Bapak-bapak (3)

479 66 48
                                        

Happy reading :)




Mungkin tidak enak, tapi terkadang nasihat orang tua itu baik untuk kita.










Siang-siang yang terik, seorang Han Seungwoo sedang duduk di kursi kerjanya. Seungwoo sedang pusing. Pikirannya sedang kalut. Bukan karena pekerjaannya. Itu karena sikap Wonyoung yang dua minggu ini terlihat sangat berbeda. Bukan hanya sikap Wonyoung kepada dirinya, bahkan kepada Eunbi pun, sikap anak itu terlihat berbeda.



"Aku udah makan kok, Eun. Kamu jangan lupa makan juga ya. Wony udah pulang?"

"Wony izin pergi sama aku lagi, Eung."

"Lagi? Mana anaknya sini aku mau ngomong."

"Udah pergi, Eung."

"Kemana sih itu anak udah dua minggu pergi terus kerjaannya !"

"Udahlah Eung. Mungkin dia banyak tugas dan mau refreshing juga. Yang penting dia gak pernah pulang lewat dari jam 9 malam kok."

"Huhhh.. Ya udahlah nanti aku coba telepon dia."

"Bairin ajah, Eung. Aku percaya sama Wony. Kamu kerja ajah ya. Jangan lembur sampai malam-malam."

"Iya sayang. Kamu di rumah baik-baik sama Pyo ya. Aku usahain pulang cepat. Bye.. Love you."



Seungwoo mematikan panggilannya dengan Eunbi. Dia memijat keningnya. Seungwoo sangat pusing dengan tingkah Wonyoung seminggu ini. Wonyoung hampir dua minggu ini selalu pergi dari rumah setelah pulang sekolah. Kadang alasannya ingin mengerjakan tugas, kadang mau jalan-jalan karena bosan dengan tugas sekolah. Bukan hanya itu, bahkan kalau anak itu di rumah, dia malah jadi lebih sibuk dengan hpnya daripada mengobrol dengan Seungwoo. Saat Seungwoo mengantar Wonyoung ke sekolah pun, tidak ada obrolan selama perjalanan. Padahal sebelumnya Wonyoung akan sangat bawel menceritakan segala hal yang terjadi di sekolah atau di rumah selama Seungwoo bekerja.



"Udahlah hyung. Namanya anak remaja," kata Wooseok memecah lamunan Seungwoo.

"Aneh banget. Wony gak pernah begini sebelumnya. Biasanya setiap hari dia bakal telepon gue jam segini, tapi udah dua minggu dia gak melakukan itu," ucap Seungwoo.

"Mungkin Wony memang sibuk dengan tugas sekolahnya. Nako juga lagi banyak tugas itu sampai kasihan gue lihat dia tiap hari mainnya sama buku terus. Lagi pula Wony sekarang lagi fase labil. Dia pasti mau menikmati banyak hal di usia dia tanpa halangan orang tua. Kita semua juga pernah mengalami seperti itu dulu. Tugas kita ya cuma nasehatin dia pelan-pelan. Percaya deh hyung, kita udah didik mereka dengan benar sejak kecil, mereka juga ibadah kan, pasti mereka juga tau batasan yang mana boleh dan enggak," ucap Wooseok panjang lebar.

"Huh... Ya semoga ajah deh, Seok. Tapi entah kenapa perasaan gue itu gak enak ajah," ucap Seungwoo.

"Ya hyung. Jangan stress-stress. Nanti kelihatan tambah tua loh. Itu dokumen jangan lupa tanda tangan ya. Bye," ucap Wooseok langsung melesat meninggalkan Seungwoo setelah meledeknya.

Komplek RichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang