25. I Said It was Fine

944 128 11
                                    

*Jangan lupa vote sebelum baca🤗

"I said it was fine, but I never said it didn't hurt"

🌺Secret Flower for Khanza🌺

H a p p y R e a d i n g ✨

Dua bulan berlalu.

Hujan deras mulai turun ketika Khanza keluar dari taksi. Gadis berjilbab army itu langsung berlari ketika mendengar suara pemberitahuan keberangkatan kereta Joglosemarkerto. Dengan tergesa, Khanza menaiki gerbong kereta sesuai yang ada di tiketnya.

Fyuhh

Gadis itu baru bisa bernapas lega ketika sudah sampai di tempat duduknya. Khanza merapikan seluruh bawaannya, koper kecil yang dia bawa disandarkan didepannya. Kebetulan Khanza memilih tempat duduk yang paling ujung, sehingga ada banyak space untuk kopernya. Perjalanan menuju tempat kelahirannya kali ini akan memakan waktu 5 jam. Khanza memejamkan matanya, sepertinya dia akan memanfaatkan waktu perjalanan untuk tidur.

Khanza membuka matanya, bersamaan dengan suara pemberitahuan bahwa kereta yang dinaikinya sudah sampai di stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Ini artinya, beberapa menit lagi dia akan tiba di stasiun Solobalapan, yang tak lain dan tak bukan adalah tujuan akhirnya. Menegakkan tubuhnya, Khanza kemudian merapikan barang bawaannya agar tak ketinggalan. Tak lupa dia mengambil kardus oleh-oleh yang diletakkannya di atas.

Mohon perhatian sesaat lagi, kereta api Joglosemarkerto akan tiba di stasiun Solobalapan. Bagi anda yang akan mengakhiri perjalanan anda di stasiun Solobalapan, kami mohon untuk mempersiapkan diri. Periksa kembali barang bawaan anda, jangan sampai ada yang tertinggal, atau tertukar.

Gadis bercardigan abu itu segera menurunkan barang bawaannya yang berada di atas. Setelah kereta berhenti dengan sempurna, Khanza menegakkan bahunya. Karena tak ingin berdesakan, dia menunggu orang-orang turun terlebih dahulu. Sesampainya di depan stasiun, dia disambut dengan adik-adiknya yaitu Kanaya dan Icha.

"Welcome back mbak toyib!" ucap Naya kepada kakaknya.

Khanza mendengus, adiknya yang satu ini memang selalu mengajaknya ribut setiap kali bertemu. "Diem kamu jelek!" balas Khanza.

"Mbak! Cepetan!" teriak Icha yang sudah terlebih dahulu berjalan di depan mereka.

Sembari menarik kopernya, Khanza mengikuti Icha ke tempat Naya memarkirkan mobil.

🌺🌺🌺

"Eyang... Fardhan pulang...!" teriak seorang pria setelah memasuki rumah bernuansa kayu di hadapannya.

Seorang wanita paruh baya berjilbab muncul dari balik pintu dengan wajah sumringahnya. "Ya Allah cucu eyang..."

Fardhan membuka tangannya lebar-lebar lalu memeluk eyangnya dengan erat. Sudah tiga kali lebaran, dia tak pulang ke Yogyakarta. Ini pertama kalinya menginjakkan kaki di tanah kelahirannya setelah tiga tahun lalu.

"Umimu mana le?" tanya eyang Tari kepada cucunya.

Fardhan menunjuk seorang wanita paruh baya yang sedang kesusahan menarik kopernya.

"Dasar anak durhaka!" teriak Fadilah kepada putranya. Bagaimana tidak? Pria berjaket jeans itu membiarkannya mengeluarkan serta menarik koper yang tidak kecil itu sendiri.

Fardhan menyengir kuda dan berlindung di belakang eyangnya. "Eyang, liat itu umi mah marah-marah mulu" adunya.

"Berani ya kamu ngadu-ngadu!" Fadilah menarik telinga putra bungsunya.

Secret Flower for Khanza (Completed 🌺)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang