25. Kebenaran

691 75 4
                                    

Happy reading semuanya:)

Aku kembali~

Selamat menikmati cerita ku

Typo bertebaran

Jaehyun menatap datar ke arah Jungkook yang berada di depannya. Tatapan mata Jaehyun menajam saat mengingat kalo orang yang ada di depannya ini mengetahui informasi penting tentang keberadaan anaknya. Tapi, orang itu malah diam saja tak mengatakan apapun saat dirinya sibuk kesana kemari mencari keberadaan anaknya.

Jaehyun melangkah kakinya mendekati Jungkook dan memberikan bogeman mentah pada wajah tampan temannya itu.

Bugh...

"Argh... ssshh, elo apa-apaan sih Jae!" Jungkook mengusap ujung bibirnya yang sedikit robek karena bogeman Jaehyun yang tak main-main.

"Elo yang apa-apaan sialan! Dimana anak gue!"sentak Jaehyun mencengkeram erat kerah kemeja Jungkook.

Jungkook terkejut mendengar ucapan Jaehyun. Sebisa mungkin ia menyembunyikan rasa keterkejutannya dan mencoba melepaskan cengkraman Jaehyun dari kerah bajunya itu.

"Lepas Jae!"

"Gue gak akan lepasin sebelum elo jawab dimana anak gue sialan!"

"Gue gak paham sama maksud ucapan elo, lepasin gue sekarang."ucap Jungkook mencoba untuk menyangkal.

Jaehyun yang mendengar ucapan Jungkook itu tersenyum remeh. Ia melepaskan cengkraman dari kerah baju Jungkook dan mundur beberapa langkah. Jungkook menghela nafas lega. Tapi, sedetik kemudian Jaehyun kembali memberikan bogeman mentah. Bukan hanya sekali, tapi beberapa kali. Jungkook yang tak terima pun, langsung membalas Jaehyun.

"Jungkook! Jaehyun! Berhenti elo pada."teriak Taehyung berlari dan melerai kedua orang itu. Ia menatap tajam kearah adik sepupunya dan adik kelasnya itu.

"Elo berdua apa-apaan sih! Kalian itu udah bukan lagi anak SMA yang kalo ada masalah itu tonjok-tonjokan. Elo pada udah dewasa, udah pada punya anak istri. Selesaikan masalah pake kepala dingin! Jangan main otot, pake otak kalian. Percuma punya otak, tapi gak dipake."sarkas Taehyung menatap tajam kedua orang itu.

"Gimana gue bisa pake kepala dingin kalo ini menyangkut anak gue."ucap Jaehyun membuat Taehyung menyerngit bingung.

"Maksud elo Jae?"

Jaehyun menunjuk Jungkook dengan dagunya. "Dia tau dimana anak bungsu gue berada. Selama ini dia nyembunyiin informasi tentang keberadaan anak gue! Dia diem aja pas keluarga gue diujung tanduk. Dia diem aja padahal tau semuanya!"

"Gue punya alasan sialan!" Jungkook membela diri.

Jaehyun berdecih, "Apa alasannya?! Apa?! Apa alasan itu lebih penting daripada keberadaan anak gue?! Apa alasan itu gue tanya?!"

"Asal elo tau ya Jae, kalo bukan karena gue nyembunyiin dimana keberadaan anak elo. Elo gak akan pernah bisa ketemu sama anak elo itu. Dia pasti udah mati."ucap Jungkook yang membuat amarah Jaehyun semakin membuncah. Dengan tanpa aba-aba, Jaehyun kembali melayangkan bogem mentah pada Jungkook.

Bugh...

"Sialan elo." Taehyung langsung menahan Jungkook saat sepupunya itu berniat membalas. "Stop, kendalikan emosi kalian berdua."

Jungkook mendengus kesal dan menendang kaleng soda yang ada di depannya hingga tak sengaja mengenai kepala seorang ibu-ibu yang kebetulan sedang duduk di salah satu bangku taman.

"Anjir, kena ibu-ibu." Jungkook menelan ludahnya kasar saat mendapati ibu-ibu menatapnya sambil mengacungkan payung.

"Tanggung jawab elo bego, benjol tuh kepalanya gara-gara elo."ujar Jaehyun mendorong Jungkook.

Beautiful Path (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang