H[b]E 25

1.1K 111 0
                                    

Berita baru! Covernya deng yang baru :v

=================================

Aku bukan tempat untuk pulang seseorang yang sudah memilih pergi.

==========

Bagian 25
:::::::::::::::::

Arisen dan Haru saling tatap. Tatapan mereka yang sama-sama tajam berhasil menciptakan suasana panas yang mengerikan. Posisiku masih sama, sedangkan Haru mulai melangkah, lalu duduk di sofa.

Sedetik setelah Haru duduk, Arisen tertawa kencang. Benar-benar tawa renyah yang berhasil sedikit mengusik ekspresi Haru. Jelas aku mendongak menatap Arisen yang masih tertawa, memperhatikan tawa yang muncul setelah hawa panas yang dia ciptakan.

"Ngimpi lo panggil Nadya, Sayang?" tanya Arisen dengan nada mengejek.

Haru berdiri kaku dengan senyum lebar merekah miliknya. "Nggak, gue nggak mimpi. Gue beneran balikan sama Nadya, kok."

Jawaban yang berhasil mendorongku ke jurang kematian. Sejak kapan kita balikan? Dia minta saja tidak. Dia ngomong maaf saja aku tolak. Lalu balikan di sisi mana kalau baikan saja tidak?

"Bener?" tanya Arisen penuh penekanan.

Mataku membulat sempurna saat kembali berhadapan dengan wajahnya. Refleks aku menggeleng karena memang itu jawaban sebenarnya.

"See? Dia geleng-geleng, lo halu deh, Ru!" ejek Arisen lagi, benar-benar berhasil mematahkan mental seseorang.

Bukti terpampang nyata. Wajah angkuh Haru berubah pias menatapku. Namun, hanya sebentar, karena di detik berikutnya seringai itu kembali muncul.

"Selama dia belum punya pengganti, kesempatan terbuka bagi siapa saja yang mau mengisi. So, nggak salah kalau gue ikut berjuang dapetin dia lagi, 'kan?"
......

Perang dunia ketiga tidak akan ada, yang ada malah perang duniaku. Arisen yang datang saja berhasil membuat hatiku bimbang kesana sini, sekarang malah si pembuat luka kembali menawarkan obat. Gila, gila, gila. Mungkin aku akan seperti itu jika masalah ini tida kunjung selesai.

Lagi pula, jika Haru punya urat malu, tidak seharusnya dia kembali. Dia harusnya malu dengan keputusan yang dia ambil. Harusnya juga di berpikir kalau aku ini sakit hati, beni padanya, bahkan ingin balas dendam. Bukankah pemikiran itu sudah menjadi ancaman bahwa diterimanya dia adalah awal pembalasanku?

"Mbak, katanya hari ini Sirena Angel mau ke sini." Tiba-tiba Windi masuk ke dalam ruanganku.

Kepalaku refleks mendongak dengan mulut menganga lebar mendengarnya. Sirena Angel, dia model terkenal dari Jogja yang sedang naik daun. Tentu hal sangat mengejutkan dia akan berkunjung ke butik kecilku ini.

"Beneran? Nggak bohong kamu, Win?!"

"Serius, Mbak. Katanya sih bentar lagi sampai."

Astaga, sebentar lagi aku bertemu dengannya! Dia Sirena, aku bahkan sudah membayangkan baju apa yang akan pas di badan langsingnya itu!

Aku harus bersiap-siap. Ya, aku harus segera bersiap!

Tanganku segera meraih satu tas kecil di laci, menatap tumpukan make up sederhana yang aku siapkan. Segera saja aku menambar riasan agar tetap segar.

Heartbreak Effect [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang