50

1.3K 234 120
                                    





jangan kaget

votement!






Enjoyy~










7 Tahun kemudian.


Cahaya matahari yang menembus masuk ke dalam kamar melalui jendela membuat sepasang mata yang tengah terlelap itu terbuka.

Dengan nyawa yang belum terkumpul seutuhnya, Jennie meraba sebuah nakas di samping ranjang untuk mengambil ponsel miliknya. Jari ramping miliknya mengklik layar ponsel untuk menyalakan benda canggih itu.

Paris, 19 Oktober 2027.

Tidak terasa ia mampu menjalani hidupnya yang begitu hampa selama itu. Bertahan sendiri dengan perasaan yang sama bukanlah mudah.

Lima tahun yang lalu, ia membuat keputusan yang cukup berat. Harus ia akui bahwa saat itu ia masih sangat ceroboh dan tidak berpikir panjang. Namun, mau tidak mau Jennie harus menjalani keputusannya.

Ia menyingkirkan selimut yang menenggelamkan tubuhnya. Kakinya memilih untuk beranjak dari tempat ternyaman itu. Karena seperti biasa ia harus menjalani reakita kehidupan yang semakin berat.

Di Apartement yang sunyi, ia tinggal seorang diri. Seiring berjalannya waktu ia terbiasa dengan semua itu.

Awalnya, Mino dan Jessica bersikeras menolak keputusan putri semata-wayangnya untuk melanjutkan study ke Paris setelah kelulusannya di Sekolah Menengah Atas.

Namun Jennie tetaplah Jennie, saat itu yang ia pikirkan adalah bagaimana cara agar ia memiliki waktu sendiri untuk melupakan Mark, kekasihnya—ralat, mantan kekasihnya.

Setelah penuh pertimbangan akhirnya Mino dan Jessica menyetujui keputusan Jennie. Mereka bahkan memberikan fasilitas untuk putrinya, seperti Apartement dan kendaraan, begitu juga kebutuhan lainnya.

Bahkan mereka sering sekali mengunjungi Jennie, meskipun jarak antara Indonesia dan Prancis tidak terbilang dekat.

"Good morning Coki!" Sapa Jennie pada anjing kesayangannya yang sudah beranjak dewasa. Namun tetap saja hewan itu menggemaskan.

"I miss him," Ucap Jennie seolah-oleh berbicara pada Coki. Matanya mulai berkaca-kaca.

Napasnya terasa berat, ia menatap ke atas agar air matanya tidak menetes. Terlalu lelah melewati hari-hari dengan air mata.




⇩ ⇩ ⇩ ⇩ ⇩ ⇩ ⇩ ⇩ ⇩ ⇩ ⇩ ⇩ ⇩ ⇩ ⇩





Sebuah mobil putih terparkir tepat di depan sebuah butik mewah dengan interior berwarna putih dan beberapa aksen keemasan.

Seorang gadis dengan anggun itu keluar dari mobil, kaki yang terbalut sepasang heels melangkah masuk ke dalam butik tersebut.

Beberapa pegawai butik itu menyambutnya dengan hormat. Dia adalah pemilik dari Butik tersebut, Jennie.

Dengan kerja keras dan ketekunanya ia berhasil membangun butik miliknya sendiri, meskipun belum terlalu lama, namun brand miliknya sudah cukup terkenal. Bahkan ia sering mengikuti berbagai event di Paris maupun di luar negeri.

•Entrusted• [Mark Tuan]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang