"Kita sampai, Dy.."
Aku tertegun melihat rumah Felix. "Rumah kamu seperti di film-film Korea, Felix."
"Masa sih? Emang, apanya yang mirip?"
"Pokoknya terasa sangat asri, indah, dan nyaman."
"Berarti, kamu suka dong rumahku ini?"
"Iya."
"Kalau misalnya nanti aku ajak tinggal disini selamanya?"
"Hhiihii.." aku mengikik. "Jangan deh, Felix. Soalnya pasti nanti Kakek Rudolf suka bolak-balik main kesini. Beliau itu kan suka sekali sama pemandangan yang hijau dan asri."
"Wahh, iya juga ya. Bisa-bisa nanti kita terganggu lagi."
Aku langsung melihat dua wanita yang lagi duduk di teras depan. Yang satu masih muda, tapi yang satu lagi sudah tua. Pasti kedua wanita itu, bunda dan neneknya Felix.
"Bunda -- nenek, kenalin teman spesialku."
"Pasti Cloudy kan?"
"Iya, tante. Aku Cloudy, anak yatim piatu."
"Yatim piatu --" bundanya Felix malah saling bertatapan dengan neneknya Felix.
"Bunda, masa aku sama Ody gak disuruh masuk?"
"Ohh iya-iya, bunda lupa. Ayo, silahkan masuk."
"Bunda -- nenek, ini aku bawa oleh-oleh dari mall." aku menyerahkan tas belanjaanku kepada bundanya Felix. "Kalau tidak suka, jangan dibuang ya, bunda. Soalnya itu yang beli --"
"Dy, ke kamarku yuk!" Felix memotong pembicaraanku.
"Iya, Felix."
Aku merasa seperti ada yang aneh dengan bunda dan neneknya Felix. Kenapa mereka itu menatapku dengan tatapan yang sulit kumengerti ya..?
Apa mungkin, karena statusku itu adalah anak yatim piatu yang sedang berkuliah di kampus terkenal?
"Kamu mau minum apa?"
Kalau aku boleh jawab jujur, sebenarnya aku ingin mencicipi susu kental panas punyanya Felix. Tapi kan, Felix pasti capek karena habis menyetir dari kampus tadi.
"Sayang ---" Felix membelai kepalaku. Dia mendekapku, lalu mencium kepalaku. "Kenapa? Pasti kamu kepikiran sama nenek ya?"
"Nenek sama kayak si mbok ya, Felix. Sukanya menjahit kalau ada waktu luang."
"Aku ambilin jus apel dulu ya. Kamu suka, kan?"
Aku mengangguk. "Aku suka jus buah apa aja. Kecuali buah yang sudah busuk."
Sebelum keluar dari kamar, Felix dan aku berciuman dulu. Tapi kali ini, kita ciumannya tidak sampai basah dan becek.
Setelah aku telaah dan teliti, ternyata di kamarnya Felix gak ada satupun boneka maupun mobil-mobilan. Mungkin, itulah alasannya kenapa Felix bisa tumbuh jadi cowok yang super keren dan macho.
Ada sebuah album foto diantara tumpukkan majalah-majalah olah raga. Aku ambil album itu, dan kubuka dengan perasaan harap-harap cemas.
Mungkin saja, di album tersebut aku bisa menemukan foto Felix saat dia masih kecil dulu. Dengan kondisinya yang cuma memakai celana dalam dan kaos singlet.
Di halaman pertama album foto itu, aku lihat foto Felix dengan bersama seorang cewek. Bisa dibilang, cewek itu cantik dan matanya seperti boneka.
Lalu aku buka halaman berikutnya, dan berikutnya. Memang tidak ada yang spesial di album foto itu. Semuanya cuma foto cewek-cewek aja.
![](https://img.wattpad.com/cover/235825174-288-k647495.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOUDY 2
Teen FictionOm Gerald sama Om Rama sekarang musuhan. Jika Om Rama memiliki Lee Company, maka Om Gerald pun memiliki GE Company sebagai tandingannya. Lama kelamaan, tingkah mereka semakin kayak anak kecil dan membuat kepalaku hampir pecah. Bagaimana kalau misaln...