4. Pindah Sekolah (2)

980 120 1
                                    

Huwaaaa:(

Jadi ternyata kemarin aku salah update ya ternyata:(
Baru sadar aku kalo kemarin yang aku update itu part lima bukan empat:(

Astaghfirullah udah telat update malah salah ngepublish:(

Ayoo hujat...

Eh jangan deh, bentar lagi kan puasa masa mau hujat orang:(

Jadi ini sekarang aku bakal up part 4 selamat membaca....

Happy reading semuanya:)




Pagi yang cerah dengan sinar matahari yang bersinar diatas langit biru. Seorang remaja cowok sudah rapi dengan seragam sekolah serta atribut yang terpasang sesuai tempatnya.

Remaja cowok itu tersenyum manis menatap pantulan wajahnya di cermin. Ia tersenyum melihat penampilannya.

Setelah puas memandangi wajahnya di cermin, Renjun langsung berjalan turun menuju ruang makan. Langkah kakinya terhenti saat netra matanya menangkap ayahnya yang sudah duduk dengan nyaman di kursi paling ujung bersama dengan seorang wanita yang diketahui adalah kakak dari mendiang ibunya itu, Sowon.

“Selamat pagi papa, tante."sapa Renjun ramah. Ia duduk di kursi di depan Sowon.

Taehyung hanya diam tak berniat membalas sapaan dari putranya itu. Sementara Sowon hanya tersenyum sinis melihat Renjun. Ada rasa benci dihatinya saat melihat wajah Renjun.

Sarapan pagi kali ini tak berbeda dengan sebelumnya. Hanya ada keheningan. Sebenarnya Renjun ingin sekali memecahkan keheningan ini, tapi ia takut papa nya akan berbuat kasar lagi padanya. Ia masih ingat dengan jelas kejadian kemarin.

“Habiskan sarapan mu cepat! Kau tak ingin terlambat sekolah bukan?! Jangan mempermalukan ku lagi Renjun!”ujar Taehyung datar. Netra matanya menatap tajam kearah putranya itu. Setelah mengatakan itu ia langsung pergi.

“Seharusnya kamu pergi sejauh mungkin dari sini! Kamu itu tak lebih dari pembawa sial!”

Renjun semakin menundukkan kepalanya setelah mendengar perkataan tante nya yang kini ikut pergi bersama papa nya.

Bohong. Jika Renjun tak merasakan sakit hati atas perkataan mereka. Namun ia selalu ingat nasehat mamanya untuk bersabar dan tidak pernah menyimpan dendam.

Flashback on.

Yerin tersenyum melihat putra kecilnya yang kini sedang asyik bermain dengan boneka moomin yang baru saja ia belikan.

Renjun, anak laki laki berusia empat tahun itu sedang asyik bermain bersama dengan Somi dan Haruto.

“Renjun, Somi, Haruto! Kemari sayang. Makan dulu!”panggil Lisa yang datang dengan dua buah piring berisi kue coklat.

Ketiga anak itu langsung berlari menuju Yerin dan Lisa. Mereka langsung memakan kue coklat kesukaan mereka itu.

“Renjun, sini sayang.”panggil Yerin.

Renjun yang mendengar panggilan ibunya itu langsung berjalan mendekati ibunya. Ia menunduk dirinya di pangkuan sang ibu.

“Injun sayang mama kan?”tanya Yerin yang langsung mendapatkan anggukan dari Renjun. Anak itu menatap polos Yerin sambil mengunyah kue yang ada di dalam mulutnya.

Yerin tersenyum. Ia mengelus rambut hitam Renjun. “Kalo gitu Injun harus mau denger ucapan mama, Injun harus bisa sabar dan gak boleh dendam sama orang ya. Injun paham?”.

Beautiful Path (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang