-END-

718 75 10
                                    

Ternyata memang benar, jamuan malam yang diadakan Kakek Rudolf itu, bukanlah jamuan makan malam biasa.

Sepenglihatanku, pasti orang-orang yang hadir ini adalah orang-orang beruang banyak, dan genit. Terbukti dari cara mereka saat tertawa. Persis seperti Kakek Rudolf yang girang sekali, saat melihat cewek seksi lagi tiduran di pantai.

Aku berkeliling mencari makanan kesukaanku. Tapi kenapa, tidak ada bubur sum-sum dan sate padang ya...?

"Kamu lagi cari apa?"

"Cari pacar, Om Gerald."

Om Gerald sedikit menunduk, lalu berbisik padaku. "Apa kamu suka dengan pria yang sudah tua dan berperut buncit?"

Aku balik menatap Om Gerald. "Kenapa Om Gerald gak latihan fitnes sekarang? Apa Om Gerald coba mengelabui kakek ya?"

Om Gerald membetulkan dasi kupu-kupu yang kupakai. Dia juga merapihkan rambutku yang tertiup angin blower tadi.

"Kalau nanti Om Gerald sudah semakin sukses, jangan pernah lupain Om Rama ya."

"Kenapa kamu tiba-tiba membicarakannya?" balas Om Gerald sambil menikmati minuman aneh yang warnanya seperti air pipis itu.

Aku mau mengambil dan ikut mencicipinya, tapi Om Gerald malah memelotot padaku.

"Apa kamu sudah tahu?"

"Tahu dong, Om Gerald. Aku kan temannya Gilbert."

"Bukan Gilbert, Ody. Tapi ---"

Kakek Rudolf naik ke atas podium. Semua tamu-tamunya memberikan tepuk tangan yang sangat meriah. Om Gerald mengajakku untuk lebih mendekat pada podium.

Kakek rupanya ingin memperkenalkan kedua cucunya sebagai pimpinan baru GE Company dan juga Lee Company.

Terus terang saja, sejujurnya aku kaget sekali waktu Kakek Rudolf memperkenalkan Om Gerald sebagai pimpinan Lee Company, menggantikan posisi Om Rama. Dan Om Panda sebagai pimpinan GE Company, yang tentu saja menggantikan posisi Om Gerald sebelumnya.

"Di malam yang sangat berbahagia ini, saya juga ingin memperkenalkan seseorang yang tentunya sangat-sangat spesial, berharga, dan tidak ada duanya di dunia ini..."

Sebuah lampu tiba-tiba menyorot padaku. Jantungku berdebar kencang, terlebih saat semua mata kini tertuju padaku.

"Dia adalah anak laki-laki polos dan juga sederhana. Seandainya saja, saya tidak bertemu dengannya di kereta waktu itu --- entah apa yang akan terjadi dengan seluruh bisnis saya."

"Kakek ---"

"Cloudy Stevano --- kamu memang bukan siapa-siapa dalam keluarga saya. Tapi tanpamu --- kakek --- kakek ---"

Aku tidak percaya, kalau ternyata kakek juga bisa menangis...

"Tanpamu, mungkin kakek tidak akan pernah bisa berkumpul kembali dengan cucu-cucu kakek...

Tanpamu, mungkin GE Company tidak akan pernah terlahir...

Dan tanpamu, mungkin Lee Company hanyalah tinggal sebuah nama..."

Aku semakin terkejut, saat dua orang pengawal kakek memintaku untuk ikut naik ke atas podium.

"Cloudy Stevano, apakah kamu bersedia menggantikan posisi kakek?"

Mataku terbelalak mendengarnya. Aku merasa sekonyong-konyong, aku akan segera lulus kuliah dan diwisuda.

"Jalankan GE Company dan Lee Company, bersama dengan kedua cucu kakek."

"Cloudy ---"

Aku menoleh ke arah belakang. Aku benar-benar kaget, karena ternyata ada teman-teman dan juga semua orang-orang yang sangat-sangat kukenal.

CLOUDY 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang