35. I Said No

921 135 20
                                    

*Jangan lupa vote sebelum baca🤗

"Kalau kamu lagi pengen menangis, ga usah maksain senyum. Kalau kamu lagi pengen mengeluh, gapapa, itu bukan berarti ga bersyukur. Kalau kamu muak sama keadaan, jangan dipendam sendirian. Seperti halnya bahagia, kamu juga berhak bersedih."

🌺Secret Flower for Khanza🌺

H a p p y R e a d i n g ✨

Yasmine segera bergegas ketika mendengar suara benda jatuh dari kamar bawah. Ibu satu orang anak itu menghampiri adiknya yang sedang memunguti pecahan beling yang ada di sekelilingnya. "Kamu apa-apaan sih Za! Udah biar Mbak aja!" bentaknya.

"Mbak aku-"

"Sini bangun, Mbak kan udah bilang, kalau ada apa-apa panggil aja! Gini kan jadinya." ucap Yasmine sembari memapah adiknya duduk di atas ranjang.

"Maaf." ucap Khanza.

Yasmine yang sedang memunguti pecahan beling pun berhenti sejenak. Dia memandangi adiknya itu. "Kenapa minta maaf? Mbak cuma khawatir Za, kamu tau kan?" ucapnya.

Khanza mengangguk. Dia tahu  kakaknya khawatir, itu terlihat dari raut wajahnya. Wanita berkacamata itu mengalihkan pandangannya ke arah kakinya. Sudah hampir 3 bulan, namun keadaannya belum juga membaik.

"Za?" panggil Yasmine dengan lembut.

"Zaza? Hey!" dia menyentuh punggung Khanza, ketika adiknya itu tak kunjung menyahuti panggilannya. "Are you okay?" tanyanya.

Khanza mengalihkan atensinya dan menjawab pertanyaan kakaknya dengan senyum seperti biasanya.

"Kalau kamu lagi pengen menangis, ga usah maksain senyum. Kalau kamu lagi pengen mengeluh, gapapa, itu bukan berarti ga bersyukur. Kalau kamu muak sama keadaan, jangan dipendam sendirian. Seperti halnya bahagia, kamu juga berhak bersedih. Mbak ke belakang dulu ya? Kalo ada perlu apa-apa panggil aja ya?" ucap Yasmine sembari mengelus surai adiknya.

"Mbak..." panggil Khanza ketika Yasmine hendak menutup pintu kamar.

"Hmm?"

"Zaza pengen pulang."

🌺🌺🌺

June menghitung dalam hati menunggu pintu ruangan terbuka. Seperti biasanya, seorang pria bersetelan masuk ke dalam ruangannya. Bukan untuk masuk, tapi dia hanya melongok lalu pergi begitu saja setelah mendapati meja di sebelah Wulan kosong. Selalu begitu hampir setiap hari.

"Tuh orang kenapa sih?" dumel June kepada sobat karibnya, Tio.

Tio hanya mengendikkan bahu.

"Kasian udah bucin akut kayanya." timpal Wulan menatap pria itu dengan iba.

Kata-kata Wulan barusan memancing jiwa julid June. "Masih digantung?"

"Apa yang digantung? Gantung apa?" tanya wanita bersanggul tinggi yang tak tahu muncul dari mana.

June, Tio, dan Wulan langsung gelagapan. Mereka bertiga segera kembali ke habitat masing-masing.

"Gosip mulu diurusin! Kerja! Mulai hari ini kalian kerjaan akan dibagi ke kalian bertiga, Khanza sudah resign." ucap Dian kepada staffnya itu.

"Hah?"

"What?"

"Serius?"

Ekspresi kaget jelas terlihat di wajah ketiga budak korporat itu. Tak ada angin, tak ada kabar, member perjulidannya tiba-tiba resign dari kantor. Setahu mereka, Khanza memang hanya cuti sakit, bukannya resign.

Secret Flower for Khanza (Completed 🌺)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang