Kemarin malam, semuanya teler: Gana, Juno, sama Deril. Tapi Hanna dan Jeff enggak, mereka sama-sama menghindari minum banyak karena yang pertama, Jeff besok ada jadwal kelas pagi. Sedangkan alasan kedua dari pihak Hanna, dia tahu kalau aja dia sampai ikut hangover, Jeff bakalan ambil kesempatan. Hanna gak mau.
Pagi ini berjalan seperti biasanya. Hanna harus jadi induk mendadak buat Juno dan Gana karena dia yang ngurusin dua bocah itu setelah mereka muntah-muntah dan ngeracau kemana-mana. Jangan tanya teman Jeff apa kabarnya, karena Hanna juga gak tahu.
Setelah dia menyiapkan makanan di meja untuk dua sahabatnya, Hanna langsung berangkat kuliah tanpa pamit. Dia aja sebenarnya gak inget kalau hari ini ada jadwal kelas jam 10 kalau bukan Jennie yang ngasih tahu.
Hal yang paling ngeselin di dunia bagi para mahasiswa di Indonesia adalah ketika baru masuk kelas dan duduk di kursi, udah mau ngeluarin laptop dan lainnya, tiba-tiba bagian Penanggung Jawab Mata Kuliah ngasih tahu kalau dosennya gak jadi masuk.
Itu juga yang bikin Hanna langsung mengumpat setengah mampus. Dia bela-belain mandi bebek di kosan Gana, lupa pakai parfum, lari ke kampus karena jarak antara kos Gana sama kampus emang deket, tapi sebenernya tetep jauh kalau jalan kaki dan itu bikin Hanna kesel.
Jennie tertawa ngakak melihat Hanna yang kini menggerutu tidak jelas. Menyebut nama hewan ternak hingga buas, mengabsen satu persatu.
"Sabar, Han, sabar."
"Sabar mata lo."
Jennie berdiri, masih dengan sisa tawanya, cewek itu berpamitan untuk keluar kelas lebih dulu karena katanya ada janji sama Kaisar. Hanna mengangguk malas, ia mengibaskan tangan mengusir Jennie. Sampai satu-satu mahasiswa lain keluar, Hanna tetap diam di tempat. Gak lagi pengen kemana-mana.
Lalu tiba-tiba dari arah pintu, muncul cowok jangkung yang jelas bukan anak Psikolog. Jeff melenggang masuk santai seakan-akan ini emang gedung fakultasnya.
Walaupun gak ada larangan tertulis bahwa mahasiswa fakultas lain gak boleh menginjak gedung lain, tetep aja Jeff ini gak tahu malu. Cowok itu muncul terlalu sering. Sampai-sampai Hanna denger kalau anak kelas mata kuliahnya udah hapal kalau setiap Jeff ke Psikolog, pasti nyari Hanna.
"Lo lagi, lo lagi." gumam Hanna lirih lalu menelungkupkan kepala di atas meja, membiarkan Jeff kini menyeret kursi terdekat agar bisa duduk di sampingnya.
"Ikut gue, yuk." ujar Jeff, tangannya terarah merapikan rambut Hanna yang menutupi wajahnya, karena gadis itu juga masih menaruh kepala di atas meja, menghadap Jeff.
"Males."
"Belum juga gue bilang mau kemana."
"Gak minat. Lo gak tahu mata gue udah gak bisa melek begini?"
Jeff dengan resenya menarik rambut Hanna membuat cewek itu mengaduh. "Ikut aja kenapa, sih?"
"Emang lo mau kemana?"
"Latihan basket."
Satu fakta tentang Jeff yang baru Hanna ketahui. Cowok itu ternyata ikut UKM Basket.
"Manfaat apa yang bisa gue dapetin kalau ikut lo?"
Jeff menatap jam dinding kelas sekilas. "Eum, lo bisa liat gue keringetan?"
Hanna menatap Jeff jengah. "Udah pernah."
"Lo bisa liat gue seratus kali lebih cakep pas main basket."
"Gak butuh."
Jeff berdecak. "Han, lo tahu gak, sih, lo tuh nyebelin banget?"
"I am."

KAMU SEDANG MEMBACA
jeff, please.
Romance[21+] "they say all good boys go to heaven but bad boys bring heaven to you." 18/11/20 - 09/09/21