24. Deril dan Shara

29.3K 2.7K 252
                                        

Sesuai perjanjian, semalam Hanna akhirnya bener-bener nginep di kosan Jeff. Selain karena Jeff maksa dengan alasan ingin merayakan hari pertama mereka jadian, tapi alasan lainnya juga didukung karena Jenni pinjem kosan Hanna buat nginep sama pacar barunya.

Jenni punya pacar baru? Iya.

Hubungannya dengan dosen Fakultas Psikologi itu kandas di tengah jalan.

Saat Pak Theo masih suka galau dan sensitif waktu ngajar di kelas gara-gara gagal move on dari Jenni, cewek itu malah udah deket sama cowok baru. Oke, kayaknya gak pantes disebut 'cowok' karena usianya jauh lebih tua.

Hanna sendiri gak paham apa Jenni dan om-om ini beneran udah pacaran atau sekedar terlibat hubungan sugar daddy dan baby girl. Pasalnya, Jenni cuman cerita kalau dia dapet cowok baru, pria berumur, dan kaya tujuh turunan. Namanya Jiro Dimanegara. Jenni manggilnya Jidi.

Pagi ini, Jeff dikejutkan dengan Hanna yang mengomel dan menarik kaki panjang Jeff untuk segera bangun. Cowok itu mengerang kesal ketika Hanna sama sekali gak menyerah usaha buat bikin Jeff cepet membuka mata.

"Jeff! Bangun gak lo?!"

"Ck. Apa, sih, Han?"

Jeff akhirnya yang menyerah. Dia membuka mata dan menolehkan kepala ke bawah kakinya, melirik Hanna yang berdiri di samping kaki ranjang, sedangkan posisi Jeff masih tengkurap namun kepalanya terangkat.

"Lo kenapa ngepost foto gue di Instagram?! Caption lo tuh ambigu tahu, gak? Kalau ada yang curiga gimana."

"Emang kenapa, sih?" suaranya terdengar serak kemudian Jeff kembali menenggelamkan wajahnya di atas bantal. "Lagian ini, kan, bukan pertama kali gue post foto lo."

"Biasanya cuman di insta story doang. Kemarin elo ngepost-nya di feed."

Jeff kali ini benar-benar bangun. Telinganya pengang mendengar Hanna mengomel terus-terusan. Ia duduk bersila di atas ranjang lalu mengacak wajahnya kasar. "Masalahnya dimana, Sayang?"

"Kan gue bilang kita back street. Kenapa elo malah umbar-umbar?"

"Asik, pagi-pagi berantem." gumam Jeff.

"Gue serius, ya."

"Gue juga."

"Apanya?" Hanna melotot. "Elo gak ada serius-seriusnya."

Jeff berdecak untuk yang ke sekian kalinya. Ngerti gak, sih, pusingnya kepala lo kalau dibangunin kasar banget, terus baru melek malah diomelin? Gak ada manis-manisnya Hanna, tuh, jadi pacar.

Iyalah, soalnya ini Hanna. Ngarep apa lo pada.

Cowok itu menepuk tempat di depannya. Menyuruh Hanna mendekat dengan merentangkan tangannya lebar. "Sini dulu. Duduk sini."

"Gak."

"Sini, dih. Pacarnya minta peluk juga. Pagi-pagi bukannya dikasih yang manis-manis malah diamukin. Gak merasa berdosa lo?"

Hanna melirik malas ke arah Jeff yang masih menepuk-nepuk tempat di depannya. Tapi ujungnya cewek itu, ya, nurut juga. Walaupun diawali dengan gerutuan karena masih sebal dengan kelakuan Jeff, dia tetap naik ke atas ranjang.

Jeff langsung merengkuh tubuhnya dan membawa Hanna berguling sampai mereka berdua berakhir di posisi tiduran.

"Gue baru bangun, Han. Bener-bener baru bangun dan elo marah-marah."

"Lagian elonya juga nyebelin. Kenapa ngeposting foto begitu? Oke, gak masalah fotonya. Captionnya? Orang bakal tahu kita pacaran."

"Sebenernya hati siapa, sih, yang lagi lo jaga?" Jeff menjauhkan pelukannya untuk menatap lurus ke arah Hanna. "Hm?"

jeff, please.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang