Happy reading :)
Jika 10 pintu tertutup, masih ada 10.000 pintu yang akan terbuka untukmu.
"Saat aku membuka kedua mataku, kenapa rasanya begitu berat? Kepala ku terasa sakit seperti habis terkena benturan benda keras.
Aku melihat di sekelilingku. Aku seperti berada di dalam sebuah ruangan. Bau obat-obatan masuk ke hidungku. Aku melihat sebuah infus tertancap di tangan kiriku. Aku melihat Yuri tertidur sambil memegang tangan kananku.
Apa yang aku lakukan di sini? Apa yang terjadi sebenarnya?
Kepalaku terasa sakit saat aku mencoba mengingatnya. Aku merasakan ada hal yang aneh di tubuhku. Aku mencoba mendudukkan badanku, tapi entah kenapa kaki sebelah kiriku terasa sangat ringan.
Saat aku sudah hampir duduk, aku melihat sesuatu yang aneh. Kenapa dibawah selimut ku sebelah kanan dan kiri terlihat berbeda?
Aku membuka selimutku. Bagai tersambar petir, aku berteriak saat melihat apa yang ada di depan mataku. Ke mana kaki kiriku? Kaki kananku utuh sampai telapaknya, tapi di mana kaki kiriku? Apa yang terjadi? Apa aku sudah kehilangan kaki kiriku?
Aku menangis sekencang-kencangnya. Yuri memelukku dari samping mencoba menenangkanku. Tapi aku tidak bisa tenang. Kenapa ini bisa terjadi?
Aku seketika teringat dengan appa dan eommaku. Di mana mereka? Aku bertanya pada Yuri, tapi Yuri enggan menjawabku. Aku berteriak frustasi kepada Yuri, sebelum akhirnya dia bilang satu kalimat yang meruntuhkan seluruh duniaku.
'Maaf Ji, appa dan eomma kamu sudah tenang di surga.'
Saat itu aku merasa hidupku sudah hancur sehancur-hancurnya. Yang aku ingat hanya ada truk besar di depanku, setelah itu semua terasa gelap. Apakah itu yang mengambil nyawa kedua orang tuaku? Apakah itu yang membuat aku kehilangan kakiku?
Aku hilang harapan. Aku gak bisa melihat masa depan. Semua impianku rasanya sudah hancur. Aku frustasi. Aku tidak tau harus apa. Aku merasa Tuhan seperti tidak adil.
Mengapa aku? Mengapa keluargaku yang harus mengalami itu semua? Kenapa?
Di saat aku hampir mewujudkan mimpi aku bernyanyi dan menari di depan banyak orang, kenapa aku harus kehilangan semuanya?"
"Yeji.... Lu yang sabar ya," ucap Yuri memeluk Yeji yang sedaritadi menangis dan hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
"Yul, mending gue gak selamat sekalian," kata Yeji dengan pandangan kosong.
"Ji, jangan ngomong begitu," ucap Yuri yang sebenarnya juga bingung harus bagaimana.
Yuri tau Yeji pasti sangat hancur dan sedih. Dia harus kehilangan kedua orang tuanya, kakinya, bahkan mimpinya. Yuri tidak bisa menghibur Yeji. Yuri bingung apa yang bisa menghibur Yeji. Yuri hanya memeluk Yeji.

KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Rich
Roman pour AdolescentsKerusuhan 7 keluarga di sebuah komplek mewah. Anak-anak komplek yang sudah bertumbuh menjadi remaja dan dewasa, serta mulai menghadapi masalah kehidupannya masing-masing. Juga bapak-bapak dan ibu-ibu yang semakin bucin dengan pasangannya. (Cerita ha...