6: Rasa kemanusiaan |S1 (Revisi)

4.9K 967 538
                                    

Happy reading ❤️

***

[Name] mengendap-endap, begitu juga dengan Ellie. Kedua gadis remaja yang tingginya tidak jauh berbeda itu tengah berusaha untuk mendekati posisi kedua anak kecil yang tengah bersembunyi di balik meja sembari menyaksikan sang adik yang masih dimakan oleh titan.

[Name] berdecih. Ini benar-benar merepotkan serta mengancam nyawanya. Seharusnya, Ellie tidak perlu mengambil tindakan nekad seperti ini yang malah membuat jiwa mereka terancam.

"Sssttttss!" [Name] berdesis mengisyaratkan kepada anak kecil lelaki yang berhasil ia dekati untuk tetap diam di posisinya tanpa menimbulkan suara apa pun. Sementara Ellie, gadis itu pun berhasil mendekati anak perempuan tersebut, bahkan juga berhasil membekap mulut anak perempuan yang masih saja berteriak dengan suara seraknya. "Bergeraklah dengan hati-hati!!" tekan [Name].

[Name] berbalik, membiarkan anak laki-laki itu naik ke atas punggungnya dan mengalungkan tangannya pada leher [Name]. Melirik Ellie yang sudah siap, segera ia memberi kode untuk pergi. Namun, sialnya salah satu kaki Ellie tidak sengaja menyenggol kaki meja sehingga menimbulkan suara deritan.

[Name] mengumpat segala kalimat kasar yang tidak pantas untuk diucapkan dan melirik ke belakang. Bulu kuduknya merinding ketika menyadari perhatian titan tersebut teralihkan kepada mereka. Titan itu menatap [Name] dan Ellie yang masing-masing sudah menggendong anak kecil. Lalu dengan segera titan itu membuang bayi yang berada digigitannya hingga tubuh bayi yang hanya tersisa setengah itu membentur dinding. Tanpa aba-aba yang jelas, [Name] langsung menarik tangan Ellie dan membawa gadis itu untuk menaiki tangga serta kembali ke keruangan yang mereka pakai untuk bersembunyi tadi.

[Name] yang menggendong anak laki-laki di punggungnya menaiki anak tangga dengan cepat, diikuti Ellie di belakangnya. Cukup kesusahan memang, tetapi, ia harus bergerak cepat karena titan tersebut mulai mengejar mereka.

Ketika berhasil berlalu masuk bersama Ellie, [Name] dengan segera menutup pintu ruangan tersebut dan menarik meja kokoh yang sempat ia pakai untuk menjadi tameng persembunyian tadi. Meletakkan meja tersebut tepat di depan pintu sebagai pengganjal, nafas seketika memburu.

Sementara itu, [Name] dapat mendengar suara raungan dari luar arah sana. Samar-samar terdengar, tetapi semakin dekat. [Name] menatap Ellie dengan tajam dan beralih menurunkan anak laki-laki yang ia gendong. Sejenak ia mengistirahatkan punggungnya.

"Lihat! Karena aksi gilamu kita dikepung oleh titan!"

Ellie menoleh, menatap [Name] dengan tak kalah tajamnya. "Di mana rasa kemanusiaanmu?! Jika saja kita tidak menyelamatkan mereka berdua, mungkin mereka berdua sudah bernasib sama dengan bayi tadi!"

"Tapi, karena kita menyelamatkan mereka, nyawa kita malah ikut terancam! Coba saja jika tadi kita langsung pergi pasti tidak akan seperti ini!" sentak [Name]. "Lagi pula, aku tidak peduli dengan mereka, yang kupedulikan adalah kau dan aku!"

Sekarang, suara raungan titan semakin terdengar jelas. Tanpa aba-aba [Name] segera kembali mengisyaratkan kepada anak laki-laki tadi untuk kembali berada dalam gendongannya. Berdebat pun tidak ada gunanya saat ini. [Name] dan Ellie harus segera pergi dari tempat ini dengan selamat. "Sekarang lebih baik kita pergi dan menyelamatkan diri."

[Name] melangkahkan kakinya dan mengintip ke luar jendela. Dan betul saja, ia menemukan 1 titan berukuran kira-kira 15 meter yang tengah berjalan ke arahnya. Tanpa pikir panjang [Name] langsung menarik pelatuk 3DMG-nya. Memberi perintah kepada anak laki-laki yang ia gendong untuk mempererat pegangannya.

Mungkin sedikit berat dan susah bergerak dengan gesit, tetapi, semoga saja ini bukan masalah. [Name] melirik ke belakang dan mendapati Ellie mengikutinya. [Name] tidak mengerti kenapa gadis itu masih mau menyelamatkan orang lain meski ia tahu kalau nyawanya sendiri pun sedang dalam bahaya.

𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌𝐒 𝐀𝐍𝐃 𝐆𝐎𝐀𝐋𝐒 || AOT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang