(Lanjutan chap sebelumnya...)
"Sepertinya Cloudy lebih senang dan betah tinggal denganku disini..."
Om Gerald yang mendengarnya cuma senyum santai menanggapinya.
"Dia bisa mengajak teman-temannya menginap. Berenang sesuka hati dengan perosotan setinggi sepuluh meter. Dan dia tidak perlu capek-capek turun naik tangga, karena disini sudah tersedia lift."
"Kalian berdua mau adu kekayaan dan pamer rumah?!" Kakek Rudolf pun akhirnya berbicara. "Kamu juga idiot!" Kakek melempar Om Rama dengan sebutir buah anggur. "Beli rumah besar-besar cuma kalian tinggali berdua?! Kamu suruh Cloudy yang membersihkan semuanya? Kamu pikir dia pembantu?! Otakmu dimana?!"
"Aku gak pernah suruh Cloudy buat bersih-bersih!"
"Aku beresin tempat tidur, sama celana dalemnya Om Rama kalau pagi. Waktu aku buatin kopi, Om Rama malah muntah katanya kopiku asin kayak racun hama."
"Kamu dengar barusan?!" Kakek makin marah sepertinya. "Kalau begini caranya, kakek akan kuliahkan Cloudy di luar negeri biar jauh sekalian dari manusia bodoh sepertimu!"
"Capek loh mas. Kasian kan, Ody." ucap Kak Nino pelan.
"Diem kamu! Gak usah ikut campur!"
"Kamu yang diam, Rama! Berani sekali bentak-bentak orang di depan kakek!!"
Aku melihat teman-temanku yang lagi duduk sambil diam di teras samping. Sepertinya mereka terganggu dengan nada marah-marahnya kakek.
"Kamu tahu, pendapatan Lee Company selama empat bulan terakhir ini mengalami penurunan!?"
"Kakek, besok kan aku sudah tinggal lagi sama Om Gerald."
Wajah kakek sudah mulai bisa tenang. "Kakek tidak pernah pilih kasih dengan siapapun. Bahkan seharusnya yang iri itu adalah mereka bertiga!" ternyata kakek masih emosi. "Apa yang sudah kakek berikan kepada Pandawa, saat dia lumpuh hingga sekarang ini?!"
"Kakek mau minum?"
"Kakek tidak haus, Cloudy!"
"Iya. Maaf."
"Kamu lihat Nino! Dengan uangnya sendiri, dia bisa sukses dan berhasil menjalankan bisnis cafenya! Bahkan dia tidak takut untuk mundur dari dunia keartisannya!"
Aku takut kalau kakek terus marah-marah, nanti beliau akan masuk rumah sakit lagi.
"Kamu tahu apa?!! Semua kakek berikan dan percayakan padamu. Bahkan kakek juga memberikan perusahaan nomer satu di Asia, kepadamu Rama!"
"Kakek, kasihan Ody ada teman-temannya." ujar Om Gerald.
"Maafkan kakek, Cloudy. Kamu dan teman-temanmu makan-makan saja di samping duluan."
"Kalau kakek marah, terus masuk rumah sakit nanti aku pergi lagi."
"Kakek tidak marah, Cloudy. Kakek hanya sedang menasehati Rama."
"Om Rama juga sudah dewasa. Jangan dibilang bodoh dan idiot lagi. Kalau kakek mau, kakek bisa bilang ke aku aja. Aku kan memang bodoh dan idiot."
"Maafin kakek, Cloudy."
"Kita minum fanta aja sampai malam, kek. Pasti kita kayak terbang ke surga dunia deh."
"Anak itu mulai lagi."
"Kak Nino juga jangan malu-malu. Kita berdansa sampai pagi!!"
Kak Nino menarikku ke teras samping. Lalu aku dan teman-temanku juga Kak Nino, Bryan, dan Gilbert asyik-asyik bakar daging sapi di dekat gazebo.

KAMU SEDANG MEMBACA
CLOUDY 2
TienerfictieOm Gerald sama Om Rama sekarang musuhan. Jika Om Rama memiliki Lee Company, maka Om Gerald pun memiliki GE Company sebagai tandingannya. Lama kelamaan, tingkah mereka semakin kayak anak kecil dan membuat kepalaku hampir pecah. Bagaimana kalau misaln...