Chapter 9 ^_^

53.5K 6K 306
                                    


Tak seperti biasanya, setiap hari Ran selalu menghampiri Diana, ia selalu mengajak Diana bermain atau sekedar berbincang. Diana pun tampak senang, benar-benar senang tanpa paksaan. Bukan tanpa alasan Diana mau menerima perlakuan baik Ran, ia tak akan dengan mudah membuka hatinya, hanya saja untuk Ran . . .

[ Bermain menggunakan sihir tepatnya, bukan main rumah rumahan atau main boneka Barbie ]

Flashback on ~|•∆•|~

'knock . . knock'

"Diana, ini aku . . . Ran, boleh aku masuk? "

Kakak?

" Marrie tolong bukakan pintunya"

.
.

Raut muka Diana nampak lesu karena lelah semalaman membaca buku, terlihat kantung mata samar dibawah matanya. Melihat itu, Ran sedikit khawatir

" Lil sis, apa kau baik-baik saja? "

'apa maksudnya?

" ya kakak, aku baik" jawab Diana dengan mendaratkan dagunya diatas meja

" . . . ? Apa kau sakit?" Tanya Ran dengan menempelkan punggung tangannya di kening Diana

" Tidak kakak, tak perlu khawatir"

" Lalu kenapa wajahmu terlihat sedih begitu?"

'hei ! Kau tidak bisa membedakan orang kurang tidur dengan orang yang sedang bersedih ? Ah terselahlah aku mengantuk !

" Ehm, . . . Sedikit?"

Ran lalu berlari keluar kamar diana dengan tergesa-gesa

' ada apa dengannya? aneh sekali

Beberapa menit kemudian, Ran kembali dengan nafas yang terengah-engah, membawa sesuatu ditangannya

'mawar putih?

" Ini ambillah . . . " ucap Ran dengan nafas yang masih memburu dan keringat yang bercucuran

' kenapa memberiku mawar putih, apa ia menco- TUNGGU !!?!! INI . . . . INI . . . !?!?

Diana mulai menatap Ran dengan berkaca-kaca, dadanya terasa sesak, dan tanpa seizinnya air mata mulai membanjiri pipinya

Ran terkejut, melihat Diana yang tiba-tiba menangis

" Hei, ke. .kenapa menangis? Kau tak suka mawar? Apa mau kuambilkan yang lain? Kau ingin apa ? Daisy? Lily atau ir-" ucapan Ran terpotong karena Diana memeluknya dengan tiba-tiba,

"Terimakasih hiks . . Hiks . . Terimakasih . . . .hiks . . Banyak . . Hiks" Diana terus menggumamkan kata terimakasih dalam isak tangisnya

" . . .?" Ran hanya diam sambil terus mengelus punggung Diana, ia tak tau apa yang harus dikatakan, ia belum pernah menenangkan orang yang menangis sebelumnya, jadi ia hanya diam.

Jadi ada apa dengan mawar putih? Jadi begini, dikehidupan Diana yang pertama, saat ia merasa sedih karena terus menerus diabaikan, ada seorang misterius yang memberinya mawar putih, mengetuk pintu balcony kamar Diana dan meninggalkan setangkai mawar putih dan secarik kertas di meja balcony.

Jadi ada apa dengan mawar putih? Jadi begini, dikehidupan Diana yang pertama, saat ia merasa sedih karena terus menerus diabaikan, ada seorang misterius yang memberinya mawar putih, mengetuk pintu balcony kamar Diana dan meninggalkan setangkai maw...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AKU TAK INGIN DICINTAI LAGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang