16. Si Mulut Cabe

1.1K 123 11
                                    

*Jangan lupa vote sebelum baca

"Hujan tidak hanya membuat genangan, namun terkadang mampu mengingatkan pada kenangan"

🌺Secret Flower for Khanza🌺

H a p p y R e a d i n g ✨

"Kopinya kemanisan. Kamu mau bikin saya diabetes?" ketus Fardhan setelah menyeruput kopi hitam itu.

"Untung bos, kalo engga, udah gue siram kopi itu ke muka judesnya" batin Khanza.

"Ngapain kamu masih disini?" suara bass Fardhan kembali menyapa gendang telinga Khanza.

Khanza menghembuskan napasnya dengan kasar. Pria di depannya ini benar-benar tidak tau terimakasih. Sudah untung Khanza mau membawakan kopinya. Dari tadi dia memang sengaja tidak keluar dari ruangan bercat abu itu karena menunggu ucapan terimakasih dari pria itu. Namun, apa yang didapatnya? Tuan Fardhan yang terhormat itu malah memarahinya.

"Saya permisi." ucap Khanza dengan datar.

"Tunggu!" panggilan Fardhan menghentikan tangan Khanza yang sedang memutar knop pintu.

Khanza menggeram kesal dan membatin "Apaan lagi ini bos gila? Tadi disuruh keluar, sekarang dipanggil lagi. Maunya apa sih?"

"Ada apa lagi Tuan Fardhan yang terhormat?" ucap Khanza dengan senyum yang dibuat-buat.

Fardhan menyodorkan cangkir kopinya yang telah kosong "Nih sekalian bawa!" ucapnya.

"Astaghfirullahaladzim  bunuh bos sendiri dosa ga ya?"  batin Khanza.

🌺🌺🌺

Khanza menghela napasnya ketika melihat antrian ATM mengular lumayan panjang. Dengan malas, dia mengantri bersama beberapa orang lainnya. Khanza maju ke depan selangkah demi selangkah. Kini di depannya tinggal dua orang lain, namun di belakangnya orang semakin banyak. Maklum saja, ATM ini adalah yang terdekat dari kawasan perkantoran di sekitar sini. Khanza menahan pintu yang di dorong dari dalam, lalu dia masuk ke dalamnya. AC di dalam ruangan kecil itu cukup meredakan panas tubuhnya karena mengantri tadi. Wanita berkacamata itu menekan enam digit pinnya dan menekan tombol tarik tunai. Uang cash di dompetnya hanya tinggal selembar lagi, maka dari itu dia bergegas ke ATM. Setelah lima lembar uang berwarna merah muda keluar, Khanza segera menekan tidak pada menu, lalu mengambil kartu debitnya.

"Ya Allah, tidak apa jika Engkau tak memberi hamba kekayaan, tapi tolong berikanlah suami yang kaya dan bucin kepada hamba." doa Khanza ketika dia sudah berada di mobilnya. Wanita itu sedang meratapi saldo rekeningnya yang kian menipis.

Setelah memasang seatbelt nya, Khanza melajukan mobilnya menuju kantor tempatnya bekerja. Dia harus segera bergegas karena jam makan siang hampir berakhir.

🌺🌺🌺

Khanza menatap malas ke arah mobil xpander hitam yang baru saja parkir di sebelahnya.

"Haduh perasaan gue ga enak nih. Tuh kan beneran. Kabur bae lah" batin Khanza. Dengan sedikit berlari, Khanza menuju lobby kantor, meninggalkan Fardhan yang sedang menatap heran ke arahnya.

Fardhan tak ambil pusing, dia menyusul Khanza dengan langkah santai. Kacamata hitam yang sedari tadi bertengger di hidung mancungnya, dia selipkan ke sela-sela jasnya.

"Siang pak." sapa Tara, salah satu pegawai yang berdiri di balik meja receptionist.

Fardhan hanya mengangguk dan tersenyum samar.

Secret Flower for Khanza (Completed 🌺)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang