02. Sok Pahlawan

85.9K 5.3K 193
                                        

Ini bahkan sudah tepat satu minggu seorang Jeff Raksakatama berlalu-lalang di gedung Fakultas Psikologi hanya karena hobi barunya menemui Hanna. Tentu saja, dalam waktu sesingkat itu, Jeff dan Hanna sudah banyak jadi perbincangan mahasiswa dari ujung ke ujung. Bahkan dari mulut ke mulut, berita yang tersebar dengan resenya bilang kalau Hanna cuman jadi satu dari sekian ribu simpanan Jeff.

Hanna, sih, cuek aja.

Cewek itu bukan tipe manusia yang mau mengurusi satu persatu mulut netizen yang suka nyebarin gosip sampah. Selama tidak ada yang menyentuhnya, selama tidak ada efek samping nyata dari tindakan orang-orang di luar sana, Hanna tak akan peduli.

Dan apa yang bikin Jeff greget sama Hanna memang itu. Alih-alih meladeni, Hanna malah akan terkekeh sinis tanpa menjawab rasa penasaran orang-orang. Jeff suka Hanna yang selalu mencintai diri sendiri gak peduli orang mau ngomongin Hanna kayak gimana.

Tujuh hari belakangan, Jeff selalu datang dengan songongnya melewati kerumunan mahasiswa Psikologi. Dengan wajah songong dan tengilnya, cowok yang berhasil mendapat nomor Hanna dari salah satu teman gadis itu menghampiri Hanna ke kelas.

"Udah makan siang?" tanya Jeff ketika Hanna berdiri di depan pintu sembari meliriknya sinis.

"Lo bisa jangan gangguin gue mulu?"

"Ke kantin, yuk. Gue juga belum makan." katanya, tak peduli bahwa jawaban dari mulut cowok itu sama sekali tidak sesuai.

Tapi Hanna tetap berdiri di tempat, jelas tak mau menuruti Jeff. Gadis itu tahu Jeff siluman buaya, tapi ia tak tahu kalau semenjak kejadian Juna Erlangga kemarin, membuatnya jadi buronan Jeff begini. Hanna bukan lagi Hanna yang bisa menikmati hari-harinya di kampus dengan tenang.

"Han, ayo?"

Hanna berdecak. "O? gah."

"Mau gue gendong aja?"

Setelah itu, Hanna dengan kesalnya langsung saja pergi tanpa kata. Walaupun besoknya, besoknya lagi, Jeff juga tetap akan menghantui gadis itu.

Seperti hari ini.

Hanna pusing setengah mati padahal hanya karena mendapati nama Jeff muncul sebagai notifikasi yang masuk ke ponselnya. Tidak. Perempuan itu memang tidak menyimpan nomor Jeff. Tapi karena terlalu sering cowo itu mengiriminya pesan super tidak penting, Hanna jadi hapal empat angka di belakang nomor milik Jeff.

08** **** 1402 : dimana?
08** **** 1402 : Psikologi lagi ada pameran, ya?
08** **** 1402 : gue mau kesana

[read]

"Hanna!"

Suara Jennie menggema ke telinganya membuat cewek itu jadi puter badan dan menemukan gadis cantik dengan pita di rambut segera berlari kecil menghampiri. "Lo jadi panitia?"

Hanna mengangguk.

"Ish, kirain lagi gak sibuk. Gue mau ngenalin lo sama cowok gue!"

"Baru lagi?"

Jennie mengangguk. "Tapi karena lo sepertinya sedang sangat sibuk dan tidak bisa diganggu, ya udah next time aja kali, ya, gue ajakin hang out sama Kaisar."

jeff, please.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang