15. two best friends

571 84 4
                                    


Happy reading semuanya:)
Aku kembali~

Di sebuah ruangan yang cukup luas, seorang pria dengan pakaian berjas duduk menatap angkuh para anak buahnya yang berdiri di depannya.

“Apa kalian sudah menemukan keberadaannya?”tanya Pria itu.

“Sampai saat ini, kami belum menemukan keberadaannya. Tapi, tuan tidak perlu khawatir. Kami akan segera menemukannya. ”jawab salah seorang anak buahnya yang cukup lama bekerja dengannya.

Pria itu mengepalkan tangannya kuat menahan emosi setelah mendengar jawaban dari salah satu anak buahnya. Kenapa sangat lama sekali? Lima belas tahun mereka mencari, tapi tak kunjung menemukan hasil yang memuaskan! Benar benar tidak berguna!

“Apa pekerjaan kalian selama ini?! Kenapa mencari satu orang saja tidak becus! Percuma saya membayar kalian!”ujar pria itu menatap tajam kearah anak buahnya.

“Maafkan kami tuan, kami akan segera menemukannya dan membawanya kehadapan tuan.”

Pria itu berdecih. “Saya tidak membutuhkan perkataan kalian! Yang saya butuhkan itu hasilnya! Jika kalian tidak bisa menemukan keberadaannya dan membawanya kemari, maka kalian akan mendapati lubang di kepala kalian!”

“Baik tuan. Kami akan menemukan dan membawanya kemari.”

“Lakukan. saya beri kalian waktu selama dua minggu, jika kalian tak kunjung membawa hasil, bersiaplah untuk bertemu dengan tuhan.” Pria itu kemudian pergi meninggalkan ruangan tempat ia dan anak buahnya berkumpul tadi.


                           ✨✨✨

Renjun berjalan beringin dengan Sanha. Mereka baru saja pulang bekerja di kafe milik rose.

Hubungan Renjun dan Taehyung memang sudah membaik, tapi Renjun masih kekeh ingin mandiri dan tetap bekerja di kafe, membuat Taehyung mau tak mau mengizinkan Renjun. Sementara Sanha, memang harus bekerja, karena orang tua angkatnya tak mau menanggung biaya hidupnya selain masalah sekolah. Jadilah Sanha harus bekerja untuk kebutuhan lainnya.

“Gue ikut seneng denger cerita elo Njun. Akhirnya apa yang elo inginkan terkabul.”ujar Sanha menepuk pundak Renjun sambil tersenyum.

Renjun tersenyum. “Makasih San. Btw elo ikut olimpiade kan? Kita bakal ketemu nanti.”

“Elo ikut Njun?”tanya Sanha.

“Iya. Ngewakili sekolah, bareng sama Jeno terus kak Mark.”jawab Renjun.

“Waduh, berat banget nih lawan gue. Kalah nih SMA kita kayaknya.”ujar Sanha.

“Jangan pesimis gitu dong. Siapa tahu aja menang. Lagian bukannya kak Dino sama Shuhua ikut? Pasti bisa menang lah.”

“Ya bisa aja. Cuman lawan gue ini sahabat gue sendiri gimana? Aduh berat nih berat.”

Renjun tertawa kecil mendengar ucapan Sanha. “Lebay sekali ya anda.”

“Bukannya lebay, tapikan lawan gue elo Njun. Peraih nilai terbaik se Indonesia waktu ujian ”ujar Sanha merangkul pundak Renjun.

“Gak nyangka gue, ternyata sahabat gue ini pinter banget. Pak Mulyo aja sampe kangen sama elo waktu gue ke SMP.”lanjut Sanha.

Renjun hanya menggelengkan kepalanya. Ia teringat dengan guru SMP-nya. Pak Mulyo, guru matematika yang sering bahkan selalu menyebut nama Renjun sebagai murid kesayangannya. Tentunya karena Renjun adalah anak yang selalu mendapatkan nilai sempurna dalam mata pelajaran matematika. Bukan hanya matematika sih, hampir semua mapel Renjun bisa, terkecuali olahraga.

Beautiful Path (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang