Happy reading semuanya:)Renjun menatap terkejut saat melihat kedua kakak kelas yang telah menolongnya duduk bersama dengan kepala sekolah dan seorang wanita yang ia ketahui sebagai pemilik kafe tempat Renjun dan sanha bekerja.
“Jadi kenapa kami berdua dipanggil ya Bu?”tanya Sanha yang sedikit takut jika mereka berdua dipecat. Bukan hanya Sanha, Renjun juga takut dipecat.
“Saya cuma mau tanya tanya kok, bukan mecat kalian. Gak usah takut gitu.”jawab Rose santai meminum late miliknya.
Baik Sanha dan Renjun menghembuskan nafas lega mendengar jawaban bos nya itu. Mereka bersyukur setidaknya tidak dipecat. Jujur saja, mencari pekerjaan itu susah, ditambah status mereka yang masih murid SMA.
“Nama kalian berdua siapa? Sekolah dimana?”tanya Rose menatap kembali kedua remaja cowok itu.
“Nama saya Yonathan Sanha Devanto. Saya sekolah di SMA Mentari.”ujar Sanha.
“Saya Renjun Regansyah. Saya sekolah di Culture High School.”ujar Renjun.
“Eh, kamu satu sekolah dengan anak saya? Hendery sama Lucas kenal?”tanya Rose menatap Renjun, Lucas, dan Hendery bergantian.
“Dia murid baru di kelasnya Jeno Bun. Kita kenal kok.”jawab Hendery yang membuat Rose menganggukkan kepalanya paham.
“Kalo begitu kalian berdua bisa kembali bekerja.”ucap Rose yang langsung diangguki oleh Renjun dan Sanha.
Rose menatap kearah Renjun yang saat ini sudah berdiri di meja kasir bersama dengan Sanha. Entah kenapa Rose seperti sudah mengenal lama Renjun. Ia ingin memeluk tubuh Renjun.
“Kamu kenapa sayang?”tanya Jaehyun sambil menggenggam tangan Rose. Ia menatap kearah pandangan Rose, dan mendapati Rose tengah menatap Renjun.
‘Apa kamu ngerasain apa yang aku rasain?’batin Jaehyun.
“Jae, siapa sebenarnya Renjun?”lirih Rose yang mampu didengar oleh mereka bertiga.
Lucas dan Hendery ikut menatap kearah Renjun yang saat ini sedang tertawa bersama Sanha. Hati mereka menghangat saat melihat tawa Renjun.
“Apa perlu kita cari tahu siapa Renjun?”tanya Lucas dan langsung membuat ketiga orang itu menatap kearahnya.
“Cari tahu Jae! Aku mohon.”ucap Rose menatap kearah Jaehyun.
Jaehyun mengangguk. “Iya aku akan cari tahu. Nanti sekalian kita minta bantuan Doyoung.”
✨✨✨
Renjun melangkahkan kakinya memasuki rumah mewah yang menjadi tempat tinggalnya. Ia baru saja pulang bekerja part time di kafe yang ternyata adalah milik Rose.
“Selamat malam tuan muda.”sapa salah satu pelayan yang sudah bekerja lama di sini.
“Malam juga bi.”balas Renjun sambil tersenyum manis.
“Tuan muda ingin makan? Jika iya, saya akan siapkan sekarang.”ujar pelayan itu lagi.
“Gak usah bi, Injun udah makan di luar tadi. Dan tolong jangan panggil tuan muda lagi, panggil Injun atau gak Renjun aja.”kata Renjun.
Pelayan itu menundukkan kepalanya. “Tapi itu tidak sopan tuan.”
Renjun menggelengkan kepalanya. “Justru aku yang gak sopan. Bibi lebih tua dari pada aku. Pokoknya mulai sekarang bibi panggil aku Injun ataupun Renjun. Dan ini berlaku buat semuanya. Bibi nanti bilang ya sama pelayan dan bodyguard yang lain.”
Pelayan itu hanya bisa menganggukkan kepalanya. “Iya Injun.”
Renjun tersenyum senang saat mendengar jawaban dari pelayan tadi. Dengan langkah riang ia berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai dua rumah ini.
“Sampai kapan elo mau nyiksa Renjun bang? Kecelakaan yang menimpa Yerin itu murni kecelakaan.”ujar Jungkook yang berdiri di sebelah Taehyung. Sedari tadi kedua pria itu tengah mendengar pembicaraan Renjun dan pelayan.
“Gue tahu, elo sedih dan marah karena kehilangan Yerin dan calon anak kalian. Tapi, bukan berarti elo bisa ngelampiasin rasa sedih dan marah elo ke Renjun. Dia gak ngerti apa apa bang. Elo yang udah bawa dia kesini.”lanjutnya menepuk pundak Taehyung.
“Dia itu penyebab dari semua rasa kehilangan yang gue rasakan saat ini. Dia penyebab nya!”ujar Taehyung.
Jungkook berdecak kesal. “Terus untuk apa elo bawa dia ke sini?! Kenapa gak elo biarin aja dia di tempatnya kalo ujung ujungnya elo nyiksa dia.”
“Karena gue mau dia menderita.”jawab Taehyung kemudian pergi begitu saja meninggalkan Jungkook yang tengah menghela nafas pasrah. Ia tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Semuanya semakin rumit. Ia kemudian menatap kearah foto seorang wanita yang sedang tersenyum.
“Yerin, nasehatin tuh suami elo! Pusing gue sama tuh anak.”
TBC.
Iya tau iya...
Aku telat up lagi, aku tahu:(
Maaf ya:(
Dimaafin kan? Kalo gak dimaafin dosa lho, bulan puasa:)
Maaf ya part ini pendek banget cuma 679 kata doang:(
Udah telat update malah part-nya pendek, astaghfirullah aku tuh:')
Buat kalian semuanya yang lagi pada puasa, semangat ya ✊
Dan buat kalian yang lagi berjuang buat sekolah online kayak aku:) atau mungkin kuliah online tetap semangat dan jangan menyerah:)
Yang lagi cari kerja atau udah kerja juga tetap semangat ya:)
Jangan lupa buat para readers semuanya untuk 5M biar terhindar dari si virus yang masih ada di sini:)
Akhir kata, aku mau ngucapin terima kasih buat yang masih mau baca ini cerita, maaf kalo gaje:(
Jangan lupa vote and komen ya readers semuanya:)
Selamat berpuasa:)
![](https://img.wattpad.com/cover/258751010-288-k802340.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Path (End)
FanfictionJaehyun dan Rose yang harus kehilangan putra bungsu mereka karena penculikan yang terjadi lima belas tahun lalu. Mereka berdua berusaha mencari tahu keberadaan anak mereka, dibantu oleh Doyoung, Taeyong, dan Johnny. Jangan lupakan juga Lucas dan Hen...