Happy reading :)
Jangan berhenti berharap, ini belum berakhir !
"Maafkan saya nona..."
Yena tertunduk setelah mendengar penjelasan panjang lebar dari dokter di depannya itu. Yena berusaha tetap fokus untuk mendengarkan penjelasan tambahan dokter itu sampai selesai.
"Sampai jumpa minggu depan ya, nona. Jangan lupa dengan apa yang saya bilang tadi," ucap dokter itu.
"Iya, Dok. Tolong rahasiakan ini dari semuanya ya, termasuk om Wooseok," pinta Yena karena memang semua orang di rumah sakit itu sudah mengenal Yena.
"Iya nona. Tapi saya sarankan nona untuk segera memberitahu orang tua nona. Bagaimanapun mereka yang sudah merawat nona dari kecil," jawab dokter itu.
"Baik, dok. Terima kasih. Sampai jumpa lagi," ucap Yena sambil membungkuk kepada dokter itu.
Yena keluar dari ruangan dokter itu dengan bahu yang sudah turun. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar tadi. Yena menghapus air matanya yang turun itu karena ia tidak mau dilihat oleh dokter atau suster lain yang sudah mengenalnya.
Yena masuk ke mobilnya yang berada di parkiran rumah sakit. Yena melajukan mobilnya meninggalkan rumah sakit itu. Wanita itu mengendarai mobilnya menuju salah satu taman karena ia ingin menenangkan dirinya lebih dulu.
Yena duduk di salah satu kursi saat ia sampai di taman itu. Yena mengamati orang-orang yang sedang beraktivitas di taman itu. Ada sepasang kekasih yang sedang berbicara dengan tatapan mesra, ada keluarga kecil dengan anaknya yang tertawa riang karena bisa berlarian, ada sepasang kakek nenek yang tersenyum bahagia menikmati pemandangan.
"Bahagianya mereka..." ucap Yena pelan.
"Eonni...."
"Huh??"
Yena kaget karena tiba-tiba ada seorang anak perempuan yang duduk di sebelahnya.
"Aku mau itu. Boleh gak?" tanya anak itu sambil menunjuk salah satu gantungan kunci tas Yena yang berbentuk bebek.
"Ini?" tanya Yena sambil menunjuk gantungan bebek miliknya dan dijawab anggukan oleh anak perempuan itu.
"Tangan kanan kamu mana? Kalau mau terima barang dari orang lain harus yang sopan, pakai tangan kanan donk," ucap Yena karena anak itu mengulurkan tangan kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Rich
Teen FictionKerusuhan 7 keluarga di sebuah komplek mewah. Anak-anak komplek yang sudah bertumbuh menjadi remaja dan dewasa, serta mulai menghadapi masalah kehidupannya masing-masing. Juga bapak-bapak dan ibu-ibu yang semakin bucin dengan pasangannya. (Cerita ha...