Aku terbangun di sebuah kamar yang kuperkirakan luasnya, dua kali luas kamar tidur Om Rama di apartemennya. Kepalaku masih agak sedikit berat. Dan aku baru mengetahui kalau ada jarum infus yang menancap di tangan kiriku.
Aku sangat asing dengan kamar ini. Tapi, setelah aku lihat siapa orang yang membuka pintu kamar itu, aku pun akhirnya tahu, kalau aku sepertinya sedang berada di rumah Kakek Rudolf.
"Akhirnya kamu bisa menempati kamar ini juga, Cloudy."
"Kakek ---"
Seorang wanita muda mematikan AC, lalu membuka tirai dan jendela. Sinar matahari pagi beserta dengan udaranya yang dingin langsung menerobos masuk ke dalam kamar.
"Kakek sengaja tidak membawamu ke rumah sakit. Karena itu akan merepotkan."
"Kak Nino dan yang lainnya ---?"
"Nino lagi berenang. Pandawa dan Gerald lagi di dapur. Mereka sedang berlomba."
"Lomba apa, kakek?"
Kakek tersenyum. "Katanya mereka sedang membuat masakkan, dan nanti kamu sendiri yang akan jadi jurinya."
"Tapi aku kan belum beli hadiah, kakek."
"Kamu ingin berkeliling?" tanya kakek.
"Hmmm ---" sebenarnya aku agak risih dengan infus ini. "Apa aku boleh mencabutnya?"
Kakek memukul pipiku pelan. "Kalau begitu kamu istirahat saja disini. Jam sembilan dokter akan datang untuk memeriksamu."
Tidak ada satupun foto yang bisa kulihat di kamar yang sedang kutempati ini. Hanya sebuah lukisan dua anak kucing yang tergantung tepat di atas led tv itu.
Tok-Tok.
Aku pura-pura memejamkan mata saat pintu kamarku diketuk lalu di dorong perlahan. Saat kuintip dengan sebelah mataku, ternyata orang yang melakukannya adalah Om Gerald.
Dia mendekatiku lalu memegang dahiku. Om Gerald adalah mantan pengawal Kakek Rudolf yang sangat hebat, yang ternyata dia juga adalah merupakan cucu dari Kakek Rudolf. Tapi Om Gerald tidak tahu, kalau sebenarnya aku ini sedang pura-pura tidur.
"Misi Om Gerald --- apa Ody sudah bangun?"
Hhihi, itukan suaranya Gilbert.
"Belum."
"Kasihan Ody ya, om. Udah badannya semakin kurus, dia juga tidak pernah bisa tidur nyenyak di kasur yang empuk dan hangat."
Ptakk...!
"Aduh! Sakit, Om Pandawa!"
"Jangan asal bicara kamu. Kalau Rama dengar, bisa dituntut sampai miskin kamu!"
"Ihhh, seram sekali ya om."
Gilbert mendekatiku. "Sahabatku yang malang. Kamu sakit, sebelum bisa punya pacar."
Sebelah mataku membuka. "Gilbert, apa kamu sudah mandi?"
"Ody?!!"
"Sepertinya Ody kebangun karena mencium bau badanmu yang kecut itu!" Ujar Om Panda.
"Semalam, pas lagi di perjalanan aku sudah mengobrol sama Kak Nino dan Bryan."
"Ngobrol apa, Ody? Apa aku boleh tahu?"
Aku mengangguk. "Aku akan mencari calon isteri buat Om Panda, Gilbert. Supaya nanti wanita itu bisa jadi ibumu juga. Dan kalian akan hidup menjadi sebuah keluarga bahagia."
"Kenapa harus itu yang dibahas duluan?" Om Panda mijit-mijit dahinya. "Lebih baik keluar aja. Gilbert --- "
"Oke, om."
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOUDY 2
Novela JuvenilOm Gerald sama Om Rama sekarang musuhan. Jika Om Rama memiliki Lee Company, maka Om Gerald pun memiliki GE Company sebagai tandingannya. Lama kelamaan, tingkah mereka semakin kayak anak kecil dan membuat kepalaku hampir pecah. Bagaimana kalau misaln...