Chapter 57 (-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩)

3.1K 135 15
                                    


Itu adalah bulan, yang tak sempurna hanya karna matahari enggan untuk lebih banyak memberikan cahayanya.

Tapi apakah bulan marah?

Tentu saja tidak.

Ia tak marah.

Karena sedari awal, bulan milik bumi. Bulan tak pernah mengejar matahari, dan matahari tak menyadari keberadaan bulan.

Namun bagaimana dengan bumi?

Miliaran tahun bulan habiskan untuk bumi, namun itu tak akan pernah cukup karena Bumi ingin menggapai matahari, bukan bulan.

Matahari sadar akan dirinya yang dapat dengan mudahnya menghancurkan, lalu matahari memilih untuk sendiri, tanpa sadar bahwa ribuan pengagum ingin menggapainya.

.
.
.

Gabriel mengitari kadipaten berkali-kali untuk membagikan bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak perang, disela sela ia menyempatkan diri untuk mencari keberadaan Rain dan Dia.

Namun sekeras apapun Gabriel mencari, ia tak dapat menemukan dua kesatria wanita bertubuh kekar yang mendampinginya di masa-masa sulitnya.

Gabriel tersenyum getir, ia bahkan belum mengucapkan terimakasih dan kini keberadaan keduanya benar-benar lenyap, seakan sedari awal memang tak pernah benar-benar ada.

' seakan tak pernah ada ' monolog Gabriel

Terbesit dalam benak Gabriel,saat  Rain mengayunkan pedangnya, entah mengapa itu terlihat sangat familiar.

' Ya! Allice! Jangan mencengkram handle pedang! Pegang seperti kau menaruh telur di tanganmu'

Gabriel sangat ingat ketika Diana memarahi Allice disetiap latihan di akademi.

Itu nostalgia yang canggung, mengingat kejadian terakhir kali dimana Ia memuntahkan kata-kata di depan Diana.

Kembali tersenyum getir, Gabriel memacu kudanya menjauh dari pemukiman dan pulang.

.
.
.

" Terimakasih nona "

Orang-orang berjejer untuk mendapatkan sekantung roti dan beberapa koin.

Ia sudah berdiri dua jam dan masih terlihat antrian mengular di belakang.

Itu adalah desa terpencil di ujung bukit, namun banyak bangunan yang berubah menjadi abu.

Tak ada yang menyangka bahwa perang juga menggapai wilayah yang jauh dari medan peperangan.

Perang telah usai namun saat pertama lali Diana sampai di desa ini rumah-rumah dalam keadaan terbakar, banyak diantara mereka yang tewas dan beberapa disekap oleh tentara Oscuridad. Dan detik itu juga banyak mayat yang berjatuhan, bukan warga desa, melainkan tentara Oscuridad.

Semburat warna di wajah orang-orang sudah kembali seperti semula, mereka berusaha kembali bangkit dan menjalani aktivitas sehari-hari.

Meskipun luka yang ditimbulkan akibat perang masih akan tetap melekat disetiap ruang hati, mereka sedikit demi sedikit mencoba menerima dan kembali hidup dengan kenangan orang yang telah berpulang.

Ini adalah hari terakhir Diana mengunjungi desa itu, memastikan pembangunan ulang rumah-rumah warga yang terbakar.

Dengan bayangannya yang selalu mengikuti, Cliff.

.

Kepala desa mengantar Diana sampai gapura di depan, punggung kecil itu perlahan hilang dalam gelapnya malam.

.

" Cliff"
Begitu namanya dipanggil, Cliff muncul dihadapan Diana.

" Ya Tuanku"

" Kau tinggallah disini beberapa hari, aku tak yakin barrier itu efisien" titah Diana

" Baik tuanku"

Mengingat bahwa tentara Oscuridad masih tersisa bahkan setelah perang, menjadi pukulan yang tak terduga.

Diana pikir ia telah membersihkan mereka semua, namun nampaknya ada beberapa dari mereka yang bersembunyi diantara penduduk.

Itu membuatnya harus bolak-balik dari Ibukota ke kadipaten Ramireez untuk melakukan cleansing.

" Gh" Terjatuh ke tanah dan mendekap jantungnya, Diana meringis untuk itu

Setiap kali ia berpikiran untuk membunuh, detik itu pula jantungnya seakan diremas.

Diana tak yakin kutukan apa yang mengerubunginya, karena ini hanya terjadi di kehidupan keduanya. Dan Ia juga tak keberatan dengan itu, karena ia terbiasa.

Melepas topeng yang ia kenakan Diana menyandarkan punggungnya ke pohon sambil mengatur nafasnya yang hilang. Diana memandang bulan sabit yang sebagian bersembunyi di balik awan hitam.

" Haa, sialan"

Jujur saja, Diana tak tau apa yang harus dilakukannya ke depan. Ia tak memiliki hasrat untuk balas dendam lagi atas masa lalunya.

Perang juga telah usai, dan tinggal setahun Diana akan lulus dari akademi saat usianya menginjak 18 tahun.

Diana tak ingin kembali tinggal di kadipaten Francenoir, ia ingin tinggal di sebuah desa dengan banyak bukit yang mengelilingi. Padang rumput yang luas, dan taman bunga kecil di rumah.

Ah, lupakan tentang taman bunga. Noa sangat suka menginjak-injak bunga dengan kakinya.

Memikirkan hal-hal indah membuatnya sedikit tenang, dan entah sejak kapan kelopak mata itu terlelap.

.
.
.

.
.
.

" Areee!!?!
" Apakah aku tersesat?"

Dengan kudanya, Gabriel mengitari hutan yang sama. Untuk kesekian kalinya.

Dari dulu, ia memang payah dalam menentukan arah. Ia tersesat berkali-kali, namun anehnya ia tak pernah kapok untuk pergi sendiri.

Dengan berjalan menarik kudanya yang kelelahan, Gabriel asal mengikuti jalan setapak dengan berharap semoga saja ada desa di depan.

Dia berjalan dan berjalan, namun sejauh mata memandang, hanya pohon yang terlihat

Terlihat frustasi, Gabriel menyipitkan matanya dan menemukan samar-samar cahaya kekuningan dari kejauhan.

Setelah memastikan kudanya diikat ke batang pohon, Gabriel berlari menuju arah cahaya.

.

Dari dekat, ia menemukan seseorang yang tidur tanpa suara bersandar di bawah pohon

Rambut peraknya berjuntaian, anak rambutnya berkelebat dibawa angin

" Eh? Apa yang kau lakukan disini?"

Gabriel berdiri di depan Diana, namun tampaknya Diana tak terganggu dan masih melanjutkan tidurnya. Entah sudah berapa hari terakhir ia tak mendapatkan waktu tidur yang cukup.

Gabriel dengan canggung memastikan bahwa orang didepannya masih bernafas.

Dan betapa leganya ketika Gabriel menemukan bahwa ia hanya tidur.

.

Sekarang ego dan hati Gabriel sedang berdebat

Ia malu untuk mengakui ketidakdewasaannya, namun ia juga tak bersalah karena ini menyangkut keluarganya.

Dengan ekspresi seperti ikan mabuk di wajahnya, Gabriel menyerah untuk berpikir dan memilih tidur di tanah dan memikirkannya lagi besok.

.
.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKU TAK INGIN DICINTAI LAGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang