29. I'm afraid

661 62 6
                                    

Happy reading semuanya:)

Typoooooo~

Hari Senin. Hari yang sangat dibenci oleh pelajar sepertinya. Hari yang melelahkan ditambah dengan jadwal upacara hari ini dan pelajaran yang mampu membuat pelajar seperti Renjun mengumpat untuk pertama kalinya di pagi hari.

Oh ayolah siapa yang tidak akan frustasi jika semua pelajaran di hari Senin ini adalah pelajaran yang menguras otak.

1. Matematika.
2. Fisika.
3. Kimia
4. Bahasa Inggris.
5. Ekonomi.

Benar benar menguras otak🙂.

Renjun baru saja menginjakkan kakinya di kelasnya yang sudah ramai dengan teriakan teman temannya yang sedang mencari contekan pr fisika. Ia melangkahkan kakinya menuju Yoshi yang anteng dengan komik naruto dan susu kotak coklat.

“Pagi Yosh.”sapa Renjun duduk di samping Yoshi.

“Pagi Njun.”balas Yoshi masih asik baca komik naruto.

Karena gabut, Renjun mutusin buat main ponselnya. Sedari semalam ia menunggu pesan dari Taehyung, tapi tak ada. Chat yang ia kirimkan juga tak dibaca. Bahkan centang satu.

Renjun khawatir.

Ini sudah enam hari semenjak Taehyung menitipkannya pada keluarga Jaehyun. Ia merasa senang tinggal di sana. Ia bahkan merasa sudah lama kenal dengan mereka, padahal nyatanya ia baru beberapa kali bertemu dengan mereka.

Renjun mengecek ponselnya dan tak mendapatkan apa yang ia inginkan. Ponsel Taehyung tak aktif semenjak dua hari yang lalu. Bahkan ponsel Jungkook pun tak aktif. Hal ini tentu membuat Renjun semakin cemas. Firasat tak enak yang ia rasakan sebelum Taehyung pergi semakin menjadi. Ia takut terjadi sesuatu dengan ayahnya itu.

“Kenapa Njun?”tanya Yoshi yang sedari tadi menyadari kegelisahan teman sebangkunya itu.

Renjun melirik kearah Yoshi yang sudah menatapnya penuh tanda tanya. Ia menghembuskan nafas. “Gue khawatir sama papa Yosh, udah enam hari ini hp nya gak aktif. Gue khawatir dia kenapa napa.”

Yoshi menganggukkan kepalanya paham dengan kekhawatiran temannya itu. Ia juga sering khawatir saat ayahnya pergi keluar negeri untuk urusan pekerjaan. Selalu ada perasaan tak enak yang menghantuinya saat melepaskan ayahnya.

“Gue ngerti perasaan elo Njun, gue juga sering ngerasa gak enak kalo bokap gue keluar negeri. Bukan cuma gue, Asahi juga sering ngerasain itu. Tapi, ternyata gak kejadian apa apa. Gue sama Asahi aja yang terlalu parno.”kata Yoshi sambil menepuk pelan pundak Renjun, mencoba memberikan ketenangan.

“Tapi Yosh, firasat gue udah gak enak semenjak papa bilang kalo mau pergi, dan dua hari ini firasat gue semakin gak enak. Ditambah hp papa yang gak aktif dan gue selalu mimpi papa sama mama.”

“Mimpi kayak gimana?”

“Gue selalu mimpi kalo papa sama mama lagi jalan bareng ninggalin gue yang lagi berdiri di tengah tengah taman yang penuh sama bunga. Awalnya mereka nemenin gue, tapi setelah itu mereka ninggalin gue Yosh. Mereka pergi ke arah cahaya dan gue teriak manggil manggil mereka. Gue gak bisa ngejar mereka, kaki gue gak bisa digerakkan, seolah olah ada yang nahan. Dan setelah itu gue selalu bangun jam setengah dua pagi dan gak bisa tidur lagi.” Yoshi terdiam mendengar cerita Renjun. Dari cerita Renjun, entah kenapa firasatnya juga tak enak. Cerita yang Renjun alami hampir sama dengan apa yang pernah Yoshi denger dari Asahi saat nenek mereka….






















































































































































































Beautiful Path (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang