32: Berbicara [2] |S4 (Revisi)

2.7K 561 297
                                    

Satu tarikan nafas panjang [Name] lakukan sembari memegang sebuah knop pintu. Ketika ia memutar knop pintu tersebut, pintu terbuka. [Name] mendorong pintu tersebut ke dalam dan melangkah masuk ke dalam sebuah kamar yang sepi.

Ia memejamkan matanya tak kala merasakan suasana sesak ketika menginjakkan kakinya di dalam kamar yang dulunya Shasa tempati.

[Name] melangkahkan kedua kakinya menghampiri sebuah kotak kardus berukuran sedang yang berisikan barang-barang milik Shasa yang sudah ia simpan di dalamnya. Shasa tidak terlalu membawa banyak barang untuk diletak di kamarnya ini. Hanya beberapa barang yang ia perlukan karena setiap libur bertugas, Shasa akan langsung pulang ke rumahnya dan menghabiskan waktu liburnya bersama keluarganya.

[Name] mengangkat kardus tersebut dan berjalan ke arah pintu keluar. Ia berhenti sejenak dengan kepala yang menunduk. "Kamar ini ... kini sudah kosong dan akan segera diisi oleh orang lain," ujar gadis tersebut sembari menutup pintu.

[Name] akan mengantar barang-barang milik Shasa ke rumah orang tua gadis tersebut. Semuanya terlihat sangat sibuk saat ini dan maka dari itu ia berinisiatif melakukan tugas ini. Lagi pula, ketika pemakamam Shasa, [Name] tidak sempat bertemu dengan orang tua Shasa lantaran ia harus menemani Hange.

Jadi ini adalah kesempatan yang tepat baginya untuk bertemu dengan kedua orang tua Sasha.

***

[Name] telah tiba dikediaman keluarga Shasa. Beberapa kuda dibiarkan bebas di halaman yang penuh dengan rumput. Beberapa anak kecil tampak berlarian ke sana ke mari dengan senda gurau mereka. Ini adalah pemandangan yang akan kau dapatkan jika berkunjung ke peternakan keluarga Braus.

[Name] turun dari atas kudanya sembari menahan kardus yang ia bawa sepanjang perjalanan. [Name] menunggangi kuda dalam tempo yang santai, jadi tidak ada kendala sama sekali selama dalam perjalanannya.

[Name] meletakkan kardus tersebut di atas rerumputan kering lalu mengikat tali kekang kudanya pada sebuah pagar kayu.

"Kak [Name]!"

[Name] menoleh ketika usai mengikat tali kudanya. Ia melihat seorang bocah perempuan berambut pirang melambaikan tangannya ke arah [Name] dengan senyuman tipisnya. [Name] mengulas senyuman paksanya dan membalas lambaian tangan gadis tersebut.

"Kaya, apa paman dan bibi ada di rumah?" [Name] bertanya dengan sedikit berteriak.

"Ada!"

[Name] kembali mengangkat kardus berisikan barang-barang Shasa dan membawanya menuju ke rumah orang tua Shasa. Berhenti di depan pintu lalu mengetuk pintu sehingga beberapa mata tertuju ke arahnya.

"[Name], lama tidak bertemu, Nak." Ayah Shasa langsung menyambut kedatangan [Name] dan menghampiri gadis tersebut.

[Name] tersenyum tipis lalu memperhatikan kardus yang ia bawa. "Aku membawakan barang-barang milik Shasa yang tertinggal di markas."

Sontak ucapan gadis tersebut membuat suasana hening. [Name] memperhatikan ibu Shasa yang tampak menunduk dan berbalik, lalu beberapa pasang mata anak kecil yang menatapnya tengah mempersiapkan sarapan.

"Terimakasih."

Ayah Shasa mengambil kardus tersebut dan mengecek isi dari kardus yang ia terima. Sebuah senyuman tipis nan pilu terlihat, membuat [Name] merasa bersalah karena sudah mengacaukan pagi hari mereka dengan membawa barang-barang milik Shasa.

"Benda-benda ini adalah benda yang paling Shasa butuhkan sepertinya."

Ujaran ayah Shasa sontak membuat [Name] mengusap tekuknya. "Berat sekali rasanya, tetapi sudah begini mau bagaimana lagi. Tugasku sudah selesai, aku akan pergi, Paman."

𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌𝐒 𝐀𝐍𝐃 𝐆𝐎𝐀𝐋𝐒 || AOT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang