18

682 79 2
                                    

Gilbert memeriksa lagi seluruh jendela di kamarku. Dia memastikan kalau semua jendela sudah dalam keadaan terkunci. Lalu dia juga memeriksa lubang angin, dan saluran air.

"Gilbert, kalau kamu disini terus bisa-bisa kamu jadi miskin karena enggak syuting-syuting."

Gilbert meletakkan telunjuk di bibirnya. "Ody, kita harus tetap waspada. Siapa tahu aja, dia akan mengincarmu!"

"Bagaimana kalau dia menyelinap masuk dengan menyamar?"

"Kamu tenang aja. Aku sudah sedikit banyak belajar push-up dan paralayang sama Om Pandawa.."

"Bagus sekali, Gilbert."

Aku seperti burung yang terkurung dalam sangkar. Kakek sama sekali tidak mengizinkanku keluar dari kamar. Seluruh penjagaan di rumahnya pun diperketat. Bahkan kakek juga menempatkan dua penjaga di dekat lorong menuju kamarku.

Gilbert juga tidur bersama denganku. Kalau malam, Om Gerald juga tidur di kamarku. Hanya saja dia tidur di sofa panjang dekat jendela.

Aku agak kesal juga dengan Gilbert. Semenjak perutnya sixpack, dan dia jadi artis, sahabatku itu jadi susah sekali kalau kuajak minum fanta dan makan es krim sampai perut kekenyangan.

Mungkin Gilbert takut perutnya jadi melar lagi kayak dulu.

Aku sendiri pun sebenarnya tidak tenang terus berada di dalam kamar ini. Terutama pikiranku yang masih terpusat pada kondisi Om Rama.

Meskipun kakek mengatakan kalau Om Rama hanya mengalami luka kecil dan baik-baik saja, tapi aku tidak akan lupa dengan apa yang dikatakan Gilbert sebelumnya.

Gilbert baru aja selesai mandi. Dia memakai deodorant dan parfun dengan kondisi cuma memakai celana pendek saja.

"Gilbert, apa aku bisa punya tubuh atletis tanpa harus ke gym?"

"Hmmm, sepertinya bisa dengan operasi."

"Operasi?! Apa biayanya mahal?"

"Setahuku, semuanya bisa dilakukan di Korea. Kamu juga mau punya bibir yang merah ya, Ody?"

Aku geleng. "Mataku biru, tapi hidungku blesek ke dalam, Gilbert. Sepertinya aku mau memanjangkan kakiku, supaya bisa tinggi."

Aku dan Gilbert pun iseng mencari informasi tentang operasi bedah tubuh di internet. Tak kusangka, Gilbert itu pintar dan cerdas sekali. Dia bisa menemukan berbagai macam dokter bedah di Korea.

"Aku ingin membuat dada menonjol seperti Om Gerald. Berapa harganya, Gilbert?"

Tok-Tok.

"Ody -- Gilbert, kita makan dulu." Om Gerald masuk ke kamar.

"Nanti dulu, Om Gerald. Aku sama Gilbert lagi cari dokter bedah dulu."

"Dokter bedah?"

Aku mengangguk. Om Gerald mendekatiku. Kupegang dadanya yang keras dan menonjol itu. "Aku ingin punya dada yang menonjol tanpa perlu ke gym. Kata Gilbert, bisa dioperasi, om."

Om Gerald berbisik-bisik ke Gilbert. Entah apa yang dibisikinya, tapi yang pasti Gilbert tiba-tiba keluar dari kamarku dengan tergesa-gesa.

"Aku mau operasi dada sama perut. Supaya aku atletis dan keren, om!"

"Setelah itu, kamu mau apa?"

"Hmmm --- aku akan hidup mandiri."

"Kamu tega, tinggalin saya sendirian?"

"Kan nanti Om Gerald punya isteri dan anak..."

Om Gerald menarik tanganku pelan. "Sekarang, kita makan dulu."

CLOUDY 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang