21. Cemburu Buta

33.3K 2.9K 230
                                    

Jeff is calling...

"Noh, cowok lo nelpon." beri tahu Jennie sembari menyedot es jeruk.

Hanna meraih ponsel, menempelkan ke telinga. "Apa."

"Jam berapa?" tanya Jeff tiba-tiba.

Hanna mengernyit, ia mengangkat tangan kirinya untuk melihat pukul berapa kini. "Sekarang? Jam sepuluh."

"Ck, maksudnya minta anter jam berapa, Sayaaang?"

"Oh, selesai lo kelas aja jam berapa."

"Gue baru beres jam setengah empat."

"Ya udah jam segitu."

"Lo beres jam berapa?" Jeff tanya balik.

"Jam dua."

"Oke, tunggu di kos aja. Bebas, bisa kos gue atau kos lo. Kabarin aja nanti gue jemputnya dimana."

Hanna diam sebentar buat mikir kegiatannya hari ini. Terus karena dia inget dia udah lama banget gak ke kosan Gana, dia jadi pengen ke sana.

"Jemput di kosan Gana aja."

"Gana?" ulang Jeff, memastikan pendengarannya.

"Iye."

"Ngapain ke sana?"

"Mainlah. Jemput disana pokoknya."

"Kenapa gak ke Jenni aja, sih? Atau Juno gitu. Kenapa Gana?" suara Jeff di seberang terdengar sebal.

Hanna melengos. Here we go again.

Jeff bakal selalu begini setiap kali Hanna bahas Gana. Padahal cowok itu tahu sendiri, antara dia dan Gana, mereka berdua emang pure temenan. Terlepas dari Gana suka dia atau enggak, yang penting judulnya 'teman', kan? Sama aja kayak dia dan Jeff sendiri. Sama-sama berteman. Walaupun ada embel-embel 'tapi'.

Teman tapi manggil sayang, teman tapi ciuman, teman tapi bercocok tanam.

"Karena gue pengen ke kosan dia."

"Sweety—"

"Kalau lo gak bisa jemput, gue ke rumah sakitnya sama Gana aja enggak apa-apa." potong Hanna tak mau mendengar Jeff yang siap mendebatnya.

Terdengar helaan nafas disana sampai akhirnya Jeff bersuara, kembali mengalah. "Iya, oke, gue jemput di kosan Gana setengah empat. Oke."

Hanna langsung menyeringai senang. Emang gak ada ceritanya dia kalah debat sama Jeff.

"Oke, thank you, ganteng."

Panggilan langsung Hanna putuskan sepihak. Pasti di sana Jeff kaget gak percaya Hanna mau manggil dia begitu. Jeff kan baperan. Ralat, cowok itu emang selalu sensitif hatinya sama apapun yang dilakuin Hanna.

Siapa yang bilang Jeff berkharisma dan mampu melunakkan semua perempuan? Di depan Hanna, Jeff hanyalah seonggok daging berbentuk manusia yang bucin mampus.

**

Hanna langsung memutar knop pintu usai kakinya sampai di depan pintu kosan Gana. Tapi gagal, ternyata pintunya dikunci. Hanna emang gak ada bilang ke cowok itu kalau dia mau ke kosan Gana. Cewek dengan kaos navy dan celana jeans yang membentuk kaki indahnya itu mengetuk pintu tak sabaran tanpa memanggil nama sang pemilik kamar.

"Iya, bentar!" teriak Gana dari dalam.

Kemudian pintu terbuka dan mata cowok itu langsung melebar. Hanna sampai mengernyit. "Ngapain lo melotot?"

Gana langsung membenahi ekspresinya jadi datar. "Kaget. Ngapain lo kesini?"

Hanna mendorong Gana agar minggir dan memberinya ruang untuk masuk ke dalam. Gana mencebik namun tetap bergeser. Ia menutup pintu dan mengikuti Hanna yang sekarang duduk di sofa cokelat kayunya.

jeff, please.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang