25. Sanggahan

27.2K 2.5K 283
                                    

Jeff tuh gak habis pikir deh sama Hanna. Dia gak tahu kenapa belakangan, ceweknya suka banget ngajakin kobam. Ini adalah kedua kalinya dalam seminggu mereka berdua masuk ke lantai Swill karena Hanna yang minta. Padahal Jeff udah mulai berubah jadi lebih baik—ya gak baik-baik banget, cuman belakangan Jeff emang ngurangin minum alkohol.

Dan karena Jeff pacar yang setia dan punya rasa solidaritas tinggi, akhirnya di ayoin aja sama dia.

Hanna dan Jeff keluar dari Swill sekitar pukul tiga pagi. Jeffnya aman, dia cuman minum tiga gelas dan masih seratus persen sadar. Tapi enggak dengan Hanna yang teler walaupun masih cukup sadar buat diajak ngomong. Kini Jeff menyesal kenapa ia harus nurutin cewek itu. Apa lagi, tadi berangkatnya mereka pakai taxi.

Jeff jadi puter otak, dong. Ini mereka pulangnya naik apa jam segini? Jalan kaki? Ya kali.

"Jeff."

Yang dipanggil masih sibuk scroll hape ngespam Deril buat minta jemput.

Jeff noleh. "Apa?"

"Cari taichan, yuk."

"Ya Allah, Han, ini udah jam segini gak mau langsung pulang aja?"

Hanna merengut. "Tapi lagi pengen taichan."

"Besok, oke? " jawab Jeff lalu menarik tangan Hanna untuk dibawa berjalan bersama.

Sial seribu sial, Jeff juga masih harus menepi di tengah perjalanan—padahal gerbang hotel udah di depan mata karena Hanna tiba-tiba mau muntah. Cowok itu akhirnya membawa Hanna ke selokan, memijat lehernya, mendengus.

"Udah?"

Hanna mengangguk. "Udah."

"Bisa jalan?"

"Bisa."

"Ya udah ayo."

"Tapi gak mau jalan."

Jeff mengernyit.

"Gendong."

Tololnya lagi, selama Jeff menggendong Hanna hingga masuk lift hotel usai Jeff memesan kamar, Hanna yang memang otaknya lagi gak beres itu tiba-tiba manggil cewek pegawai hotel.

"Eh, Mbak!" Hanna teriak di balik gendongan Jeff. Dengan satu tangan yang masih melingkar di leher cowok itu, satu tangan yang lain melambai, menyuruh pegawai hotel tersebut mendekat.

"Iya, Kak? Ada yang bisa dibantu?"

"Nih, Mbak. Pacar saya lagi cari selingkuhan, Mbaknya mau gak?"

Jeff melotot bukan main. "Han!"

Beruntung perempuan tersebut cukup tahu kalau Hanna mabuk, jadi dia tidak memperdulikan banyak, hanya tersenyum sopan dan kembali berjalan menjauh ke arah berlainan.

"Lo kenapa, sih?"

"Loh, emang kenapa? Emang lo gak mau selingkuh dari gue?"

Jeff mendengus sebal kemudian memasuki kamar hotelnya. "Ngaco."

"Selingkuh aja, Jeff."

"Han, kalau di antara kita berdua ada yang selingkuh, itu pasti elo."

**

Paginya—oke, ralat, siang sekitar pukul setengah dua belas, Hanna baru bangun. Mendapati kepalanya agak berkunang, ia mulai mengingat kenapa sekarang ia tidur di kamar asing. Tapi bukan itu yang bikin dia bingung, melainkan Jeff yang gak ada di sampingnya.

Kebingungan yang melanda Hanna gak berlangsung lama ketika ponselnya berdering. Cewek itu meraih ponsel yang sedang dicharge.

"Hm?"

jeff, please.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang