Lost

658 88 20
                                    

Happy reading :)




Jangan memaksakan suatu hal.










"Yuriiii !!!"

"Syukurlah akhirnya lu sadar."

"Gue di mana?"

"Lu di rumah sakit, Yul."

"Eunghh... Tapi..."

"Lu siapa ya?"



Kaki Chaewon langsung terasa lemas begitu dia mendengar perkataan Yuri. Wajah Yuri yang sangat serius membuat Chaewon semakin yakin kalau Yuri tidak bercanda.



"Maaf, coba saya periksa dulu," ucap dokter yang masih ada di sana.


Dokter memeriksa Yuri dan memberikan beberapa pertanyaan kepada Yuri.


"Dokter, Yuri bagaimana?" tanya Chaewon.

"Sepertinya dia memang mengalami amnesia. Saya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tolong panggil kedua orang tuanya agar bertemu dengan saya," ucap si dokter.

"Nona Yuri, saya tinggal dulu ya. Nona bisa mengobrol dengan mereka. Mereka adalah keluarga nona. Juga jangan terlalu dipaksakan untuk mengingat ya. Saya permisi dulu," lanjut dokter lalu meninggalkan ruangan itu.



Suasana hening langsung terasa di ruangan itu. Yujin diam-diam sudah mengirim pesan kepada om Chanyeol dan tante Wendy. Ia yakin Chaewon masih shock dan mungkin tidak terpikir untuk menelepon orang tua mereka.



"Sorry, kalian siapa ya. Maaf gue gak inget," ucap Yuri memecah keheningan.

"Yuri? Itu nama gue?" tanya Yuri lagi.

"Iya.. Yuri. Park Yuri. Itu nama lu," jawab Yeji.

"Sorry.. Please jangan nangis. Gue gak inget siapa lu, tapi hati gue sakit lihat lu nangis ," ucap Yuri.



Orang yang dimaksud Yuri itu langsung mendekatinya dan membawa Yuri dalam pelukannya. Chaewon, dia sudah banjir air mata. Dia masih berharap kalau ini semua adalah mimpi belaka.



"Dia Chaewon, kembaran lu," ucap Yujin.

"Chaewon, mianhae," ucap Yuri.

"Jangan minta maaf. Lu masih hidup ajah gue udah sangat bersyukur," jawab Chaewon mengeratkan pelukannya.

"Tolong bantu gue buat inget lu, mereka, dan semuanya," balas Yuri.



Komplek RichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang