Happy reading
***
Pasukan Pengintai sudah bergerak dan sebentar lagi mereka akan segera tiba sebelum hari menjelang pagi.
"Maaf, kau jadi harus membawa kudaku." Eren yang berjalan di samping [Name] berujar kepada Mikasa.
"Kau harus menghemat tenagamu," sahut Mikasa dengan wajah serius.
"Dia benar. Berisitirahatlah, Eren."
[Name] berdecak, menatap Connie menggunakan ekor matanya. "Bodoh, jangan sebut namanya," tegur [Name] dan dengan segera Connie sadar tentang apa yang ia ucapkan.
"Ah, benar juga. Maaf."
Erwin sempat menegaskan untuk tidak menyebut nama Eren dalam misi kali ini. Itu semua untuk mengantisipasi serangan dari musuh yang kemungkinan akan mengincar Eren.
[Name] menghela nafas, gadis itu mengusap wajahnya lalu menatap malas ke depan. Di depannya sudah ada Hange yang berjalan beriringan dengan Levi sembari menuntun kudanya. [Name] mendongak, memperhatikan langit yang masih gelap. Ini masih subuh dan mereka harus segera tiba di distrik Shiganshina sebelum pagi menyambut.
Jika dilihat-lihat, hutan yang ia lalui ini adalah hutan yang sering menjadi lokasi [Name] dan James mencari kayu bakar bersama. Tanpa ia sadari, bibir yang awalnya membentuk garis lurus kini melengkung ke bawah. Semakin terlihat suram. Banyak hal yang sudah ia lalui di hutan ini bersama banyaknya kenangan.
"Titan di sisi kiri! Semuanya, berhenti! Terangngi tempat itu!"
Sontak ketika mendengar perintah dari salah satu senior Pasukan Pengintai, [Name] menghentikan langkahnya dan langsung mengarahkan bijih bersinar miliknya ke sisi kirinya. Satu ekor titan terlihat tengah tertidur meski matanya tetap terbuka.
"Tidak apa-apa. Dia masih tertidur. Dia pasti bukan salah satu tipe baru yang bergerak di malam hari. Sayang sekali, lebih baik biarkan saja." Hange berujar, membuat [Name] menatap wanita tersebut.
Tipe baru yang Hange maksud adalah tipe titan yang bergerak mengandalkan sedikit cahaya bulan dan matahari. Tipe titan tersebut sama seperti titan yang menyerang Historia, Ymir, Connie, Reiner dan Berthold di kastil waktu itu. Dan satu hal tak terduga lainnya, titan-titan tersebut ternyata berasal dari desa tempat tinggal Connie. Untuk perkira penyebab warga-warga bisa menjadi titan tidak berakal saat ini adalah Beast titan lah penyebabnya.
"Semoga saja kita bisa menangkapnya suatu hari nanti!" tambah Hange dengan nafsu yang jelas terlihat.
[Name] berdecak ketika mendengar Hange mengatakan ketertarikannya kepada titan. Gadis tersebut mengangkat bijih bersinar yang ia pakai sebagai alat penerangan hingga menyorot Hange. "Bagaimana jika kita membunuh titan tersebut?"
Pertanyaan tersebut sontak membuat Hange menoleh ke arahnya dan terkekeh. "Kau terdengar seperti sangat membenci titan, ya."
[Name] berdecih. "Kuharap mereka secepatnya punah dan setelah itu aku bisa hidup normal kembali." [Name] hanya ingin hidup normal. Mengwujudkan mimpi dan tujuannya.
"Suatu saat nanti akan kubuat kau mengakui kalau titan itu keren."
[Name] menatap Hange dengan tak minat lalu kembali menunduk. Tatapan Hange terlihat begitu yakin untuk merubah sudut pandang [Name] mengenai titan. Namun, tidak bisa dipungkiri [Name] memang sangat membenci titan. Karena titan-titan tersebutlah ia kehilangan kedamaian, kebahagiaan, kehidupan normalnya dan orang-orang berharganya.
"Aku menemukan tanda-tandanya! Ada tanda bekas jejak! Kita sudah dekat!"
Lantas semua prajurit tersentak ketika mendengar seruan tersebut. [Name] mengeratkan genggamannya pada tali kekang kudanya dan menatap tajam ke arah depan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌𝐒 𝐀𝐍𝐃 𝐆𝐎𝐀𝐋𝐒 || AOT
FanfictionApa kau pernah memiliki mimpi dan tujuan di dalam hidupmu? Gadis yang minim rasa kemanusiaan ini juga memiliki mimpi dan tujuannya sendiri. *** Lahir dengan masa lalu yang abu-abu membuat [Name] bermimpi untuk mencari kebenaran mengenai siapa ayahny...