Chapter 44 @_@

8.9K 1.4K 38
                                    

[ typo bertebaran]

Setelah beberapa jam perjalan melintasi hutan, kami akhirnya sampai pada desa yang kami tuju

Begitu kami memasuki desa, tidak banyak warga yang berada diluar, hanya beberapa pria kurus yang lalu lalang

Aku berjalan dengan Noa disampingku, sedangkan Alice dan Gab-chan berada di kereta

.

" Apakah kakak punya makanan ? "

Seorang gadis kecil berlari dan berdiri didepanku, tubuhnya kurus kering, aku berjongkok menyamakan tinggi kami

Aku mengeluarkan sekeranjang kecil roti hangat dari Inventory

" Aku hanya memiliki beberapa, apa ini cukup ?" Tanyaku

" Wuahhh, ini roti ? Begitu banyak ! Aku boleh memilikinya ?" Mata bulatnya bersinar

" Ya tentu, semua milikmu"

Aku memberikan keranjang berisi roti pada gadis kecil itu, dan mengusak kepalanya

" huwaaa, hari ini aku dan ibu bisa makan, terimakasih banyak kakak rambut putih " gadis itu membungkuk dan berlari menjauh dengan bahagianya

Aku tersenyum miris melihatnya, apakah gadis kecil itu akan baik-baik saja ?

[ Jawab : Individu mengalami malnutrisi yang cukup mengkhawatirkan, dibutuhkan nutrisi yang cukup pada masa pertumbuhan atau akan beresiko tinggi terkena infeksi dan tertular penyakit ]

Keeeuh, aku tahu itu

" Kebaikan mu sungguh tak akan membantu siapapun, itu hanya akan menjadikan anak itu bergantung pada orang lain " ucap pria tua didekat kami

" Apa urusanmu ? " Noa dengan keningnya yang berkerut

" Yah, aku hanya memberi saran" ucapnya

" Itu sama sekali bukan urusanmu, jadi menyingkirlah dari jalan, kau menghalangi !" Teriak Gab-chan dari kursi kemudi

" Dasar anak zaman sekarang tak tahu sopan santun " Pria tua itu mencibir

" Dengar pak tua, memang kau benar terkadang kebaikan mungkin tak akan membantu, tapi ini adalah kasus yang berbeda, jika orang dewasa tidak bisa makan itu salahnya sendiri, namun jika seorang anak tak bisa makan itu salah orang tua dan orang-orang sekitarnya. Lagipula aku sama sekali tak memiliki masalah dengan berbagi sedikit untuk anak itu" ucapku menepuk sekilas bahu pria tua itu lalu kembali melangkah meninghalkan pria tua itu

.

.

Setelah itu, kami menyerahkan persediaan kepada kepala desa setempat lalu memintanya untuk menandatangani lembar quest bukti keberhasilan misi pengiriman

Kami sedikit berbincang disana, kepala desa itu menybutkan telah terjadi krisis dalam dua tahun terakhir ini. Mayoritas pekerjaan penduduk desa ini adalah dengan berdagang kain tenun dan produk sekunder, mereka tidak bisa berdagang di luar kota karena ulah segerombolan bandit yang menjarah bahkan membunuh pedagang yang lewat. Sedangkan penduduk desa juga kurang pandai dalam berburu hewan liar di hutan, belum lagi ancaman dari monster yang berada dalam hutan

Keeeuh, mengapa pak tua sialan alias Proff Shiro mengirim partyku ketempat jauh dan bermasalah seperti ini ?

[ ? ]

.

Karena hari mulai gelap, kami memutuskan untuk menginap semalam didesa, telah disiapkan tempat untuk kami dikediaman Kepala Desa

.

.

Diana menatap kosong antrian orang melalui jendela kamar, hanya ada dia disana, sedangkan ketiga temannya sibuk mengawasi pembagian barang persediaan yang dibagikan pada warga

AKU TAK INGIN DICINTAI LAGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang