31. Perang Dingin

1K 149 31
                                    

*Jangan lupa vote sebelum baca🤗

"Again, gak semua hal bisa kamu kontrol. Yang bisa kamu kontrol ya cuma perasaan kamu sendiri."

🌺Secret Flower for Khanza🌺

H a p p y R e a d i n g ✨

Dan beberapa saat kemudian mereka semua menatap bergantian ke arah Khanza dan buket bunga daisy yang baru saja gadis itu terima tadi pagi.

Khanza yang ditatap demikian akhirnya refleks menggeleng kemudian beringsut ke kubikelnya. Dia tak tahu, mengapa ada sedikit rasa kecewa setelah mengetahui breaking news dari si biang gosip June. Apa karena Khanza secara tak sadar sudah mempercayai ucapan Wulan tadi pagi tentang bunga daisy yang tergeletak manis di kubikelnya. Entahlah.

Wulan menghampiri kubikel milik sahabatnya dan menatap gadis yang sedang sibuk dengan komputer pc nya itu. "Kamu gapapa Za?" tanyanya.

"Hah?" sahut Khanza tanpa mengalihkan pandangan dari pcnya yang sedang menampilkan laporan transaksi yang dikerjakannya. "Oh, gapapa, kan aku bilang juga apa! Bukan dari dia Lan, pasti ini dari fansku, kamu tau sendiri lah fansku banyak." ucap gadis berkacamata itu.

Wulan menatap Khanza dengan ragu, dia tak sengaja menangkap raut kecewa dari wajah cantik sahabatnya. Selama ini, dia memang tak tahu ada hubungan apa antara Khanza dan general manager kantornya. Yang Wulan tau, mereka berdua nampaknya saling tertarik satu sama lain, hanya saja tertahan gengsi.

🌺🌺🌺

Fardhan meregangkan tubuhnya sejenak sebelum keluar dari ruangannya. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 16.48, yang artinya hanya tersisa duabelas menit lagi sebelum apa yang direncanakannya. Dia melewati lorong kantor yang cukup ramai, terlihat beberapa dari karyawan kantor sedang membereskan tasnya dan ada pula yang sudah menenteng tas mereka. Fardhan tersenyum ketika melihat Khanza yang sedang membereskan tasnya.

Pria itu segera mempercepat langkahnya menuju tempat tujuannya. Dia harus mengecek persiapan yang dilakukan oleh June sebelum waktunya tiba. Dengan semangat, Fardhan menaiki satu per satu tangga yang membawanya ke atap kantor.

Khanza menangkap bayangan pria yang beberapa waktu belakangan ini sedikit dekat dengannya menjauh dari ruangannya. Tanpa sadar, gadis itu membuang napas.

"Kenapa lo?" tanya June kepada Khanza yang mematung di depan pintu.

"Kepo lo kaya Dora!" jawab Khanza dengan ketus.

June meringis mendengar nada ucapan Khanza yang ketus. "Buset, kesampet apa dah tu bocah?" gumamnya setelah Khanza berlalu.

🌺🌺🌺

"Mau kemana lo?" tanya Jessica, manager sekaligus sahabat wanita yang sedang memegang catokan rambut itu.

Clara menoleh sekilas kemudian melanjutkan aktivitasnya meluruskan rambut. "Ngedate." jawabnya dengan santai.

"Hah? Mau ngedate sama siapa lo Cla? Lo ga gangguin Pak Fardhan lagi kan?" tanya Jessi sembari menatap curiga ke arah model berdarah sunda-jepang itu.

Clara tersenyum, lalu meraih tas miliknya yang seharga motor itu. Dia kemudian melambaikan tangan ke arah Jessica dan berlalu dari kamar hotelnya yang sebentar lagi akan ditinggalkannya. Clara memang sudah memutuskan untuk menyewa rumah untuk tempat tinggalnya selama di kota ini. Sepertinya dia akan tinggal sedikit lebih lama di kota yang terkenal akan tempe mendoan itu.

Secret Flower for Khanza (Completed 🌺)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang