H[b]E 19

1.1K 107 2
                                    

================================

Berlaku saja seenaknya, aku tidak akan melarang. Namun, saat kamu lelah jangan pernah kembali.

=============

Bagian 19
:::::::::::::::::

Hari Selasa adalah hari libur bagi butikku, sangat berbeda dengan tempat lain karena inilah strategiku. Pagi ini, aku telah berkutat dengan bahan dapur karena rasa lapar yang mendera.

Okey baiklah, sekarang bukan pagi seperti yang kalian pikir. Saat ini sudah menunjukan pukul 10 pagi, makanya cacing perutku meminta makan bahkan berdemo.

Makanan sudah siap, hanya ayam lada hitam dan nasi hangat yang aku siapkan. Tentunya semua aku tata layaknya di restauran agar selera makanku bertambah.

Buah, jus melon, air putih, garpu, sendok, piring, gelas, nasi, dan ayamku sudah tertata apik di atas meja. Aku berganti pakaian sebentar karena tadi sebelumya memasak nasi, aku mandi terlebih dahulu.

Ah, cantik sekali aku. Wajahku tampak lebih bahagia dibandingkan beberapa minggu lalu. Aku tersenyum lebar dan melangkah riang menuju daftar cinema makan. Senandung senang keluar dengan merdu seiring langkahku menuruni tangga.

Astaga, perutku semakin meronta-ronta!

Tentu saja aku langsung menarik kursi dan segera duduk dengan anggun. "Selamat makan Putri Nadya!" gumamku sambil menyendok ayam.

Tok. Tok. Tok.

Mulutku sudah menganga, bahkan sangat siap untuk makan kilat. Namun, ketukan pintu itu semakin keras membuatku kesal.

Karena tidak ingin terjadi keributan, aku memilih membuka pintu. Kakiku melangkah dengan mulut menggerutu kesal. Siapa juga yang di jam kerja bertamu ke rumahku?

Klek. "Siapa–"

Mataku terbelalak menatap Mama dan Papa yang berdiri di depanku. Mereka berdiri bersama dengan dua koper sedang di samping Papa. Ini maksudnya mereka pulang mendadak?

"Mama, Papa?"

Mama langsung memelukku, sedangkan Papa berjalan masuk bersama dua kopernya.

"Kangen sama anak Mama ini!" ucap Mama sambil memelukku.

Aku membalas pelukan Mama dengan perasaan campur aduk. Rasanya khawatir, aku belum siap melihat wajah kecewa mereka jika tahu aku gagal.

"Kenapa nggak bilang dulu, Ma?" tanyaku hampir berbisik.

"Mama mau kasih kamu kejutan dong."

:::::::

"Wah, enak nih masakkan kamu!" ucap Papa sambil menyendokkan makanannya.

Aku senang menatap Mama dan Papa yang makan dengan lahap. Untungnya aku tadi memasak ayam ini untuk tiga kali makan, coba kalau hanya sekali, pasti Mama dan Papa arus repot menunggu lama untuk makan.

"Untung tadi aku masak buat seharian!" gerutuku kepada mereka.

Mama dan Papa tertawa menanggapiku. "Iya, Mama minta maaf karena mendadak pulangnya."

"Iya, maafin Papa juga, ya?"

Akhirnya, aku mengangguk memaafkan mereka. "Sampai kapan di sini, Ma, Pa?"

"Ih, orang baru aja sampai udah ditanya kapan pulang!" jawab Mama kesal.

Papa tertawa pelan. "Seminggu aja sih, kasihan adek kamu di sana. Mana bandel kalau nggak dijagain," kata Papa menjelaskan.

Heartbreak Effect [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang