19. Naksir?

999 136 5
                                    

*Jangan lupa vote sebelum baca 🤗

"Sedang memasuki fase: hati bilang naksir, lalu mulut mau bilang jujur tapi dihalangi ego yang berkata gengsi."

🌺Secret Flower for Khanza🌺

H a p p y R e a d i n g ✨

Khanza tertawa ketika melihat wajah kesal Fardhan. Asli, pria itu cocok sekali menjadi model iklan milkita.

"Khanza!"

Tawa Khanza berhenti ketika mendengar seseorang memanggil namanya.

Ali yang masih mengenakan pakaian kantornya sedang melambai-lambaikan tangan kepada Khanza.

"Mas Ali?" ucap Khanza.

Ali, pria yang berprofesi sebagai arsitek itu mendekat ke arah Khanza dan Fardhan.

"Eh ada bosnya Zaza, Fardhan kan ya?" tanya Ali kepada lelaki jangkung yang berdiri di dihadapannya.

Fardhan mengangguk karena pertanyaan Ali memang benar.

Lelaki berkemeja biru langit itu mengalihkan pandangannya kepada wanita berjilbab dihadapannya. "Ayo!" ajak Ali kepada Khanza.

"Hah kemana?" tanya Khanza, seingatnya dia dan Ali tak pernah janjian untuk kemana-mana.

"Jalan, yuk!" jawab Ali dengan enteng.

"Jalan? Maksudnya ngedate gitu?" tanya Khanza dalam hati. Bisa-bisanya Ali mengajak 'jalan' dengan nada sesantai itu. Bagaimana jika Khanza baper? Emangnya Ali mau tanggung jawab? "Tapi aku balik sama Redo." ucap Khanza.

Fardhan menautkan alisnya, siapa lagi Redo? Pacarnya? Calon suaminya? Mantannya? Atau gebetannya? "Dasar tukang tebar pesona" hardiknya dalam hati.

"Redo siapa?" pertanyaan yang ada di benak Fardhan sudah diwakilkan oleh Ali.

"Tuh dia!" ucap Khanza sambil menunjuk mobil berwarna merah yang terparkir tak jauh dari tempat mereka berdiri.

🌺🌺🌺

Khanza tak seharusnya baper dengan kata-kata 'jalan' dari Ali. Bagaimana tidak, definisi jalan menurut lelaki itu memang jalan yang sebenarnya a.k.a jalan pake kaki. Memang tidak jelas lelaki itu. Sialnya lagi, Khanza sangat salah kostum. Malam ini, dia mengenakan tunik mocca yang dipadukan dengan kulot putih ditambah dengan pashmina berwarna putih gading senada. Sedangkan lelaki itu dengan santainya hanya menggunakan kaos putih polos dan celana kargo pendek.

"Masih jauh?" tanya Khanza kepada Ali yang berjalan di depannya.

"Bentar lagi sampe." jawab Ali.

Khanza memonyongkan bibirnya, wedges yang dia pakai membuat kakinya pegal bukan main.

Ali memutar badannya menghadap Khanza yang sedang manyun itu. "Haha itu bibir dah kaya ikan cucut aja" ledeknya.

"Mau kemana sih mas? Pegel nih kakiku!" protes Khanza.

"Kan aku udah bilang mau jalan, siapa suruh pake sendal tinggi kaya gitu." ucap Ali.

"Nimpuk  Mas Ali pake wedges dosa ga ya?" iblis dalam diri Khanza meronta-ronta. Apakah Khanza harus menjelaskan makna kata 'jalan' secara gamblang kepada Ali agar lelaki itu mengerti.

Secret Flower for Khanza (Completed 🌺)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang