================================
Rasanya membosankan, selalu saja bertemu dengan mereka dari masa lalu.
===========
Bagian 29
:::::::::::::::::Arisen benar-benar gila, dia tidak main-main saat berkata akan ikut denganku. Buktinya, kini dia duduk bersama aku dan Elga dalam mobil yang sama. Mobilku lebih tepatnya.
"Ngapain harus semobil sih?" tanyaku padanya. Elga yang duduk di pangkuanku sudah tertidur padahal baru 5 menit jalan.
"Biar kamu nggak dapet duda," jawabnya dengan santai, kelewatan santai malah.
Sengaja aku berdecak cukup keras agar Arisen mendengarnya. "Sama kamu yang jelas perjaka aja nggak mau aku, Sen."
Dia tertawa renyah, bahkan matanya melirikku dengan genit. "Bukannya gengsi, ya?"
"Gengsi gimana? Orang kita memang harusnya nggak bareng lagi."
"Mulutnya itu loh," peringatnya dengan nada tidak suka.
"Sen, aku-"
"Nggak mau denger apa pun tentang pisah, Nad. Aku belum jadi berjuang dan kamu malah suruh aku mundur? Nad, Haru aja udah mulai deket-deket kamu lagi."
Napasku berembus kasar, kutatap sebentar wajah damai Elga yang benar-benar menggemaskan. "Kamu sama Haru bakalan saling bunuh kalau aku nggak secepatnya ngasih jawaban."
"Tapi bukan berarti jawabannya nolak, Nad."
"Terus aku harus gimana?" lirihku sambil menyingkirkan rambut-rambut halus yang menutupi wajah Elga.
"Kita bikin yang kaya Elga kalau kamu seneng?!"
Refleks kepalaku menoleh menatap Arisen yang kini kembali tersenyum lebar. Mobil memang sedang berhenti karena lampu merah.
"Kamu dari tadi lihatin Elga, aku pikir kamu pengen segera punya."
"Sen?"
"Hm? Mau nikah lusa?"
Ih, mulutnya enteng banget bilang nikah.
"Aku nggak ngerti harus apa sama kamu yang kaya gini," keluhku padanya.
Tangan Arisen tiba-tiba mendarat di atas kepalaku. Mengelus rambutku dengan lembut dan juga senyum merekah meski matanya fokus menatap jalanan.
"Maaf ya? Aku ngebet banget pengen segera sama kamu, tapi ternyata kamunya nggak nyaman."
"Bukan gitu...."
"Terus gimana? Coba bilang sama aku biar kamu nggak nolak terus."
Kugigit kecil pipi bagian dalam sebelum menjawab pertanyaan. Aku harus bagaimana?
"Kenapa malah diem?"
Kenapa? Aku tidak tahu.
"Coba bilang, Nad, aku nggak bakalan marah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak Effect [Selesai]
Teen FictionBuku kedua dari Hey Mantan! (disarankan baca dulu buku pertamanya, tapi enggak juga nggak papa sih.) ⚠️ Follow dulu sebelum baca, ya! ......... Ini kisahku, tentang Nadya yang sudah berhasil berdiri selama tujuh tahun lamanya tanpa sosok Arisen di...