Chapter 15 ~~• • •~~

38.9K 5K 137
                                    

========================

" How strange is the lot of us mortals! Each of us is here for a brief sojourn; for what purpose we knows not, though we sometimes thinks we senses it"

========================

Duke diikuti Baccrox dan Raphael dibelakangnya berjalan menuju ruangan kerka Duke, Duke membuka pintu ruangan dengan kasar lalu duduk di kursi kebesarannya

" Jadi, siapa kepa*at sia*lan itu hah !?"

Raphael terlihat mengambil sesuatu didalam pocketnya, lalu meletakkannya di meja Duke

" Itu adalah batu rekaman yang berisi bukti concrete pelaku penyerangan nona, Yang mulia"

[ Batu rekaman itu semacam batu sihir yang berfungsi seperti kamera untuk merekam atau memfoto objek, thank u]

Duke kemudian mengutak atik batu rekaman itu, dan munculah adegan dimana seorang assasin yang berlari menuju mansion, Duke tau benar itu kediaman siapa, wajahnya mengeras, ia tetap melanjutkan rekamannya meskipun sudah tertebak siapa pelakunya. Duke dan Baccrox mengatupkan giginya geram setelah mendengar pembicaraan antara assasain itu dan dalang utama penyerangan

Duke menggebrak meja dengan muka memerah karena marah

" Berani-beraninya orang rendahan seperti Count Carancass mencoba membunuh anak-anakku! Akan kucincang dan ku bakar orang rendahan itu sampai jadi abu ! !"

" Serahkan tugas itu kepadaku ayah, aku telah lama menantikan hari dimana dengan tanganku sendiri menebas makhluk rendahan itu "

" Baiklah, kau bawalah semua white knight untuk mengepung kediaman Count menjijikkan itu ! gantung mayatnya didepan gerbang mansion tempatnya tinggal !"

" Dengan senang hati Duke"

Baccrox meninggalkan kantor duke dengan amarah yang menggebu-gebu.

" Raphael, kau ikutilah Baccrox, pastikan semuanya berjalan lancar !"

" Ya Yang mulia"

Kebut hitam menyelimuti Raphael dan dalam sekejap 'whhuss . . ' Ia menghilang

Duke memijat pelipisnya dengan ksasar, bagaimana bisa ia lengah untuk yang kedua kalinya, pertama istri tercintanya sang Duchess yang diculik dan sekarang putri bungsunya berada dalam ambang kematian

" Aaaarrgggghhhh. . . . . ." Teriak duke frustasi, menyapu habis semua barang dimeja dengan tangannya

.
.

Keesokan harinya, Diana masih belum siuman, badannya masih sangat panas, sesekali darah menetes dari hidungnya membuat para dokter dan alchemist berkeringat dingin, kalau sampai terjadi sesuatu yang tak diinginkan dengan nona yang sedang mereka rawat sekarang, maka habislah sudah

Ran belum sekali pun beranjak dari tempat duduknya, ia semalaman begadang menunggui adiknya yang terbaring tak sadarkan diri di tempat tidur, dibawah matanya ada kerutan hitam halus, tapi ia tak merasa mengantuk sedikitpun, hatinya sangat risau dan penampilannya kacau

" Kapan kau akan membuka matamu adik? Kenapa kau suka sebali tiduran di tempat tidur, ayo segera bangun, bermain dengan ku, aku akan membelikanmu banya coklat, aku akan membiarkanmu berlaku seenaknya, tapi tolong segera buka matamu adik" ucap Ran sendu adiknya yang belum juga membuka matanya itu

.
.

Diwaktu yang sama, Baccrox menuju kediaman Count Carancass dengan membawa sekitar seperempat white knight dutchy, jangan samakan white knigt dengan kesatria kekaisaran atau kesatria lainnya, mereka jelas pada tingkatan berbeda, dengan seperempat white knight memiliki kekuatan setara dengan seluruh kestria kekaisaran.

AKU TAK INGIN DICINTAI LAGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang