Jauh di dalam hutan, sebuah rumah yang nampak tua dan usang terdengar suara bantingan pintu yang tiada henti bergema.
Satu persatu ruangan ditelisik, namun Alice tak dapat menemukan batang hidung orang itu.
Tega sekali orang itu, maksudnya Diana, melimpahkan Noa padanya seorang diri?
Setelah dua hari lelah bergulat dengan para pemberontak dan mengumpulkan bukti, Alice dapat membuktikan bahwa Marquez Deborra dan Count keponakannya bersalah atas tuduhan spionase, penggelapan dana, dan banyak tuduhan lain. Allice pikir ia akan mendapat hadiah dari tuannya, namun siapa sangka bahwa tuannya akan meninggalkan gumpalan bola bulu yang terus menempel di kakinya saat ini.
" Heii! Bisakah kau melepaskan kakiku?!! Kau berat!! " Allice menghentakkan kakinya dengan keras
" No No No, Master bilang aku harus menempel padamu sekarang" Noa masih dengan erat bergelantungan pada kaki Allice
Membuat ekspresi aneh di wajahnya, Allice menghempaskan tubuhnya keatas sofa ruang kerja
" Yang benar saja?!, jadi kapan master akan kembali ke sini?" Tanya Allice
" Sebentar lagi " Noa berpindah ke wujud manusianya dan melempar Allice ke lantai kemudian bersorak dengan bangga
" Yhaa!! Kau gila?!!"
Dapat di pastikan rumah tua itu akan roboh dalam waktu singkat.
.
.
.Diana duduk menghela nafas ketika mendapati puing puing rumah yang berserakan.
Dan dua orang lainnya duduk di atas lantai dengan rapi dan kepala menunduk
" Hah, lupakan. Ayo kembali ke Akademi sekarang" Diana bangkit dari duduknya
Kedua pelaku pengerusakan menghembuskan nafas lega
" Tapi, bagaimana dengan Gabriel ? " Tanya Allice
" Apakah kita pergi tanpa Gabugabu?" Noa mengimbuhi
" Gabriel akan datang nanti, dia butuh waktu " jawab Diana
Benar juga pikir Allice dan Noa, dan jika dipikir-pikir akan aneh jika ketiganya tiba-tiba muncul di kadipaten dan menarik Gabriel kembali ke akademi.
Dan juga mengingat apa yang terjadi sebelumnya, dimana Gabriel dan Diana adu argumen. Diana merasa tidak cocok untuk berada dalam situasi menyebalkan seperti itu.
.
.
.
M
.
.
.Jalanan Ibukota ramai dipenuhi orang-orang, pawai keluarga kekaisaran dan bangsawan tingkat dua akan segera memenuhi jalan elit itu.
Terompet ditiup sedemikian keras dan drum yang menggema di setiap sudut kota
Kereta putih terbuka dengan ornamen emas memimpin paling depan, dapat dilihat dari betapa mewah dan megahnya kereta itu, tak lain adalah keluarga kekaisaran. Kaisar dan permaisuri duduk dengan melambaikan tangan mereka. Diikuti kereta milik keempat petinggi Dukedom.
Dan sekarang, Kekaisaran Agria adalah pemerintahan terbesar di benua Descreatira abad ini. Kerajaan-kerajaan lain banyak yang diakuisisi dan digulingkan. Kaisar saat ini seakan haus akan kekuasaan dan ingin menaklukkan dunia dan seisinya.
Meskipun kehilangan divine power saat perang 10 tahun lalu, kaisar memiliki banyak artefak yang memiliki kekuatan lebih dari dua mage dengan keajaibannya.
Selain itu, dengan adanya tiga pangeran yang disebut-sebut memiliki kekuatan yang hampir menyentuh angka sempurna sama saat kaisar muda, Kekaisaran Agria seakan sangat tinggi di atas awan.
.
." Ara raa~~ hanya ini kemampuan mu?" Mengayun-ayunkan kapak ditangannya, Noa memandang remeh wanita didepannya yang terlentag jatuh terjungkal
" So - Sombong sekali mulutmu " sembari mengatur nafasnya, Alice mencoba bangkit dan meraih pedang miliknya yang terlempar
" Jika aku menang, bagaimana kalau hari ini tiga kali porsi dari kemarin?"
" Sepuluh pun aku OKE!!"
Allice berlari menerjang membabi buta, mengayunkan pedangnya yang berlumuran darah, menebas bayangan yang bahkan belum bisa ia sentuh selama empat tahun terakhir.
Namun Allice sadar akan hal itu, mustahil untuk mengisi langit dengan air, bahkan hujan pada akhirnya kembali ke tanah.
Mustahil mengalahkan Noa yang merupakan makhluk suci yang telah hidup ratusan tahun. Tapi dengan melawannya, Allice dapat meyakini bahwa jika ia mampu bertahan setidaknya sepuluh menit tanpa jeda melawan Noa, kemampuannya bisa dikatakan melebihi kesatria tertinggi kelas satu kekaisaran. Karena itu, ini adalah hal yang luar biasa.
Mendapati pedangnya yang kembali terlempar, dan bilah kapak yang bertengger satu centi dari lehernya Allice menaikkan alis nya dan mengangkat satu tangannya
" Oke oke, aku kalah lagi"
" Kua ha ha ha ha, ingatkan aku untuk pesan tiga kali makan siang nanti" dengan bangga Noa menaruh kapak di pundaknya dan mengulurkan tangan membantu Allice berdiri.
Keduanya menuju ke pinggir arena, barrier tebal yang tadinya aktif sekarang telah pudar dan menghilang. Dapat dilihat di dalam arena, tanah yang berlubang tak terhitung jumlahnya. Karena itu, barrier sangat penting agar akademi tak roboh akibat gelombang kejut yang dihasilkan oleh duo sengklek itu.
" Masteeeeerr " Noa dengan bentuk kucing melompat ke pangkuan Diana yang tidur di kursi santai bak di pantai
*Noa menepuk nepuk pipi Diana dengan telapak kucingnya
" Hisss, barkan dia tidur" Allice berbisik memperingati kemudian memindahkan Noa di pangkuannya. Duduk di kursi arena di samping Diana.
Dua bulan berlalu pasca perang, banyak yang harus diperbaiki, banyak yang harus dikorbankan, dan banyak yang harus disembuhkan.
Kutukan yang merantai jantung Diana tak membiarkannya untuk duduk dan diam melihat, harus dengan kedua tangannya ia membatu, jika tidak seakan jantungnya akan diremas dan meledak.
Ia sering menyamar dan menyelinap keluar akademi, ia melakukannya sendiri saat orang-orang tidur dan tak memperhatikan.
Berteleportasi dari satu rumah ke rumah yang lain, membagikan kebutuhan sekunder dan sedikit koin.
Sehari sekitar dua jam ia akan tertidur dan dengan sendirinya terbangun.
.
.
." Wow, kau makan seakan hari esok tak akan datang" melihat piring bertingkat yang ditumpuk Noa, Diana tak bisa menghentikan senyumnya yang tak sejajar.
" Hei!! Aku hanya menjanjikan tiga piring! Berapa banyak yang kau makan?!! " Allice menyenggol dengan sikunya
" Apa maksudmu, tentu saja tiga kali dari biasanya. Bukankah sudah jelas?" Bantah Noa
Sial, Allice mendecak dalam benaknya. Ia lupa bahwa yang disampingnya bukanlah Naga Suci yang dibayangkan, melainkan Iblis babi yang tamak.
Sekarang ia harus merelakan uang jajannya seminggu untuk membayar tagihan temannya yang seperti Babi Guling itu.
Oh Tuhan, ingatkan Allice agar tak memberi janji untuk mentraktir Noa lagi.
.
.
.Tbc
Yang sabar ya minasan, bcs I manusia sok sibuk hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU TAK INGIN DICINTAI LAGI
FantasyTime Travel Punten "Jan lupa Follow dan pencet bintangnya hehe • Tittle : I don't want to be loved anymore • Penulis : Angelina Rahma • Fantasy Sinopsis : Diana Alyana De' Fraincesenoir putri Duke Fraincesenoir telah dijatuhi hukuman mati diumurn...