Mataku menyipit melihat seseorang yang lagi berjongkok di jalan dekat parkiran timur kampus. Kalau sedang buang air, rasanya itu gak mungkin. Sebab, aku yakin orang itu bukan orang gila. Mana ada orang gila, pakaiannya keren gitu coba...?
Orang itu bangkit juga. Ternyata dia sedang membawa dua anak kucing di tangannya!
Itulah kenapa aku kesal sekali dengan para orang tua. Seharusnya mereka itu gak membiarkan anak-anaknya main di tempat yang berbahaya.
"Ody?"
"Ya ampun, Ita. Kamu bikin aku kaget aja."
"Kamu lagi apa, Dy?"
"Aku lagi ---"
Dari kejauhan aku melihat motor lagi melaju kencang sekali. Dan motor itu sekarang ---
"Awasss...!!" Aku berteriak sampai tenggorokkanku serak.
Kututup mata, karena aku gak bisa melihat kejadian mengerikan yang akan terjadi tepat di depanku.
"Dy, Ody!!" Ita menggoyang-goyangkan tubuhku. "Kamu kenapa?"
"Orangnya udah ketabrak belum, Ita?"
"Enggak, Ody. Orang itu selamat."
Kedua mataku membuka. Aku langsung bergegas menyeberang dan melihat kondisi orang itu.
"Daniel...? Apa kamu terluka?"
Ternyata orang yang hampir ketabrak itu, Daniel!
"Dia gak papa, Ody."
"Felix?!" aku terkejut melihat si tampan itu.
Felix membantu Daniel berdiri. "Lain kali lo mesti hati-hati. Disini kan sepi."
"Felix, seharusnya kamu marahin kedua orang tua anak kucing itu!"
"Ody --" Felix mencubit pipiku.
"Thank's." Daniel tersenyum kaku pada Felix.
"Lo yakin gak papa?" tanya Felix lagi. "Mau gue anter ke klinik gak?"
"Daniel, jangan pernah menolak kebaikan Felix. Kalau tidak mau, ya kita sarapan aja bersama di kantin." aku berusaha menengahi pertengkaran mereka.
"Haduhh, Ody ---" Ita geleng-geleng. "Kalo aja boleh dituker, mendingan kamu jadi adikku aja deh.."
"Adik kamu lagi pergi ya?"
"Adikku itu udah nyebelin, belagu, jelek, males, dan gak ada lucu-lucunya sama sekali. Boro-boro cewek mau nempel, nyamuk aja ogah."
"Kamu belum sarapan ya, Dy?" tanya Felix.
"Belum. Aku mau sesuatu yang beda Felix. Misalnya sarapan seperti orang kaya."
Felix memegang kepalaku. "Kita ke kantin yuk."
"Daniel, ayo ikut aja." ajakku.
"Ehmmm, iya."
"Ehh, Ody. Emangnya sarapan orang kaya itu kayak gimana sih?" tanya Ita.
"Yaa, sarapan sambil baca majalah dan berjemur di bawah sinar matahari yang baru terbit."
Baru pagi ini, aku bisa sarapan pagi di kantin satu meja dengan Felix, Daniel, dan juga Ita. Kupikir, waktu itu Felix gak bisa akrab sama Daniel. Tapi ternyata, Felix itu emang baik seperti super hero!
"Gapapa, biar gue yang bayarin."
"Ihhh, Kokoh Felix baik banget."
"Ita jangan suka ngejek Felix ya --" aku melotot ke Ita. "Meskipun Felix sipit, dia kan kuliah juga disini."
![](https://img.wattpad.com/cover/235825174-288-k647495.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOUDY 2
Teen FictionOm Gerald sama Om Rama sekarang musuhan. Jika Om Rama memiliki Lee Company, maka Om Gerald pun memiliki GE Company sebagai tandingannya. Lama kelamaan, tingkah mereka semakin kayak anak kecil dan membuat kepalaku hampir pecah. Bagaimana kalau misaln...