Chapter 3 :'(

66.3K 8.3K 423
                                    

" Bunuh jalang itu!! "
" Dasar wanita rendahan!"
" Wanita kotor !!!"
" Darah bangsawan telah ternodai karenanya!!! "
" Eksekusi segera"

Rentetan kata-kata kotor terus menggema, sakit ! rasanya sungguh sakit! Tubuhku diseret, setelah seminggu penuh disiksa dalam penjara gelap yang lembab dan tak di beri makan. Penampilanku kacau, penuh luka, sayatan, darah mengucur deras. Tak adakah yang mau menolongku, kumohon selamatkan aku.

" segera eksekusi mati wanita rendahan itu!!!"

Suara yang kurindukan, ayahku ... Ayahku sendiri menjatuhkan hukan mati. Dan akhirnya ayunan pedang menebas leherku, kepalaku menggelinding ke tanah, diiringi sorak gembira penonton.
.
.

" haahh . .. . haauuh. .. ugh. . ." Diana terbangun dengan nafas terengah, keringat dingin mengucur deras dari pelipisnya. ' ah sial, mimpi yang mengerikan'.

Setelah diam beberapa saat, Diana bangkit dari tempat tidur, mengganti gaunnya sendiri lalu duduk di balkon kamarnya. Angin sepoi menerpa wajahnya, rambutnya berjuntaian kulit putih pucatnya bersinar dan mata ruby yang menatap kosong. Jika dibayangkan, seperti seorang malaikat, nampak begituindah.

" Nona, sarapannya telah siap. Anda sekarang bisa segera sarapan di ruang makan" Ujar Marrie

" Marrie, aku ingin sarapan disini saja. Bisakah kau menyiapkannya? "

" A..... Bukankah biasnya Nona selalu makan bersama keluarga? Apakah tidak apa-apa sarapan sediri di kamar nona?' tanya Marrie bingung

" Tak apa, aku malas keluar "

" Baik Nona"

Setelah itu, Marrie mulai menyiapkan sarapanku dikamar, jujur saja ini pertama kali aku makan sendiri dikamar. Dulu aku selalu datang makan bersama duke dan kakak, mengabaikan ekspresi mereka. Aku tak ingin melakukannya lagi, hanya orang bodoh yang melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya.

.
.
~~***~~
.
.

Diruang makan mansion Duke tampak sepi, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang terdengar. Hanya ada Duke dan kedua putranya, biasanya saat makan akan sangat ramai karena ada Diana yang akan selalu berceloteh menceritakan kesehariannya kepada mereka.

Setelah selesai sarapan, Duke mengarahkan pandangannya pada putra keduanya, Ran

" Kudengar kau melukai kakimu kemarin " ucap Duke memecah keheningan

" Ya, sekarag sudah jauh lebih baik " jawb Ran

" Baguslah " Dan selanjutnya hanya keheningan yang menerpa.

Tak ada yang membicarakan Diana, ya pada awalnya Diana dianggap sebagai serangga penggangu dan perusuh semata oleh semua orang. Tapi setelah orang yang mereka anggap pengganggu perlahan menjauh, ada kekosongan dalam hati ketiga pria itu.

~~***~~

~~***~~
Hari- hari di mansion berjalan sangat tenang, tak ada lagi keributan. Diana yang mengurung dirinya sendiri dalam kamar dengan membaca tumpukan buku berbahasa kuno. Diana tak hanya membaca mengenai tanaman herbal saja, Ia juga membaca ulang semua buku yang berkaitan dengan sihir. Meskipun ia adalah penyihir tingkat tinggi, tak ada salahnya kan membaca biar hafal, pikirnya.
Sesekali Diana keluar kamar untuk berjalan- jalan dengan Marrie di taman. Menikmati hamparan bunga mawar putih yang luas. Taman mansion Duke dipenuhi dengan mawar putih, karena Duchess sangat menyukai mawar putih.
.
.

Disini Diana sekarang, duduk dibawah pohon besar sambil membaca buku.

" Nona, biar saya ambilkan camilan untuk anda"

AKU TAK INGIN DICINTAI LAGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang