09. Cheers!

41K 3.4K 156
                                    

Nafas Hanna terengah tak beraturan ketika Jeff masih saja memperdalam hentakannya. Ia tahu Jeff sudah sangat dekat, terlihat dari bagaimana wajah Jeff yang memerah dengan suaranya yang tercekat. Hingga pada sepuluh detik kemudian, Jeff melepaskan semuanya.

Laki-laki itu menggulingkan tubuhnya ke samping, tangannya bergerak menarik Hanna masuk ke dalam rengkuhan. Jeff menciumi rambut Hanna. Senyumannya muncul tatkala mengingat bahwa apa yang barusan terjadi memang sangat menyenangkan. Cowok itu tiba-tiba terkekeh kecil membuat Hanna yang lagi melamun di dadanya mendongak dan mengernyit.

"Apa?" tanya Jeff karena Hanna menatapnya.

"Ngapain tiba-tiba ketawa?

"Gimana? Udah gak meragukan kemampuan gue? Harusnya, sih, udah enggak. Kan elo sendiri yang tadi minta nambah terus."

Hanna menatapnya jengah.

"Han, gue butuh pengakuan."

"Pengakuan apa? Kalau elo jago?"

Jeff menggeleng. "Bukan itu. Pengakuan kalau lo sama gue ada something."

"Kita udah ngomongin ini seratus kali."

"Dikurangin sembilan puluh tujuh. Kita baru ngomongin ini tiga kali," balas Jeff. "I adore you, Han."

"Ya udah, we can be friends."

Kali ini Jeff yang langsung memutar bola matanya jengah. "Gak ada temen yang have sex dan rajin ciuman kayak kita."

"Ada. Friend with benefit."

"Gue gak tertarik jadi friend lo."

"Gue juga enggak," balas Hanna. "Tapi gue lebih gak tertarik jadi pacar lo."

"Iya, kenapa? Karena gosip sampah di kampus? Lo itu Hanna. Hanna gak pernah dengerin omongan orang. Kenapa gosip soal gue malah lo makan mentah-mentah?"

Hanna beranjak dari tidurnya. Tangannya memegangi selimut yang berperan sebagai penutup tubuhnya. "Udahlah. Sampai kapanpun, pembahasan soal status kita gak bakal ada akhirnya. Mending gini, kan? Lo sama gue gak terikat status apapun. Lo bisa macarin cewek yang lo mau."

"Such a bad idea," Jeff mengambil kemasan rokok dan pemantik di atas nakas Hanna. "Tapi gue juga gak bisa maksa, kan?"

••

Besoknya, Hanna lagi di kantin sendirian. Jennie entah pergi kemana sama pacarnya dan Hanna gak minat jadi nyamuk. Jadi setelah kelasnya beres, cewek yang sedang kelaparan itu memilih belok ke arah kantin dan memesan mi ayam.

Baru ia menyuapkan satu sendok ke dalam mulutnya, Gana datang. Cowok itu mengambil duduk di depan Hanna lalu menaruh botol air mineral di meja. "Tumben gak sama Jennie."

Karena Hanna sibuk mengunyah, jadi Hanna hanya mengedikkan bahu.

"Lo tahu gosip terbaru dari si Juno?"

Hanna menggeleng.

"Dia lagi dideketin cowok."

"Cowok?"

"Iya, homoan."

"ANJENG?!" Hanna syok. Melotot sejadi-jadinya. "Beneran? Terus Juno gimana? Dia mau?"

"Ya, kagak."

Hanna langsung melemaskan bahunya sambil menghela nafas lega. "Kirain. Terus sekarang dia kemana?"

"Lagi kelas."

"Elo kagak?"

Gana menggeleng. "Ada kelas, sih. Tapi gak sengaja liat lo sendirian jadi berhenti disini."

jeff, please.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang