"Ody ---"
Mataku membulat, melihat kepala siapa yang muncul dari balik pintu kamarku.
"Halo artis yang sudah pensiun.."
"Ody, gak gitu juga kali nyambutnya..."
"Kak Nino sama siapa kesini?"
"Sendirian aja."
Meskipun sudah gak jadi artis, tapi Kak Nino tetap ganteng dan berwawasan luas. Buktinya aja, bibirnya makin merah dan ---
Kak Nino tiba-tiba membuka sweaternya. "Gimana, Dy? Aku seksi gak?"
Aku turun dari kasurku, lalu kupegang dadanya Kak Nino yang menonjol itu.
"Kok bisa padat ya, kak?"
"Hehe, iya dong! Kakak kan latihan beban terus dengan giat!"
"Pasti Bryan betah kerja lembur di kafe nih ---"
"Dy, sebetulnya ada yang mau aku omongin."
"Apa Kak Nino?" sebelum Kak Nino bicara, aku duluan yang bicara. "Kak, aku kan sudah official resmi pacaran sama Felix."
"Kamu pacaran sama Felix?!!" Kak Nino kaget banget kayaknya.
"Iya, kak."
"Kamu serius sama si mata sipit itu?"
"Felix emang sipit, Kak Nino. Tapi, dia itu tegas dan berbudi luhur."
"Ody, aku serius ihhh...!"
"Iya. Felix itu pebasket yang sangat jantan."
"Tapi Ody, aku punya firasat kalau --"
"Kak Nino tadi mau ngomong apa?"
Wajah Kak Nino makin lesu. Dia seperti manager yang gak digaji selama berbulan-bulan.
"Aku putus sama Bryan."
"Tunggu sebentar!" Aku beranjak menuju meja belajarku. Kuambil album foto milik Felix dari dalam tas ranselku. "Nihh, aku punya sesuatu yang sangat menggembirakan loh.."
"Album foto?"
"Iya. Ini foto cewek-cewek cantik dan montok. Kak Nino mau pilih yang mana?"
"Ody, kamu dapat darimana?"
"Rahasia deh --"
Menurutku, Kak Nino itu adalah artis muda yang sudah pensiun. Tapi, dia itu sangat lincah dan pandai berspekulasi. Maka, cewek yang pantas untuk mendampinginya adalah ---
"Gimana kalau yang ini aja, kak?" aku menunjuk foto cewek yang sedang duduk di sebuah ayunan. "Nanti, kalian bisa punya anak sambil main ayunan."
"Ody, aku kan gak suka cewek.."
"Kenapa, kak? Kak Nino itu kan pemilik kafe megah. Masa Kak Nino mau dicomblangin?"
"Astaga, Ody! Aku itu sukanya sama ka --"
"Nino, kamu kenapa telanjang dada gitu?"
"Ehh, Mas Gerald --"
"Kak Nino habis pamer dada montok, Om Gerald."
"Album foto siapa itu?" tanya Om Gerald.
Aku pun menutup album foto, dan menyembunyikannya di bawah bantal.
"Rahasia dong."
"Kamu mau berangkat jam berapa?"
Kak Nino menatapku lagi. "Mau kemana, Dy?"
"Aku mau party dong, kak. Tapi, bukan party seks."
"Nanti saya aja yang nganter."
"Enggak, Om Gerald! Ini tuh pesta khusus anak belia! Jadi, Om Gerald gak boleh ikut!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOUDY 2
Novela JuvenilOm Gerald sama Om Rama sekarang musuhan. Jika Om Rama memiliki Lee Company, maka Om Gerald pun memiliki GE Company sebagai tandingannya. Lama kelamaan, tingkah mereka semakin kayak anak kecil dan membuat kepalaku hampir pecah. Bagaimana kalau misaln...