31. Melindungi

591 67 14
                                    

Happy reading semuanya:)

Typo adalah sebuah seni:')





Langkah kaki Renjun terhenti di depan sebuah masjid yang terletak tak jauh dari rumah Jaehyun. Entah apa yang mendorong kedua kakinya yang kini telah memasuki masjid.

Langkahnya terhenti dan terduduk di area teras masjid. Pikirannya mengingat mimpi yang baginya terasa sangat nyata. Mimpi buruk tentang orang yang sangat ia sayangi. Dalam hati, Renjun berharap agar mimpi nya tadi hanya sebatas bunga tidur. Tidak lebih.

"Nak." Renjun mendongakkan kepalanya dan mendapati seorang pria dengan baju koko, sarung, dan peci yang terpakai rapi ditubuhnya. Senyuman hadir di wajah pria itu yang entah bagaimana membuat Renjun sedikit lebih tenang.

"Assalamualaikum."ucap Pria itu duduk di sebelah Renjun.

"Wa'alaikumusalam."jawab Renjun menatap kearah pelataran masjid yang sepi. Hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang.

"Hati kamu sedang tidak tenang ya?" Renjun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan pria di sampingnya itu.

"Rencana Allah selalu indah, ingatlah itu. Jika kamu merasa apa yang terjadi dalam hidup kamu ini tidak adil, maka kamu harus tahu, semuanya yang kamu lalui akan menjadikan kamu lebih baik dimasa depan. Mungkin kamu merasa tidak adil dengan apa yang telah Allah berikan pada kamu, cobaan, ujian yang kamu rasakan, mungkin terlalu berat, tapi jangan lupakan fakta bahwa Allah tak akan pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya.'

Renjun terdiam mendengar nasehat yang diucapkan oleh pria disampingnya. Ia tahu tentang itu semua, mamanya telah mengajarinya arti dari bersyukur dan pantang menyerah.

"Saya tahu kok pak. Hati saya cuma cemas dengan keadaan ayah saya yang sedang bekerja diluar negeri. Dari kemarin saya hubungi dia tapi gak pernah aktif. Biasanya gak seperti ini, ditambah dengan mimpi saya yang semakin membuat saya cemas."

Pria itu tersenyum dan menepuk pundak Renjun pelan. "Do'a kan saja agar ayah kamu baik baik saja. Jangan lupa kalo kamu masih punya Allah. Mungkin juga ayah kamu sedang sibuk di sana. Dan untuk mimpi, semoga itu hanya bunga tidur."

"Aamiin."

"Ayo kita sholat, sudah masuk waktu ashar." Renjun menganggukkan kepalanya dan mengikuti pria itu memasuki area dalam masjid.












































Eunha melangkahkan kakinya memasuki kafe milik Rose. Ia tersenyum tipis saat melihat si pemilik kafe sedang berbicara dengan penjaga kasir. Dengan segera ia langsung mendekati Rose.

"Hai Rose."sapa Eunha tersenyum.

Rose yang mendengar namanya disebut itu menengok kearah Eunha dan menatap datar kearah wanita yang dulu menjadi teman dekatnya itu. Rose sudah tahu semuanya, Jaehyun menceritakan semuanya padanya tadi malam. Rose rasanya tak percaya saat mendengar penjelasan Jaehyun kemarin, ia tak percaya dua orang yang sangat dekat dan ia percayai adalah orang yang telah yang menjadi penyebab kesedihannya selama ini. Rose benar benar tak mempercayainya, Yunho dan Jessica pun sama tak percaya. Kedua orang itu tak menyangka anak angkatnya, Eunwoo bisa melakukan hal seperti ini. Rasanya tak mungkin.

Tapi, bukti yang Jaehyun tunjukkan membuat mereka semua terdiam. Mereka benar benar tak menyangka dengan semua ini. Ternyata penyebab semua kesedihan ini adalah orang terdekat mereka.

Melihat Rose yang menatapnya datar, Eunha tersenyum tipis. Ia berjalan mendekati Rose dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Melihat ekspresi elo yang kayak gitu, gue tebak elo pasti udah tahu semuanya ya?"tanya Eunha sedikit memiringkan kepalanya ke kanan.

Beautiful Path (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang