19

1K 95 18
                                    

Ronde pertama, Om Gerald yang gagah dan macho itu cuma bisa bertahan selama sepuluh menit aja. Pertahanannya jebol, waktu aku lagi mengoralnya di dalam mobil saat kami sedang menunggu pesanan sate ayam.

Ronde kedua kami lakukan masih di dalam mobil. Tapi kali ini, Om Gerald menganalku dengan posisi aku mendudukinya di jok belakang. Dia cuma mampu bertahan selama lima menit saja.

Aku lihat keringatnya mengucur dengan deras sekali. Wajahnya juga sampai memerah seperti kepiting rebus.

"Aku kan belum keluar. Masa Om Gerald sudah keluar dua kali?!"

Om Gerald mengambil pelumas, lalu menuangkannya di atas penisku.

"Enggak mau, Om Gerald!"

"Mau dibantu gak?"

Aku geleng. "Enggak usah, om. Aku kan mau disimpen dulu sampai banyak."

"Kalau sudah banyak, mau diapain?"

"Pulang aja deh, om. Nanti kakek nungguin kita di depan kan kasihan."

Pas Om Gerald mau pakai kaos berkerahnya, aku melarangnya.

"Om Gerald, gimana kalau kita pulangnya telanjang bulet aja?"

"Ody ---"

"Kan gak ada yang bisa lihat, Om Gerald. Om Gerald takut ya?"

"Bukan masalah takut atau tidak, Ody. Tapi ---"

"Kita pulang sekarang!!"

Perut yang sudah terisi penuh  ditambah dengan jam yang semakin larut, membuat mataku semakin berat. Aku ingin cepat-cepat sampai di rumah, lalu tidur di bawah selimutku yang tebal dan hangat ---

"Om Gerald...!!" aku kaget luar biasa. Dan rasa kantukku hilang seketika, saat tangan Om Gerald meremas pahaku.

"Siapa yang suruh kita gak pakai baju?"

"Nanti kalau kecelakaan gimana, Om Gerald?"

"Om cuma mau melindungi itumu aja. Supaya tidak kedinginan."

Seharusnya aku memang tidak pernah memberi ide bodoh seperti ini. Meskipun Om Gerald itu adalah pria yang sangat keren, berwibawa, dan selalu patuh kepada kakek, tapi dia itu sama seperti Om Rama. Tidak pernah bisa diam ketika di dekatku.

Sebentar lagi aku sampai di rumah kakek. Ku semprotkan tubuhku dengan parfum buah, sebelum aku memakai kaosku kembali.

"Ody ---"

"Iya, om?"

"Sebelum kita sampai, gimana kalau kita main satu ronde lagi?"

"Hhaahh, lagi om?!!" mataku terbelalak mendengarnya.

Om Gerald mengangguk. "Di dalam mobil lagi?"

"Hmm, iya ---"

"Om, enggak bosan?"

"Yaa, habis gimana lagi Ody. Om gak bisa tahan." jawabnya sambil meremas batang penisnya yang sudah ereksi lagi.

"Yaaa sudah deh --"

Sepertinya aku tahu yang direncanakan olehnya. Om Gerald tidak akan berhenti sampai aku ejakulasi dan mengeluarkan lahar panasku.

Om Gerald melapisi penisnya dengan kondom. Lalu ia menuangkan sedikit pelumas setelahnya.

Aku berpindah ke atas pangkuannya. Kupeluk lehernya, saat penisnya menerobos masuk lubangku. Meskipun sudah sering aku ngeseks dengannya, tapi jantungku selalu berdebar, dan rasa sakit itu masih tetap ada, ketika kepala penisnya mulai mencoba memasuki lubangku.

CLOUDY 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang