16. Rekaman [1]

563 80 7
                                    

Happy reading semuanya:)

Aing comeback~

“Gimana udah ada kabar belum?”tanya Jaehyun kepada ketiga temannya yang sedang duduk di sofa yang ada di ruangan kantornya.

Doyoung menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan dari sahabat baiknya itu. “Belum ada Jae, semuanya buntu. Bahkan ada kemungkinan anak elo udah meninggal karena di makan binatang buas atau malah, meninggal karena ledakan itu.”

“Itu bisa aja mengingat hutan tempat penyekapan Rose termasuk hutan yang masih asli. Masih banyak binatang buas, entah itu harimau atau ular.”ungkap Taeyong.

Johnny mengangguk setuju. “Gudang itu meledak dan ledakannya cukup besar. Kalo anak elo masih ada di dalam gudang, mustahil dia masih hidup.”

“Kita juga udah sempet kan meriksa semua kamera pengawas di penjuru gudang, tapi gak nemuin apa apa.”lanjut Doyoung.

Jaehyun menghela nafas frustasi. Ia lelah dengan semua ini. Ia ingin bertemu dengan anaknya, anak bungsunya yang sekarang keberadaannya tak tau dimana. Jaehyun ingin tahu seperti apa rupa dan sifat bungsunya itu.

“Apa gak ada kemungkinan anak gue masih hidup?”lirih Jaehyun yang masih bisa didengar oleh ketiga temannya.

Mereka bertiga terdiam, tak tahu harus berkata apa. Mereka tak bisa berbuat banyak karena tak memiliki petunjuk apapun tentang keberadaan anak Jaehyun yang hilang itu.

“Kita bakal tetap berusaha kok Jae, tapi gue harap elo sama Rose gak terlalu berharap. Kita gak tahu apa dia masih hidup atau gak.”ujar Johnny. Ia tak tega melihat teman baiknya itu terpuruk.

“Seenggaknya kalo emang anak gue udah meninggal, temuin makan nya. Gue mau minta maaf sama dia. Gue gagal jadi ayah yang baik buat dia.”ujar Jaehyun putus asa.

Bukannya Jaehyun menyerah, ia hanya lelah dengan semua ini. Anaknya yang bahkan belum pernah ia lihat wajahnya dan belum pernah ia gendong menghilang tepat setelah ia lahir di dunia.

Jaehyun merasa sangat gagal karena tak dapat melindungi anaknya sendiri. Ia gagal menjadi ayah yang baik untuk anak bungsunya.

Ceklekk…

Pintu ruangan Jaehyun terbuka menampilkan Taehyung yang berdiri diambang pintu menatap mereka.

“Gue ganggu ya? Lain waktu gue ke sini lagi.”ujar Taehyung bersiap untuk pergi, tapi langsung dicegah Jaehyun.

“Gak papa kok bang. Masuk aja.”

Taehyung menganggukkan kepalanya kemudian berjalan kearah sofa. Tempat ketiga teman Jaehyun duduk. Mereka bersalaman.

“Tumben elo mampir ke sini bang? Ada urusan apa?”tanya Jaehyun yang sudah bergabung duduk di sofa.

Taehyung tersenyum. “Gue cuma mau tanya tanya aja kok Jae.”

“Tanya apa bang? Kalo gue bisa jawab, pasti gue jawab.”ujar Jaehyun.

“Sebenarnya gue cuma mau tanya tentang Renjun. Dia kan sekolah punya elo, keseharian dia gimana? Gue takut dia dibully.”ujar Taehyung.

“Kenapa gak elo tanya ke Renjun nya langsung Tae?”tanya Taeyong yang langsung mendapatkan gelengan dari Taehyung.

“Justru kalo gue tanya langsung sama Renjun. Dia gak bakal mau jujur, pasti dia bakal ngalihin topik pembicaraan.”

Jaehyun mengangguk paham. “Renjun anak baik kok bang. Dia pintar, ramah, dan banyak yang suka sama dia. Dia juga berteman sama anak gue. Gak ada yang ngebully Renjun juga.”

Beautiful Path (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang