7: Hari yang panjang |S1 (Revisi)

4.6K 967 320
                                    

Happy reading!

***

[Name] berhasil. Berhasil memenuhi permintaan terakhir dari Ellie untuk menyelamatkan kedua anak kecil yang mereka selamatkan meski harus mengorbankan nyawa Ellie. [Name] pikir ia tidak akan berhasil. Mengingat sepanjang perjalanan, dirinya dan kedua anak kecil tersebut selalu berpapasan dengan titan.

Namun, ketika melihat unit pasukan ketiga, secercah harapan terwujud. Tanpa basa-basi [Name] langsung menarik masing-masing pergelangan tangan kedua anak kecil tersebut dan menghampiri unit pasukan ketiga yang berisikan pasukan elit.

"[Name]?! Apa yang terjadi?!"

[Name] menoleh dan mendapati James sudah mendaratkan dirinya di samping [Name]. Wajah kembarannya itu sudah terlihat panik dan ditambah dengan pakaian [Name] yang terdapat noda darah berbau amis.

[Name] tidak menjawab pertanyaan James, melainkan langsung menyerahkan kedua anak kecil tersebut kepada James yang merupakan anggota pasukan ketiga. "Aku, [Name]! Anggota squad trainee 32 berhasil menyelamatkan kedua anak kecil ini untuk di bawa ke tempat yang aman!" [Name] berujar, bersama dengan kepalan tangan kanannya yang sudah berada di depan dada kirinya.

Wajah datar James kali ini terlihat bingung. Alih-alih bertanya, James menghela nafas dan mengambil kedua anak kecil tersebut kemudian memberikannya kepada anggota yang lain. Kedua mata [Name] sempat bersinggungan dengan kedua mata milik anak lelaki yang ia selamatkan. Anak lelaki tersebut memberikan [Name] sebuah senyuman kecil, yang menandakan sebagai ungkapan rasa terimakasih.

"Sekarang katakan padaku, apa yang terjadi dengan dirimu?! Dan ... di mana Ellie?"

[Name] tersentak, menatap James dengan nanar matanya. Sekarang, apa yang harus [Name] katakan? [Name] tahu dengan jelas bagaimana perasaan yang James miliki untuk gadis itu. Ini semua pasti berat untuk James.

"Ellie sudah tewas. Dia mengorbankan dirinya agar aku dan kedua anak kecil tadi selamat," jawab [Name] lirih.

Angin berhembus. James terpaku pada posisinya. Telinganya serasa berdenging ketika mendengar jawaban [Name] barusan. Ellie tewas?

"Kau serius, [Name]?"

[Name] menganguk pelan. "Noda darah dipakaianku kali ini adalah darah Ellie."

Kedua saudara kembar itu sama-sama terpaku pada posisi mereka. Tatapan mereka berdua sama-sama kosong tak berisi ketika harus dipaksa untuk menerima kenyataan kalau sang sahabat telah pergi untuk selama-lamanya.

Angin berhembus dengan pelan, membuat setiap anak rambut bergoyang. Rambut sebahu milik [Name] yang sudah ia ikat rendah tadi bergoyang pelan, menambahkan kesan kosong di dalam keterpakuan mereka berdua. [Name] menundukkan kepalanya dan mengepalkan kedua tangannya. Giginya bergemelatuk dengan kening yang berkerut. [Name] tidak tahu harus berbuat apalagi saat ini.

Tak lama James berlalu melewati [Name] sehingga membuat gadis itu berbalik dan menatap punggung James. "Kau mau kemana?"

"Apa teman-teman kita masih ada yang tersisa di pasukan kedua?" James bertanya, menatap [Name] dari balik bahunya.

"Entahlah."

James langsung menarik pelatuk 3DMG-nya, meninggalkan [Name] yang tak bergeming. Namun, sedetik kemudian [Name] langsung kembali menyusul James. Meski dengan kondisi seperti ini, [Name] tidak bisa membiarkan James berada di situasi berbahaya seperti yang ia alami tadi.

James pasti akan pergi ke lokasi pasukan kedua dan menyelamatkan teman-temannya yang tersisa. Mengingat James baru saja kehilangan Ellie.

***

𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌𝐒 𝐀𝐍𝐃 𝐆𝐎𝐀𝐋𝐒 || AOT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang