Chapter 42 ♪♪

9.4K 1.4K 57
                                    

[typo bertebaran]

Diana dan Alice tak henti mengayunkan tangannya, entah itu mengeluarkan sihir bermacam elemen ataupun bertarung langsung menggunakan pedang. Monster terus berdatangan tiada henti membuat diana mendecih dalam hati, begitupun Alice

Monster seperti goblin, jekalope maupun orc entah mengapa menjadi sedikit lebih tangguh dari yang mereka lawan sebelumnya, itu merepotkan, pikir Diana

Pertarungan jarak dekat membuat keduanya kesulitan untuk melepaskan sihir dan memaksa bertarung menggubakan senjata

.

Alice dengan pedangnya menebas kepala monster yang menyerang, serangan membabibuta monster memaksanya untuk segera mengakhiri hidup lawannya itu

Saat ini dengan nafas terengah, Alice dihadapkan dengan golem mithril yang terkenal sangat kuat dan langka, Alice berkali-kali menyerang golem dengan tarian pedangnya, namun serangan pedangnya sama sekali tak memberikan goresan apapun pada golem itu. Alice menghindari serangan golem sebaik mungkin, hingga saat golem itu menyerangnya dan tak sempat menghindar, Alice dengan cepat menahan pukulan golem menggunakan pedang

Tak berapa lama, pedang itu retak dan pecah, Alice terpental beberapa meter kebelakang, jika ia tak menggunakan sihir pelindung mungkin ia akan hancur berkeping-keping

'ah sial ! Itu menyakitkan' gumam Alice

Alice kembali bangkit, melepas cincin dijari tengah miliknya, darah mengucur deras dari sana yang kemudian membentuk sebuah pedang, itu akan menjadi seratus kali lebih tajam dari pedang miliknya, itu mungkin akan menyaingi pedang mithril atau material lain

Alice kembali menyerang golem itu dengan bloodblade miliknya, kali ini serangannya berpengaruh pada golem mithril, Alice bergerak dengan cepat sebelum golem itu melayangkan serangan padanya

" Hiyaaaaa ! ! ! "

~~Slash~~

Kepala golem mithril terlepas dari tempatnya, mempuat golem itu runtuh seketika menjadi beberapa bagian

.

Diana tak memiliki masalah melawan monster sebelumnya, tapi kali ini ia sedikit kesulitan melawan Oni didepannya, Oni itu berbentuk persis seperti manusia namun memiliki tanduk dikepalanya. Tidak seperti monster-monster sebelumnya yang tak memiliki pola serangan, lawan di depannya sangat berbeda, seperti ia telah memikirkan setiap serangan yang ditujukan pada Diana. Diana bertanya-tanya apakah sekarang monster juga memiliki kecerdasan ? Lalu mungkinkah ia bisa bernegosiasi pada monster itu ?

" Kuberi tahu, jika kau terus menyerangku maka kau akan terluka bahkan mati " Ucap Diana disela-sela pertarungan

" . . . "

Sayang, Diana tak mendapat jawaban

Dentingan pedang terdengar nyaring, membuat yang mendengarnya merasa tidak nyaman

" Jadi kau tak mengerti yang ku katakan ?"

Terdapat jeda pada pertarungan keduanya

" Halooo, bisakah kau berbicara ??"

Diana tetap saja mengajak bicara oni didepannya itu

" Keuhh, kau benar-benar tak bisa bicara ???"

" . . . bisa " jawab Oni didepannya

" Oooooh !! Ternyata bisa !! Jadi, bisakah kita hentikan pertarungan ini, lagipula aku tak berniat melawa monster lagi, aku lelah. Jadi ayo berdamai "

Oni itu terlohat tak menghiraukan perkataan Diana dan kembali menyerang

AKU TAK INGIN DICINTAI LAGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang