Selain memiliki Jennie sebagai teman dekatnya, Hanna juga masih punya dua teman dekat lainnya. Tapi cowok semua. Namanya Juno dan Gana. Entah bagaimana ceritanya dulu Hanna bisa berteman dengan dua cowok yang memiliki kepribadian berbeda jauh itu.
Juno adalah manusia sinonim badut. Suka ngelawak yang jatuhnya malah bikin gemes, sebenernya. Sedangkan Gana itu adik tingkat Hanna satu tahun di bawahnya. Gana tipe yang kalem—kecuali kalau lagi sama Hanna, dia ganteng banget, suka pake jaket jeans kayak Dilan, dan jadi idola di angkatannya.
Karena kali ini Hanna gak bisa mengandalkan Jennie untuk menjemputnya di kosan Jeff—seperti biasa faktor Jennie sibuk pacaran— jadi Hanna ngechat Gana. Juno gak bakalan bisa juga dimintain bantuan, kecuali Hanna mau nyogok cowok itu pakai uang jajan sebulan, baru Juno ngangguk.
"Halo, Han?"
Itu suara Gana ketika panggilan di detik pertamanya terjawab. Iya, sekalipun Gana lebih muda dari Hanna, cowok itu gak pernah mau repot-repot manggil dia dengan sebutan kakak.
"Gan, jemput gue."
"Di kantin?" tebak Gana. "Eh, lo lagi pameran, kan, ya? Oke, gue ke—"
"Kagak, bukan. Gue lagi di kosan temen."
"Lah? Gak jadi ngurusin pameran?"
Hanna berdecak. "Mau jemput kagak, sih?"
"Iya, iya. Kirim lokasi, cepet."
Setelahnya, sambungan terputus. Hanna bangkit dari ranjang dan melempar guling Jeff yang sedari tadi dipeluknya. Bukan, bukan karena Hanna suka sama Jeff dan sudi-sudi aja melukin barang cowok itu, tapi karena wangi Jeff ada disana. Hanna cuman suka wanginya doang. Catat.
Cewek itu membereskan barang-barangnya, menggapai tas dan mengalungkannya pada leher, lalu keluar dari kamar Jeff. Baru juga dia akan menutup pintu di belakangnya, Jeff sudah muncul. Cowok itu menatap aneh ke arah Hanna. "Lo mau kemana?"
"Balik."
"What?"
"Gue udah beresin kamar lo sebagai tanda terimakasih," ujar cewek itu sambil mendongak, mengingat Jeff itu tinggi banget. "Lain kali lo gak perlu bantuin gue. Bikin merasa bersalah aja."
"Menyenangkan sekali kalimatmu untuk didengar, Hanna," jawab Jeff sarkasme. "Tapi, no. Lo gak boleh balik sendiri karena lo kesini sama gue."
"Oh, enggak. Gue balik sama—"
"Harus sama gue, lah. Orang gue yang nganterin?"
Hanna melambai ke arah belakang Jeff, membuat cowok dengan kaos hitam itu menoleh juga ke belakang. Jeff mengernyit, merasa familiar dengan cowok yang sekarang mendekat ke arah mereka.
Ya gimana gak familiar kalau Jeff dan Gana adalah dua cowok yang jadi perwakilan angkatan masing-masing setiap kali mading kampus terisi dengan kertas besar bertuliskan 'Pojok Salam' dan menemukan foto mereka berdua sebagai 'Cowok Hits Kampus'.
"Lo ngapain, sih, di kosan cowok?" omel Gana ketika sudah berada tepat di hadapan Hanna. Tak perlu repot-repot menyapa kakak tingkat cowoknya di samping dia. "Bukannya ada pameran?"
"Ck. Jangan ngomel, gue lagi pusing."
Mendengar itu, Gana langsung memegang lengan tangan Hanna, menyuruh cewek itu menghadapnya. "Apa? Lo sakit?"
Gana menyentuh leher gadis itu, bergantian di sisi kanan dan kirinya dan Jeff hanya melongo.
Ini cowo siapanya Hanna, anjir?!
Jika Hanna mendapat reaksi seperti itu dari Jeff dan Jennie tadi pagi ia malah mencela, kali ini tidak. Hanna mengangguk dengan bibir bawah maju ke depan. "Iya. Tadi gak sempet sarapan. Kak Dhio nyuruh berangkat pagi."
"Lo tuh, ya," Gana siap mengomel lagi. "Suka, ya, suka aja. Tapi gak semua omongan dia harus lo turutin, dong? Kalau belum sarapan harusnya minta waktu ke crush lo itu buat nunggu."
"Wait, wait," sela Jeff lalu mengambil posisi di tengah-tengah Hanna dan Gana. "Siapa ngecrush siapa?"
Hanna langsung terpaku diam. Memelototi Gana yang kadang mulutnya emang gak ada rem. Ia mengancam lewat tatapan. Tapi sepertinya Gana hari ini sedang kesurupan arwah Juno yang nyebelin asli. Jadi dengan seenak jidat, Gana menjawab. "Hanna crushing Dhio."
Matilah Hanna.
••
Hanna dan Jeff menghabiskan waktu sekitar setengah jam untuk adu bacot. Berawal dari Jeff yang minta penjelasan kenapa Hanna malah suka sama sohib Jeff sendiri dan bukan dia, kemudian Hanna yang balas nyolot dengan kalimat, "Lah? Kenapa gue harus suka lo?"
"Karena gue yang suka lo, lah, njir." jawab Jeff dengan entengnya, kayak lagi ngangkat kapas.
"Itu bukan urusan gue, for your infomation."
Kemudian perdebatan berjalan dengan mulus dan Gana hanya berperan sebagi penonton menunggu keduanya selesai.
Sekarang, mereka bertiga—Hanna, Jeff, dan Gana—lagi di tempat parkir kos, di lantai paling bawah. Gana ternyata bawa mobil, katanya karena hari ini dia mau ngajakin temen-temennya cabut ke opening kafe belakang kampus usai kelas mereka selesai.
Sebelum Gana benar-benar menghidupkan mesin mobil, Jeff cepet-cepet ngetuk kaca Hanna, menyuruh cewek itu membukanya.
Hanna menekan tombol otomatis di sampingnya dengan malas, ia melirik Jeff. "Apa? Lo mau minta ganti rugi karena udah gue repotin?"
Jeff mendengus. Bertanya-tanya kenapa Hanna bawaannya curiga mulu sama dia.
"Kabarin gue kalau udah sampe rumah," kata Jeff nekat, padahal sudah tahu Hanna akan menyemprotkan dengan kalimat pedas lagi.
"Lo siapa gue siapa?"
Sudah Jeff duga.
Tapi cowok itu senyum kalem saja.
Hanna memutar bola matanya tak peduli. Ia menekan tombol untuk menutup kaca tapi Jeff kembali menahan kacanya.
"Apa lagi, sih?!"
"Get well soon."
•••
lesung pipi jeff yang membuatku jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
jeff, please.
Romansa[21+] "they say all good boys go to heaven but bad boys bring heaven to you." 18/11/20 - 09/09/21