9. Kepikiran

792 107 1
                                    

Happy reading semuanya:)

Pagi yang cerah dengan sinar matahari yang bersinar terang di langit, membawa kehangatan bagi siapapun. Tapi, tidak untuk Renjun.

Cowok yang saat ini sedang meringkuk ketakutan dengan tangan yang memeluk lututnya. Cowok itu menatap pintu gudang. Tempat dia berada sekarang.

Entah apa yang terjadi, yang jelas tiba tiba Taehyung datang ke dalam kamarnya dan langsung menyeretnya ke gudang kemudian menyiksanya dan menguncinya di dalam gudang.

Mata rubah milik Renjun bergerak menatap ke sekeliling gudang yang penuh dengan kardus kardus dan debu. Jika boleh jujur, Renjun sangat takut dengan tempat gelap seperti gudang.

“Mama, Renjun kangen.”lirihnya menenggelamkan wajahnya di lututnya. Air matanya kembali jatuh saat mengingat sosok wanita yang sangat berarti baginya.

Renjun rindu mamanya. Ia rindu dengan senyuman dan kasih sayang yang selalu mamanya berikan padanya. Ia rindu saat mamanya datang ke kamarnya untuk membangunkannya. Ia rindu saat mamanya mengelus kepala saat sakit. Ia rindu saat mamanya datang ke kamarnya tergesa-gesa karena mati lampu dan langsung memeluk Renjun yang meringkuk di samping meja belajar. Ia rindu semua tentang mamanya.

Ia juga merindukan papanya. Papa yang dulu mengajaknya bermain bola bersama hingga menonton tayangan bola sampai larut malam dan berakhir dengan amukan mamanya. Ia juga rindu dengan liburan keluarga yang selalu menjadi aktivitas rutin saat akhir pekan tiba. Ia rindu kasih sayang papanya. Ia rindu semua kenangan masa kecilnya.

Ia rindu kedua orang tuanya.

Andaikan saja waktu bisa berputar kebelakang, ia akan senang merasakan kembali semua kasih sayang orang tuanya. 

Andaikan kecelakaan yang terjadi pada mamanya tak benar benar terjadi, mungkin saat ini ia masih bisa tersenyum dan tertawa lepas bersama papa dan namanya.

Andaikan semua ini hanyalah mimpi buruk yang nantinya akan berakhir saat Renjun membuka matanya.

Dan semua angan dan harapan itu hanya sebatas kata ‘Andaikan’. Kata yang begitu indah jika benar benar terjadi.

Ceklek…

Renjun mengangkat kepalanya saat mendengar suara pintu terbuka. Ia menatap kearah sosok pria yang berdiri di pintu gudang.

Taehyung, papanya. Orang yang menguncinya di gudang ini semalam, datang dengan tangan yang membawa nampan berisi makanan dan beberapa obat. Wajah datar dan tatapan dingin yang menjadi ekspresinya saat ini.

“Makanlah. Jika tenaga mu sudah terisi, keluar dan bersihkan tubuhmu.”ujar Taehyung meletakkan nampan itu di depan Renjun. Setelah mengatakan itu Taehyung langsung pergi dengan perasaan yang sulit diartikan karena melihat kondisi Renjun yang pucat.


Nyesel ya anda? jangan nyesel, berat kamu gak akan sanggup biar author aja.’
-Author:v
‘Diem Thor!’
-Readers-_- (nyeret author dan buang di kali).



Renjun menatap kearah makanan yang Taehyung bawakan untuknya. Seulas senyum manis terbit di wajah pucatnya. Ia tersenyum melihat papanya yang membawakan makanan kesukaannya.

“Makasih pah. Injun sayang papa.” Dengan perasaan bahagia, Renjun menyantap makanan yang Taehyung bawakan untuknya. Senyumannya semakin melebar saat lidahnya mengecap rasa masakan yang sudah lama tak ia rasakan. Rasa masakan Taehyung.

“Injun kangen papa.” Air matanya kembali jatuh dengan wajah yang masih menunjukkan senyuman. Ia tak ingat kapan terakhir kali bisa merasakan rasa masakan Taehyung.

Beautiful Path (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang