24. Menertawakan Diri Sendiri

1.1K 133 13
                                    

*Jangan lupa vote sebelum baca🤗

"Ada kalanya kita perlu menertawakan diri sendiri. Bukan karena lucu, hanya sebagai bentuk penerimaan aja."

🌺Secret Flower for Khanza🌺

H a p p y R e a d i n g ✨

Setibanya di kamar, Khanza langsung menyalakan lampu dan menutup pintu. Dia melepas jilbab segiempat yang dipakainya lalu menggantungkannya di hangstock. Barulah setelah itu, Khanza menghempaskan diri ke ranjang tanpa mengganti bajunya terlebih dahulu. Gadis berkacamata itu terlentang menatap ke arah plafon kamarnya, dia menghembuskan napas dalam.

Ingatannya kembali tertuju pada pria tadi. "Adik..." Khanza tertawa sumbang ketika mengingat kata adik keluar dari bibir Ali. "Hahaha.. Haha.. Ha.. " wanita itu menertawakan dirinya sendiri hingga sudut matanya berair. Sungguh demi apapun, menertawakan diri sendiri rasanya lebih sedap daripada menangis. Khanza menertawakan diri sendiri, bukan karena lucu, hanya sebagai bentuk penerimaan aja.

Suara pintu diketuk menghentikan tawa sumbang Khanza. Gadis itu menyeka sudut matanya yang berair, lalu meraih gagang pintu dan memutarnya. Seorang gadis cantik berjilbab hitam berdiri di depan pintu kamar Khanza. Naya mengamati penampilan kakaknya yang agak kacau, bahkan gadis itu belum mengganti baju kerjanya. "Mbak, Mbak Zaza gapapa?" kalimat itu keluar dari bibir Naya.

Khanza tertawa sumbang dan menjawab "Haha... Gapapa kok Nay."

Bukannya percaya, jawaban Khanza membuat Naya semakin curiga. Tumbuh bersama lebih dari 20 tahun membuat dirinya cukup mengenal karakter wanita yang dipanggilnya mbak tersebut. "Aku lagi kenapa-napa Nay, kayanya itu jawaban yang lebih cocok deh mbak." ucap Naya sambil menerobos masuk ke dalam kamar yang dihuni kakak keduanya itu.

"Beneran gapapa Nay!" Khanza masih mencoba meyakinkan Naya.

Naya meringis dan berkata "Ga percaya, udah lah ga usah bohong! Mbak ga bakal bisa bohongin aku!"

Khanza menyusul Naya yang sudah duduk anteng di tepi ranjangnya. Sepertinya dia butuh teman berbagi, dia tak bisa terus-terusan menyimpannya sendiri.

"Hmmm... Jadi Nay, Mbak mau cerita..."

"Soal Mas Ali?" tembak Naya.

Khanza mengangguk dua kali sebagai jawaban.

Naya tersenyum, lalu berkata "Udah aku duga mbak, kamu aneh sejak liburan dan aku tau pasti itu gara-gara Mas Ali. Kamu suka sama mas Ali?"

Wanita berkacamata itu kembali mengangguk, tak ada gunanya denial soal perasaannya kepada Ali. Toh adiknya pasti juga sudah tau.

"Dia tau kamu suka dia?" tanya Naya lagi.

Namun berbeda dengan sebelumnya, Khanza menggelengkan kepalanya. Jika Ali tahu mana mungkin, pria itu bersikap biasa seperti tadi kepadanya.

"Kenapa ga kasih tau dia? Confess ke dia mbak, dia ga akan pernah tahu kalau kamu ga bilang." saran Naya.

"Telat Nay" jawab Khanza.

Naya mengernyit dan bertanya "Maksudnya telat?"

Khanza menghela napas sebelum bercerita kepada adiknya. "Ya telat Nay, Mas Ali mencintai oranglain." ucapnya dengan lesu.

"Trus kenapa? Emangnya kamu ga boleh confess gitu kalau tau dia cinta orang lain? Emangnya ada undang-undangnya mbak? Gaada mbak, gaada yang larang!" ucap Naya dengan sedikit gemas.

Khanza tersenyum kecut, lalu berkata"Aku gabisa Nay. Dia bukan cuma cinta sama oranglain, dia sudah melamar wanita itu."

"Memangnya siapa wanita itu? Mbak, dengerin aku ya. Kamu confess bukan berarti kamu mau merebut Mas Ali, maksudnya itu biar perasaanmu lega mbak. Habis itu kamu bisa move on dengan lancar."

Secret Flower for Khanza (Completed 🌺)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang