juga.

"kak Abri bagaimana dengan yang ini?, dari kelas 2 IPA - 3, mereka mengeluh kelas mereka ada di dekat tempat pembuangan di sekolah, apa kita bisa membantu yang ini juga?"
Tanya Rama.

"tenang semua!, besok kita akan mulai bekerja, jadi siapkan tenaga dan pikiran kalian, Semangat semua!!!!"

"SIAP!!!!!"

.
.
.
.

Keesokan harinya....

Aku dan keempat tim suksesku berdiri di depan Musollah sambil memegang alat-alat kebersihan.

"ayo teman-teman! Mulai!!!!!!!"
Teriakan semangat dariku langsung membuat yang lain maju.

"Rama ambil air untuk mengepel, Rajab bersihkan debu di jendela, Cindy, tolong di sapu lantai, Gusti bantu aku menggulung sajadah di dalam, Ayo semuanya mulai kerja!!!!!"

Semua langsung mengikuti arahan dariku.

Tiba-tiba di tengah aktivitas kami membersihkan.....

"hmm, ada apa ini?"
Tanya seseorang, sontak kami berhenti dan melihat siapa yang bicara tadi.

Ternyata itu adalah pak Ikhdar, seorang guru bahasa Indonesia di sekolah kami.

"eh pak, Assalamualaikum.... "
Sapaku.

"Wa'alaikumussalam, Abri, kalian tidak masuk belajar?"
Tanya pak Ikhdar.

"kami sedang mengumpulkan suara pak, dalam rangka kampanye pemilihan, jadi ada izin sama guru di kelas hehehe"
Jelasku.

"ahhh begitu....., jadi kalian sedang apa?"
Tanya pak Ikhdar lagi.

"ini pak, kami membersihkan Musollah agar siswa sama Guru-guru di sekolah jadi semangat beribadah di sekolah"

"wahh bagus itu Abri, tapi sekarang air sedang susah di sini, bagaimana untuk Wudhu?"

"ahh itu pak....., Teman-teman teruskan bersihkan Musollah, aku lanjut ke yang lain!"

"Siap bri!!!!"
Sahut yang lain.

Aku lalu mengajak pak Ikhdar ke suatu tempat, tidak jauh dari Musollah tadi.

Aku melepaskan seragam sekolahku hingga tersisa baju kaos dan celana pendek saja.
Aku kemudian mengambil cangkul dan sekop yang sudah aku siapkan sebelumnya.

"aku akan membuat sumur untuk itu pak!"
Kataku.

"Abri kamu serius?"

"tentu saja pak, soal aku nanti terpilih atau tidak itu urusan belakangan, setidaknya ini demi kebaikan sekolah juga"
Jelasku.

"nah! Kalau begitu bapak akan bantu kamu!, jam istirahat nanti bapak akan kumpulkan beberapa orang yang lain untuk membantu kalian"

"Alhamdulillah!!!! Terima kasih pak!"

"ya sudah, bapak pergi dulu, bapak ada kelas sekarang, semangat ya!"
Dan pak Ikhdar pun pergi.

Sementara itu aku mulai menggali di titik yang sudah ku perkirakan sebelumnya.

.
.
.

****FAHMI POV****

Tok tok tok.....

Seseorang mengetuk pintu ruang osis.
"iya silahkan, tidak di kunci kok"
Kataku.

Pintupun terbuka dan Wandi langsung masuk.

"Fahmi!"

"Wandi? Ada apa?"

"apa kau sudah memulai kampanyemu?"
Tanya Wandi.

"hufff belum wan, aku belum tahu apa yang harus aku lakukan"

"kalau begitu ikut saja denganku, kita bantu Abri!"

Bantu Abri?
Apa yang Abri lakukan?

"memangnya Abri sedang apa?"
Tanyaku penasaran.

"Abri sekarang sedang melakukan sesuatu yang hebat!, sepertinya dia yang akan terpilih di pemilihan nanti haha, ayo kumpulkan tim suksesmu, aku juga sudah menyuruh tim suksesku untuk membantu tim Abri"

"i...iya.... "

Memangnya Abri sedang apa?

*****

Ga sampai gali sumur sendiri sih, tapi dulu author mencanangkan buat bikin sumur di sekolah, soalnya kalau musim kemarau air susah hehe :)

Jangan lupa vote :D

Selir Hati (Sejenak#2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang